Sempat digosipkan akan berlabuh kembali ke Chelsea, Romelu Lukaku akhirnya berpindah haluan. Gosip baru menyebut bahwa ia akan segera berseragam Manchester United.
Romelu Lukaku menjadi salah satu komoditi yang cukup panas dalam bursa transfer musim panas 2017 ini. Keinginannya untuk bermain dalam ajang Liga Champions membuat namanya santer dikabarkan akan segera hengkang dari Everton. Apalagi The Toffees mengakhiri musim 2016/2017 hanya berada di peringkat tujuh, alias sama sekali tidak lolos ke zona Liga Champions musim 2017/2018.
Beberapa klub mulai mengutarakan ketertarikannya kepada Lukaku. Chelsea, klub yang sempat merawat sekaligus menyekolahkannya di masa lampau, digosipkan tertarik untuk merekrutnya kembali, setelah Diego Costa juga dikabarkan akan segera hijrah dari Stamford Bridge. Lukaku pun merasa bahwa ia masih punya hutang di Stamford Bridge, karena ia tidak pernah sukses selama berkarier di Chelsea.
Namun, kabar lain tiba-tiba berhembus kembali. Penyerang timnas Belgia tersebut dikabarkan akan segera menjadi penyerang Manchester United. Beberapa media melansir, mahar 75 juta paun menjadi biaya yang harus ditebus oleh manajemen The Red Devils demi merekrut Lukaku dari Everton. Sebuah harga yang tidak murah tentunya.
Dapatkah Lukaku menjawab ekspektasi tersebut, jika kelak ia berseragam Manchester United?
Lukaku beserta kekurangan dan kelebihannya
Romelu Lukaku adalah sosok penyerang yang cukup produktif dalam ajang Liga Primer. Dalam lima musim terakhir, total ia sudah menorehkan 85 gol. Jumlah golnya ini hanya berbeda sedikit dengan Sergio Aguero yang berhasil menorehkan 99 gol dalam lima musim terakhir, namun unggul dari Harry Kane yang baru mencetak 78 gol.
Secara torehan gol, Lukaku tidak kalah dengan penyerang-penyerang lain. Begitu masuk wilayah kotak penalti, ia bisa menjadi penyerang yang amat tajam dan klinis. Itulah kelebihan dari penyerang yang sekarang berusia 24 tahun ini. Pada musim 2016/2017, ia bahkan berhasil menorehkan 25 gol dalam ajang Liga Primer.
Tapi semua tentang Lukaku bukan hanya soal kelebihan-kelebihan yang ia miliki. Ada juga kekurangan-kekurangan yang masih tampak dalam permainannya, yang kerap muncul dalam pertandingan-pertandingan Liga Primer yang sifatnya dinamis dan penuh dengan pergerakan pemain sana sini.
Di Manchester United, jika kelak ia jadi bergabung, ia akan berjumpa kembali dengan Jose Mourinho. Mou adalah manajer yang secara tidak langsung "memindahkannya" ke Everton. Sebabnya adalah kegagalan Lukaku mengeksekusi tendangan penalti dalam ajang Piala Super Eropa melawan Bayern Muenchen, yang membuat Chelsea kalah dari Bayern di babak adu penalti.
Mou pun mempertanyakan soal mentalitas yang dimiliki oleh Lukaku, terutama dalam laga-laga besar. Atas alasan tersebut, ia pun memindahkan Lukaku ke Everton, yang pada akhirnya berujung kepada permanennya status Lukaku di Everton mulai musim 2014/2015.
Selain memiliki kekurangan dalam soal mentalitas, ada beberapa masalah lain yang juga ditemukan dalam permainan Lukaku. Jika para penyerang di tim lain memiliki atribusi tambahan berupa kemampuan mengumpan, distance covered area di lapangan yang mumpuni, serta kemampuan menahan bola untuk memberikan kesempatan kepada pemain lain di lini serang, Lukaku belum memiliki itu semua.
Pada musim 2016/2017, United punya sosok tersebut dalam diri Zlatan Ibrahimovic. Meski sudah berusia di atas 30 tahun, nyatanya Ibra masih dapat memberikan sumbangsih di lini serang selain jumlah gol yang ia cetak. Ia bisa menjadi pengalir bola di lini depan sekaligus menjadi penahan bola untuk rekan-rekannya di lini serang.
Dilansir dari Sky Sports, Ibra memiliki akurasi umpan sebesar 73,6%, distance covered area seluas 8,78 km, serta melakukan rataan sprint sebesar 52,1 kali. Catatan-catatan tersebut jauh lebih besar daripada milik Lukaku yang hanya menorehkan akurasi umpan sebesar 65,5%, distance covered area seluas 8,69 km, serta rataan sprint sebesar 45,2 kali.
Dengan masih kurangnya atribusi yang dimiliki Lukaku ini, ia masih butuh pelajaran tambahan untuk menyesuaikan diri dengan permainan United. Apalagi Mou dikenal sebagai manajer yang kerap mengganti taktik dan tidak patuh pada satu taktik yang sama. Lukaku butuh atribusi lain, selain mencetak gol, agar bisa menyesuaikan diri dengan skema Mou di United.
Saran dari Steve Clarke untuk Lukaku
Agar dapat menyesuaikan diri, jika nanti menjadi penyerang United, Lukaku pun butuh bimbingan. Di usianya yang masih 24 tahun, ia masih punya potensi untuk berkembang dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ia miliki sekarang. Steve Clarke menjabarkan kekurangan-kekurangan yang dimiliki Lukaku.
Steve Clarke adalah sosok yang melatih Lukaku kala ia mengalami masa peminjaman di West Bromwich Albion. Clarke pun mengungkapkan bahwa Lukaku, terlepas dari torehan golnya yang lumayan banyak ketika di West Brom, masih punya kekurangan yang harus diperbaiki.
"Ia punya kemampuan mencetak gol yang sangat baik. Hal itu terlihat jelas. Namun ada aspek-aspek lain yang harus ia perbaiki, seperti pergerakan tanpa bolanya yang masih tidak efektif, serta kemampuan menahan bolanya yang masih kurang. Ia masih berkembang lebih jauh lagi," ujar Clarke.
Saran dari Clarke ini bisa menjadi saran tersendiri untuk Lukaku. Memperbaiki aspek-aspeknya yang lain agar dapat lebih kontributif dalam setiap serangan yang dilakukan tim, akan membuat Lukaku berkembang menjadi penyerang yang lebih berbahaya. Ia tidak hanya akan menjadi pencetak gol yang ulung saja, tapi juga bisa membuka kesempatan bagi rekannya yang lain untuk mencetak gol.
Lebih jauh, ia bisa menjadi pengganti (walau tidak sepadan) untuk Zlatan Ibrahimovic, sembari menjalani mimpinya, bermain dalam ajang Liga Champions, kalau memang ia akan memilih Manchester United sebagai klub yang akan ia bela mulai musim 2017/2018.
foto: @SquawkaNews
Komentar