Final yang Terasa Dekat dan "Masa Depan yang Cerah" bagi Timnas Inggris

Cerita

by Redaksi 33 37441

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Final yang Terasa Dekat dan "Masa Depan yang Cerah" bagi Timnas Inggris

Babak final sebuah turnamen, bagi timnas Inggris adalah sesuatu yang jauh. Terakhir kali timnas senior mereka merasakan atmosfer final adalah pada Piala Dunia 1966, yaitu saat mereka menjadi juara dunia sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia saat itu.

Menengok sejenak ke tim di bawah level senior, tim U17 mereka menjadi runner-up Piala Eropa UEFA 2017 pada 19 Mei yang (imbang 2-2 melawan Spanyol kemudian kalah adu penalti), tim U18 mereka merasakan juara Toulon Tournament pada tahun lalu (2016), tim U19 dan tim U21 mereka menjadi runner-up pada tahun 2009 masing-masing di Piala Eropa U19 (di Ukraina) dan Piala Eropa U21 (di Swedia).

Kesuksesan tim-tim junior Inggris seolah sulit diikuti oleh tim senior mereka. Hal ini juga berulang dan semakin ditegaskan di tahun ini, 2017, saat pertandingan final menjadi lebih dekat bagi Inggris. Inggris U18 lolos ke final Turnamen Toulon menantang Pantai Gading, sementara Inggris U20 lolos ke final Piala Dunia FIFA U20 di Korea Selatan menghadapi Venezuela.

Masa depan menjadi lebih cerah bagi mereka... tapi juga sekaligus membuat tim senior mereka semakin di-bully karena kalah dengan para junior.

***

Timnas Inggris, walau bergelimang pemain-pemain berbakat, kerap kesulitan untuk berbicara dalam sebuah turnamen resmi. Sejak menjadi juara pada 1966, gelar menjadi sesuatu yang sulit digapai oleh The Three Lions. Jangankan gelar, menjejakkan kaki ke partai final saja cukup susah. Ini menjadi sebuah masalah tersendiri bagi Inggris, di tengah glamornya liga mereka yang berubah menjadi Liga Primer sejak 1992 silam.

Untuk menggenjot prestasi timnas, berbagai upaya pun pada akhirnya dilakukan oleh Inggris. FA bahkan sampai membentuk program England DNA agar dapat membentuk pemain timnas berkualitas, walau program ini pada akhirnya mendapat bantahannya sendiri juga.

Namun, beda hal dengan timnas senior, timnas junior mereka kerap mencatatkan hasil yang cukup baik dalam turnamen antar negara. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, timnas junior mereka (tepatnya U18) berhasil menjuarai Turnamen Toulon 2016. Timnas U19 mereka juga mencatatkan hasil yang cukup baik pada gelaran Piala Eropa U19 2016 silam, sampai ke babak semi-final sebelum ditaklukkan oleh Italia.

Pada 2017, pencapaian timnas junior Inggris yang sangat mengesankan ini (final Piala Dunia U20 dan final Turnamen Toulon 2017), yang bahkan dinilai lebih baik daripada tim senior andaikan mereka gagal juara pun, masih diselidiki penyebabnya apakah karena penerapan dari program England DNA tersebut atau tidak.

Inggris di ajang Turnamen Toulon

Berusaha mengulang prestasi yang mereka torehkan dalam turnamen Toulon 2016, timnas Inggris kembali berpartisipasi dalam ajang Turnamen Toulon 2017. Pada turnamen kali ini mereka kembali menurunkan skuat U18 mereka, dengan beberapa pemain yang lebih tua dari 18 tahun (sesuai peraturan kejuaraan tersebut) seperti pemain tertuanya, Joe Worrall yang berusia 20 tahun yang bermain di Nottingham Forest.

Tapi bisa dibilang bahwa skuat mereka yang U18++ dan bahkan bisa dibilang U20 juga karena ada tiga pemain berusia 20 tahun, adalah skuat B mereka, karena skuat A timnas U20 yang berisikan Ademola Lookman dan Dominic Solanke sedang bermain di ajang Piala Dunia U20 di Korea Selatan.

Meski hanya menurunkan "timnas U20 B", namun The Three Lions dapat mencatatkan prestasi gemilang dalam ajang ini. Beberapa pemain Inggris yang bermain di Turnamen Toulon antara lain adalah Josh Tymon, Worrall, Demetri Mitchell, Elliot Moore, dan nama pemain yang paling mencerminkan pemain andalan: Ronaldo Vieira, seorang gelandang keturunan Burkina-Faso yang saat ini bermain di Leeds United.

Skuat Inggris "U20 B" sekarang sudah menjejakkan kaki mereka di partai final Turnamen Toulon. Di partai final, mereka akan berhadapan dengan Pantai Gading pada Sabtu (10/06/2017) sore waktu Prancis. Menarik untuk memerhatikan apakah skuat timnas Inggris "U20 B" ini dapat mengulang prestasi pada turnamen Toulon 2016 nanti atau tidak.

Inggris di ajang Piala Dunia U20

Karena sukses menjadi semi-finalis pada gelaran Piala Eropa U19 2016 silam, timnas Inggris pun berhak atas satu jatah di putaran final Piala Dunia U20 yang digelar di Korea Selatan pada 20 Mei sampai 11 Juni 2017 ini. Perjalanan mereka dalam ajang ini pun terbilang cukup baik, dengan kembali menjejakkan kaki di partai final.

Berbeda dengan tim yang turun di Turnamen Toulon, timnas U20 Inggris yang tampil di Korsel ini bermaterikan pemain-pemain yang pernah mengenyam kompetisi Liga Primer macam Lookman, Josh Onomah, Lewis Cook, dan Sheyi Ojo. Ada juga nama pemain yang baru saja menandatangani kontrak bersama Liverpool, Solanke, yang juga mampu tampil baik dengan mencetak empat gol sepanjang kompetisi bergulir.

Dengan penampilan yang cukup mengesankan tersebut, timnas U20 Inggris mampu melaju dengan mulus sampai partai final. Di final, mereka akan berhadapan dengan kesebelasan penuh kejutan dari Amerika Selatan, Venezuela, pada Minggu (11/6/2017) mendatang.

Jika Inggris mampu menang, maka anak-anak ini akan masuk buku sejarah Inggris sebagai tim Inggris yang pertama kali mampu memenangkan gelar Piala Dunia U20.

***

Melihat capaian yang ditorehkan oleh timnas junior Inggris pada 2017 ini, terlihat bahwa sebenarnya Inggris memiliki banyak pemain bertalenta. Hal ini sedikit menepis keraguan blog The Hairdryer yang sempat mengkritisi program England DNA dan menyebut bahwa Inggris tak memiliki pemain berbakat.

Jika Inggris mampu menjuarai kedua turnamen ini, maka hal tersebut akan menjadi pencapaian tersendiri bagi The Three Lions. Tapi kalaupun Inggris tidak juara, mereka tidak perlu risau. Dengan bermunculannya pemain muda ini, masa depan yang akan mereka songsong di depan lebih cerah.

Namun "cerah"-nya masa depan mereka ini juga jangan terlalu menjadi ekspektasi yang tinggi, karena seperti biasa, Inggris adalah ahlinya PHP (pemberi harapan palsu). Hal yang paling mengesalkan dari moncernya Inggris junior di Toulon Tournament dan Piala Dunia U20 ini bukanlah penampilan atau jam bermain mereka yang meningkat pesat, melainkan harga transfer mereka yang meningkat selangit padahal belum ada bukti nyatanya di "belantara sepakbola sesungguhnya".

foto: @BBCSport

Komentar