Gol Tangan Tuhan yang Menjadikan Piala Dunia 1986 Ikonik

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gol Tangan Tuhan yang Menjadikan Piala Dunia 1986 Ikonik

Dalam sejarah perhelatan Piala Dunia, penyelenggaraan pada tahun 1986 di Meksiko tampaknya menjadi yang paling banyak dikenang. Ada banyak kejadian yang terjadi sebelum hingga saat Piala Dunia digelar, yang membuat turnamen empat tahunan itu dianggap paling ikonik.

Salah satunya adalah peristiwa yang mengancam gagal terlaksananya Piala Dunia 1986, karena beberapa infrastruktur stadion rusak diterjang gempa besar delapan bulan sebelum pesta sepakbola dunia itu diselenggarakan.

Selain kerusakan, bencana tersebut juga menewaskan sekitar 30 ribu orang. Walaupun begitu, meski dalam keadaan berkabung, Piala Dunia tetap diselenggarakan karena pada saat itu tidak semua stadion hancur. Selain itu proses perbaikan terhadap beberapa infrastruktur yang hancur pun bisa diselesaikan tepat waktu.

Mungkin bisa dibayangkan betapa kecewanya publik sepakbola saat itu bila tahu Piala Dunia 1986 gagal diselenggarakan. Satu hal yang lebih krusial tentunya, andai Piala Dunia 1986 tidak jadi diselenggarakan, maka tidak akan muncul sebuah gol paling fenomenal dan paling kontroversial yang pernah dicetak oleh bintang Argentina saat itu, Diego Armando Maradona.

Kejadiannya terjadi pada 22 Juni 1986 di partai perempat final antara Argentina melawan Inggris di Stadion Azteca. Pertandingan tersebut bisa dibilang emosional, karena kedua kesebelasan memang rival yang kemudian bisa membuat tensi pertandingan memanas. Namun pada laga tersebut Argentina jauh lebih mendominasi jalannya pertandingan.

Namun hingga turun minum skor 0-0 bertahan. Pada paruh kedua Argentina kemudian semakin agresif menekan pertahanan The Three Lion, hasilnya pada menit 50, gol yang ditunggu para partisan La Abiceleste pun tercipta.

Prose terciptanya gol berawal dari serangan cepat Argentina dengan bola pendek, dari tengah lapangan. Maradona yang saat itu mendapat operan dari rekannya kemudian berlari dan berhasil merangsek ke bibir kotak penalti Inggris. Karena saat ini para pemain bertahan The Three Lion menumpuk, Maradona kesulitan untuk melakukan aksinya, hingga bola kemudian di oper kepada Jorge Valdano yang sebenarnya sedang mendapat pengawalan ketat pemain belakang Inggris.

Valdano kemudian gagal menjangkau bola, salah satu pemain bertahan Inggris berhasil melakukan sapuan. Sayang sapuan itu kurang sempurna hingga bola kemudian mengarah ke kotak penalti sendiri. Shelton berlari dan melompat untuk mengamankan bola.

Tapi tanpa terduga ada pergerakan tanpa bola yang dilakukan Maradona hingga bisa merangsek sampai kotak penalti. Duel antara Shelton dan Maradona pun terjadi, kondisinya saat itu sangat terlihat kalau 100 persen duel akan dimenangi Shelton karena jangkauannya yang lebih dekat dengan bola.

Namun tanpa diduga, Maradona yang kalah postur juga ikut menggunakan tangannya untuk menjangkau si kulit bundar, dan berhasil. Bola kemudian masuk ke gawang. Ali Bin Naser, wasit asal Tunisia, mengesahkan gol tersebut.

Para pemain Inggris sempat memprotes keras keputusan tersebut, namun Bin Naser bergeming dari keputusannya mengesahkan gol tersebut. Saat itu kondisinya posisi Bin Naser memang berada jauh dari proses terjadinya duel, sehingga ia sulit untuk melihat secara pasti yang terjadi sebenarnya. Selain itu, Mardona juga menyamarkan gerakan tangannya seirama dengan ayunan kepala.

Gol handball yang diciptakan Maradona itu kemudian dikenal dengan sebutan gol tangan Tuhan, karena seusai pertandingan Maradona mengatakan: ”Gol itu terjadi berkat gabungan kepala saya dan bantuan tangan Tuhan."

Gol kontroversial tersebut kemudian menjadi buah bibir, hingga popularitasnya tetap terjaga hingga hari ini. Gol tersebut juga secara tidak langsung menjadi semacam kejadian paling ikonik yang dikenang dari Piala Dunia 1986.

Dalam pertandingan perempat final itu, Argentina sukses meraih kemenangan 2-1. Satu gol Argentina lainnya juga dicetak oleh Maradona pada menit 54, melalui proses yang sangat cantik. Saat itu Maradona menari-nari sendiri dari tengah lapangan melewati hadangan kurang lebih empat pemain Inggris, termasuk penjaga gawang Peter Shilton sebelum menceploskan bola ke gawang kosong. Gol tersebut kemudian membawa Argentina memimpin 2-0. Namun Gary Lineker berhasil memperkecil kedudukan mencetak gol untuk memperkecil kedudukan menjadi 1-2 pada menit 80.

Memuja Maradona dengan Ritus

Piala Dunia 1986 seolah-olah menjadi panggung aksi bagi Maradona seorang. Sebab selain aksi-aksinya yang selalu menuai pujian, ia juga sukses membawa La Albiceleste juara di ajang tersebut. Publik sepakbola Argentina kemudian sangat memuja Sang Kapten. Saat gol tangan Tuhan tercipta, sebagai orang di Argentina kemudian menasbihkan Maradona sebagai Tuhan.

Di Argentina bahkan ada Agama pemuja Maradona yang didirikan pada 30 Oktober 1998, bernama Iglesia Maradoniana atau Gereja Maradona. Tentu saja itu bukanlah agama yang rasional. Kepercayaan dari para Diegorian Brother itu masuk kategori parody religion, yang biasanya diciptakan untuk tujuan tertentu yang berhubungan dengan keyakinan lain.

Para anggota persaudaraan Diego tetap memiliki agama yang rasional. Seperti yang diungkapkan Alejandro Veron, salah satu pendiri Iglesia Maradoniana.

"Saya punya agama yang rasional, yaitu Katolik Roma, tapi saya juga punya agama dalam hal gairah dalam hati, yaitu Diego Maradona,” tegasnya seperti dikutip dari Wikipedia.

Foto: Retroact

Komentar