Laga Piala Aljazair antara CR Belouizdad melawan USM Bel-Abbes berakhir imbang 0-0. CR Belouizdad melaju ke babak berikutnya setelah menang melalui drama adu penalti. Sekilas, tidak ada yang spesial dari laga ini. Namun hasil laga ini memang bukan hal yang menjadi pembicaraan.
Adalah pesta kembang api serta suar yang dinyalakan di sekitar stadion yang menjadi pemandangan utama pada pertandingan itu. Bahkan, beberapa suar terlihat dinyalakan dan digantung di gedung dekat stadion tempat pertandingan berlangsung.
Beberapa kembang api terlihat meledak beberapa kali; memberikan pemandangan layaknya perayaan Tahun Baru. Para pemain yang berada di lapangan seperti tak peduli dengan situasi ini dan bahkan mungkin menikmati pemandangan ini. Mereka tetap bermain seperti biasa di tengah perayaan luar biasa itu.
Komentator yang bertugas di pertandingan itu dilaporkan juga takjub dengan pemandangan tersebut. Ia menyebut pemandangan itu seperti di La Bombonera [markas Boca Juniors] dan El Monumental [markas River Plate].
https://twitter.com/bylka613/status/877436982317772800
Sayangnya, kedua tim tak bisa mencetak gol selama pertandingan tersebut dan mereka mesti menentukan pemenang melalui adu penalti. CR Belouizdad akan menghadapi pemenang antara MC Alger melawan ES Setif di laga puncak Piala Aljazair, yang akan dimainkan pada 24 Juni di Algiers.
Ini menjadi final kesepuluh CRB di Piala Aljazair sejak peluncuran kompetisi ini pada 1962. CRB memenangkan delapan dari sepuluh final Piala Aljazair yang mereka jalani. Islam Slimani pernah menjalani kariernya bersama klub ini selama empat tahun, di mana ia mencetak 122 penampilan dan 43 gol di semua kompetisi.
Menyalakan kembang api dalam stadion sebenarnya dilarang berdasarkan aturan resmi FIFA karena dapat membahayakan penonton lain. Namun, sepertinya pemandangan ini justru akan dinikmati oleh segenap penonton yang hadir. Aljazair memang terkenal cukup militan dalam memberikan dukungannya.
https://twitter.com/Sporf/status/877480967266603009
foto: Daily Mail
Komentar