Tamu Besar Indonesia dari Benua Biru

Cerita

by Redaksi 24 32584

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tamu Besar Indonesia dari Benua Biru

Di antara sederet negara di kawasan Asia, negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, atau Tiongkok mungkin lebih sering menjadi destinasi uji tanding pra musim klub top Eropa. Banyak kesebelasan seperti Real Madrid atau Manchester United yang sering melakukan tur Asia dengan menjadikan salah satu dari tiga negara tersebut sebagai tujuan untuk menjalani agenda pra musimnya.

Selain karena kualitas yang lebih baik dari negara Asia lainnya, salah satu alasan yang membuat tiga negara tersebut sering dikunjungi kesebelasan top Eropa, karena besarnya basis pendukung mereka di negara tersebut.

Selain tiga negara tersebut, Indonesia yang memang terkenal sebagai salah satu negara dengan sepakbola sebagai komoditas utama hiburan masyarakatnya itu juga sebenarnya bisa menarik minat klub elite Eropa untuk berkunjung.

Pada tahun 2017 ini, Indonesia bakal kedatangan Espanyol yang akan menggelar dua laga uji coba melawan Tim Nasional Indonesia U19 pada 14 Juli mendatang, dan Persija Jakarta lima hari kemudian.

Nama Espanyol memang tak setenar Real Madrid, Barcelona, atau Atletico Madrid di Indonesia. Meski begitu, mereka cukup punya prestasi di kancah sepakbola Spanyol. Tercatat, klub asal Catalan itu pernah menjadi juara Copa del Rey sebanyak empat kali pada tahun 1929, 1940, 2000, dan 2006.

Sebelum Espanyol sebenarnya ada beberapa kesebelasan asal Spanyol lainnya seperti Valencia dan Sevilla yang juga pernah datang ke Indonesia.

Selain itu, masih ada banyak klub luar negeri lainnya, khususnya yang berasal dari Eropa pernah berkunjung ke Indonesia. Karena saking banyaknya, hingga tak mungkin juga kalau disebutkan semua, akhirnya kami rangkum menjadi 13 klub, yang pemilihannya berdasarkan pamor yang lebih dikenal oleh pecinta sepak bola Indonesia.

Stade Reims (1956)

Nama Stade Reims mungkin tak sebesar Paris Saint Germain (PSG) atau AS Monaco di kompetisi Prancis. Namun Reims juga punya masa jaya, yang kemudian menjadikan mereka sebagai salah satu tim elite di Prancis hingga Eropa.

Meski kini mereka berkutat di Ligue 2 sebagai kompetisi kelas dua di Prancis, tapi pada periode 1940 hingga 1960-an mereka adalah penguasa sepakbola negeri asal Napoleon itu.

Pada tahun 1956, mereka pernah berkunjung ke Indonesia. Saat itu mereka berstatus sebagai jawara Ligue 1 musim 1954/1955 kondisinya juga mereka tengah bersiap untuk menghadapi pertandingan final Piala Champions (Liga Champions) melawan Real Madrid. Di sela-sela kesibukannya itu mereka mau menyempatkan hadir ke Indonesia.

Tercatat dua bulan Reims menetap di Indonesia dari bulan Juni hingga Agustus, dari rentang waktu tersebut mereka menjajal kekuatan enam tim dari tujuh pertandingan (ada partai ulangan melawan PSSI) yang dilakoni.

Dilansir dari RSSSF, Reims memulai petualangannya di Indonesia dengan mengalahkan Persija Jakarta 11-1 di Stadion Ikada, kemudian beberapa hari kemudian ditempat yang sama mereka juga berhasil mengalahkan PSSI dengan skor 5-1. Pada laga ketiganya, Reims menghadapi tim Tionghoa di Stadion Tambaksari, Surabaya. Saat itu mereka menang tipis 1-0.

Tiga hari kemudian tur berlanjut ke Bandung untuk menghadapi Persib bandung di Stadion Siliwangi. Perlawanan sengit Uut Kuswendi dan kawan-kawan memaksa Raymond Kopa dan kawan-kawan hanya bisa menang tipis 3-2. Kemudian mereka pergi ke Padang untuk menghadapi PSSI B di stadion Banteng. Hasilnya tragis bagi mereka karena Reims kalah 2-3 dari PSSI B.

Tur berlanjut ke Medan dengan menjajal kekuatan PSMS Medan di Stadion Teladan, hasilnya cukup bagus karena mereka menang 6-1. Tur diakhiri di Lapangan Ikada, Jakarta. Saat itu mereka kembali menghadapi tim PSSI. Mereka menang tipis 3-2 dalam laga tersebut.

PSV Eindhoven (1971,1987,1996)

Selanjutnya adalah PSV Eindhoven, yang sampai dengan saat ini konsisten menjaga pamornya sebagai kesebelasan papan atas Belanda. Berbeda dengan Reims yang sampai harus menghabiskan waktu hingga dua bulan lamanya di Indonesia, PSV lebih cerdik dengan mengatur kunjunganya itu dalam tiga periode.

Kunjungan pertama mereka ke Indonesia terjadi pada tahun 1981. Saat itu, mereka mengagendakan tiga laga uji coba yaitu melawan PSMS Medan, Persebaya Surabaya, dan timnas Indonesia. Pada pertandingan pertama, mereka berhasil mengalahkan PSMS di Stadion teladan dengan skor 4-0.

Kemudian tur dilanjutkan ke Stadion Tambaksari untuk menjajal kekuatan Persebaya. Hasilnya mereka sukses mengalahkan bajul Ijo dengan skor telak 8-1. Tur pertama mereka diakhiri dengan mengalahkan Indonesia enam gol tanpa balas di Jakarta.

Pada tahun 1987, periode kunjungan kedua PSV ke Indonesia pun terjadi. Saat itu mereka menunjuk Persib Bandung sebagai lawan tanding. Dengan komposisi pemain utama yang diturunkan, The Rood Witten tak menemui kendala berarti saat menghadapi Maung Bandung di Stadion Siliwangi, Kota Bandung. Hasilnya, PSV menang dengan skor 6-0.

Saat itu mereka juga berkesempatan menjajal kekuatan timnas Indonesia. Luar biasa saat itu bagi timnas, karena berhasil menahan imbang PSV 3-3. Gol Indonesia kala itu diciptakan Ricky Yacobi yang mencetak dua gol dan Jaya Hartono.

Pada tahun 1996 PSV kembali ke Indonesia. Saat itu tim yang diasuh Dick Advocaat ini mengalahkan Persma 6-0 dan 6-2 melawan Persebaya Surabaya.

Ajax Amsterdam (1975 dan 2014)

Jejak PSV berkunjung ke Indonesia kemudian diikuti pula oleh Ajax Amsterdam. Dari sisi pamor dan prestasi Ajax lebih bagus dari PSV, karena mereka tercatat sebagai klub tersukses di Belanda. Kedatangan klub yang dikenal dengan akademi sepakbolanya yang bagus itu terjadi pada tahun 1975.

Saat itu mereka mengikuti sala satu turnamen segitiga di Indonesia. Ajax tidak datang sendirian, saat itu mereka tiba di Indonesia bersama Manchester United. Dalam turnamen tersebut Ajax mengungguli Manchester United 3-2, dan mengalahkan Indonesia Tamtama 4-1 Indonesia pada 5 Juni 1975.

Rangkaian tur Ajax berlanjut dengan menghadapi juara regional 1974, PSSI Wilayah I. Saat itu Ajax tumbang 2-4. Rangkaian tur Ajax dilanjutkan dengan pertandingan melawan Persija Jakarta (1-1) dan Persebaya Surabaya (3-2).

Selang lebih dari tiga dekade kemudian, Ajax kembali ke Indonesia pada tahun 2014 lalu. Ada dua agenda uji coba yang mereka jalani. Pertama menghadapi Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno, yang berkesudahan 3-0 untuk keunggulan Ajax.

Kemudian menghadapi Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat. Dalam laga tersebut skuat asuhan Djadjang Nurdjaman mampu membuat para pemain Ajax frustasi, hasilnya Persib berhasil menahan tamunya dari Belanda itu dengan skor 1-1.

Bersambung ke halaman selanjutnya, kisah saat Manchester United datang ke Indonesia

Komentar