Menyelami Misi Spesial Jorge Mendes di Wolverhampton Wanderers

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi 79378

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Menyelami Misi Spesial Jorge Mendes di Wolverhampton Wanderers

Wolverhampton Wanderers gagal promosi ke Liga Primer untuk musim 2017/2018. Pada musim 2016/2017, mereka hanya mampu menempati urutan ke-15 klasemen, sangat jauh dari papan atas. Pencapaian tersebut seolah mengulang apa yang terjadi pada musim sebelumnya, ketika mereka hanya puas menduduki peringkat ke-14 klasemen.

Namun musim depan, jangan heran jika Wolverhampton akan menjadi kandidat kuat untuk promosi ke Liga Primer, yang mereka "tinggalkan" terakhir pada musim 2011/2012. Hal ini tak lepas dari keterlibatan agen Cristiano Ronaldo, Jorge Mendes, untuk memuluskan langkah Wolves kembali ke Liga Primer.

Wolves promosi ke Liga Primer 2009/2010 setelah menjadi juara Championship pada musim sebelumnya. Sempat bertahan dua musim, The Wanderers akhirnya kembali ke divisi Championship karena menempati juru kunci pada musim ketiganya di Liga Primer. Lebih buruk, saat kembali ke divisi Championship, mereka langsung terdegradasi ke divisi tiga, League One, karena menempati posisi 23.

Namun hanya semusim Wolves bertahan di League One setelah mereka kembali promosi dengan keberhasilan menjadi juara League One 2012/2013 di bawah asuhan Kenny Jackett. Hanya saja kemampuan Jackett tak lebih dari itu, tak mampu memenuhi keinginan Wolves untuk promosi kembali ke Liga Primer. Akhirnya ia dipecat dan digantikan oleh Walter Zenga hingga Paul Lambert, setelah Jackett hanya menempatkan Wolves di peringkat 14.

Lambert pun ternyata tak mampu melakukan hal serupa, bahkan lebih buruk, yaitu finis di urutan ke-15. Namun ada satu hal yang menyebabkan kegagalan Lambert; Jorge Mendes. Mantan manajer Aston Villa dan Norwich City tersebut tak bisa membentuk skuat terbaik sesuai dengan keinginannya karena manajemen anyar Wolves lebih percaya pada Mendes.

Saat Lambert datang, Wolves begitu hancur lebur di klasemen dengan menempati peringkat ke-19. Biaya 30 juta paun yang dikeluarkan oleh manajemen seolah sia-sia di tangan manajer sebelumnya, Walter Zenga. Kedatangan Lambert memang memberikan angin segar, seperti ketika mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1 pada babak keempat Piala FA.

Lambert sebenarnya tak ingin hengkang dari Wolves, hanya saja manajemen Wolves lebih mendengar saran Mendes dalam perihal perekrutan pemain, termasuk perekrutan manajer. Akhirnya pada akhir musim 2016/2017, Lambert diputus kontrak oleh Wolves untuk memberikan tempat pada manajer pilihan Mendes; Nuno Espirito Santo.

Bagi yang mengikuti sepak terjang Mendes, nama Nuno Espirito Santo jelas bukan sosok asing bagi Mendes. Ia adalah klien pertama Mendes saat Mendes memutuskan menjadi agen pemain pada 1996. Nuno sendiri musim lalu menukangi FC Porto yang menempati peringkat kedua Liga Portugal.

Sebenarnya agak mengherankan ketika seorang pelatih berkualitas seperti Nuno menukangi Wolves yang notabene kesebelasan medioker, bahkan menempati urutan ke-15 musim lalu. Apalagi Nuno mengaku mendapatkan banyak tawaran melatih di kesebelasan lain. Namun kesediaan Nuno untuk menjadi manajer Wolves tak lepas dari apa yang sedang dikerjakan oleh Mendes di Wolves.

"Saya seorang klien dari agen terbaik di dunia. Saya melakukan pekerjaan saya, dan dia melakukan pekerjaannya," tutur Nuno ketika ditanyai keterlibatan Mendes sehingga ia bisa menjadi manajer Wolves.

Mendes memang bukan agen biasa. Ia dikenal sebagai super agen. Silakan baca tulisan saya tentang Mendes yang berjudul "Mengenal Jorge Mendes, Sosok di Balik Mega Transfer Klub Eropa". Di Wolves pun ia punya tugas lebih, yakni sebagai penasihat tim. Jabatan ini ia dapatkan setelah perusahaan asal Tiongkok, Fosun Internasional, mengambil alih kepemilikan Wolves dari Steve Morgan bersama Bridgmere Group-nya pada Juli 2016 lalu. Kerjasama Mendes dengan Fosun sendiri bermula pada awal 2016, ketika anak perusahaan Fosun, Shanghai Foyo, membeli sejumlah saham perusahaan agensi milik Mendes, Gestifute.

"Seseorang yang memiliki hubungan pertemanan dekat dengan pemilik klub. Kami mendapatkan pendapat dan saran darinya," ujar managing director Wolves, Laurie Dalrymple, ketika ditanyai mengenai peran Mendes bagi Wolves oleh Guardian.

Sebelum Nuno Espirito, Mendes sudah menyuntikkan tenaga para pemainnya untuk menjadikan Wolves lebih kuat. Ivan Cavaleiro dan Helder Barbosa adalah dua pemain agensi Gestifute yang sudah membela Wolves sejak musim lalu. Belum lagi pemain-pemain Portugal, negara asal Mendes, yang juga membela Wolves lewat relasi yang dimiliki Mendes seperti Joao Teixeira dan Silvio. Ola John, yang juga didatangkan dari Benfica sama seperti Teixeira dan Barbosa dengan status pinjaman, tak lepas dari kedekatan Mendes dengan Benfica. Begitu juga kemudahan Wolves meminjam pemain Manchester United, Cameron Borthwick-Jackson, karena manajer Manchester United, Jose Mourinho, juga merupakan klien dari agensi Gestifute.

Pada musim lalu, terdapat tiga pemain Benfica didatangkan Wolves. Hal itu tak lepas dari "ulah" Mendes. Gestifute memang memiliki kedekatan dengan Benfica, sebagaimana saat ini terdapat tujuh pemain (salah satunya Ederson yang baru dilepas ke Manchester City). Benfica sendiri tak akan ragu bekerja sama dengan Mendes, karena Mendes sudah banyak berjasa bagi Benfica lewat pemain-pemain dari agensinya, baik itu secara prestasi maupun secara finansial. Andre Silva, Fabio Coentrao, Angel Di Maria, Bernardo Silva, Ezequiel Garay, Goncalo Guedes, Andre Gomes, hingga Renato Sanches adalah pemain-pemain di bawah agensi Gestifute yang berhasil memberikan uang banyak untuk Benfica lewat hasil penjualan mereka ke kesebelasan lain.

Tak hanya Benfica, Porto pun demikian. Musim lalu mungkin hanya satu pemain Porto yang didatangkan Mendes untuk Wolves. Tapi musim depan mungkin akan datang lagi pemain Porto lain yang membela Wolves baik itu dari pinjaman maupun pembelian. Karena Porto pun sama seperti Benfica, bisa berprestasi tak lepas dari peran Mendes dan para pemainnya. Radamel Falcao, Eliaquim Mangala, Ricardo Quaresma, Ricardo Carvalho, Pepe, Helder Postiga, Nicolas Otamendi, James Rodriguez, hingga Deco Souza adalah para pemain Mendes yang sempat mampir ke Porto sebelum dijual dengan nilai transfer fantastis.

Untuk musim ini, Wolves telah mendapatkan pemain Portugal baru, Roderick Miranda. Miranda dibeli dari Rio Ave dengan nilai transfer sekitar 2,5 juta paun. Miranda sebenarnya tak memiliki agen, sehingga kemungkinan besar ia direkrut Wolves tanpa ada campur tangan Mendes di belakang meja. Tapi yang perlu diketahui, Miranda merupakan pemain lulusan akademi Benfica, dan Nuno Espirito pernah menjadi pelatih Rio Ave pada 2013/2014.

Aktivitas transfer Wolves tampaknya belum selesai mengingat bursa transfer musim panas sebenarnya belum dibuka secara resmi. Akan tetapi Mendes pasti sudah mulai menyibukkan diri dengan membuka relasi dengan target-target incarannya, setidaknya dengan Benfica dan Porto untuk menentukan siapa yang akan bergabung Wolves. Jika pemain-pemain yang ia incar bisa didapatkan untuk Wolves, ditambah kehebatan Nuno Espirito sebagai peramu strategi, jangan heran jika musim 2018/2019 Wolves akan kembali ke Liga Primer.

Baca juga:

Kenapa Pesepakbola Membutuhkan Agen?

Halo... Saya Agen Pemain

Komentar