Queen’s Park FC bukan kesebelasan terkenal, namanya mungkin terdengar asing. Ketika nama klub ini disebut, orang-orang akan mengira bahwa yang dimaksud adalah Queens Park Rangers (QPR), karena selain memiliki kesamaan nama, kesebelasan asal London itu memang lebih terkenal.
Wajar bila nama Queen’s Park FC kurang dikenal, karena saat ini mereka hanyalah penghuni divisi tiga kompetisi Skotlandia. Pamor mereka pun jauh dari Glasgow Rangers atau Celtic sebagai kesebelasan raksasa Skotlandia, walau sebenarnya Queen’s pun berasal dari kota Glasgow.
Meski namanya tak lebih tenar dari QPR, Glasgow Celtic, hingga Rangers namun Queen’s punya andil besar dalam sejarah perkembangan sepakbola di tanah Britania Raya khususnya Skotlandia. Kesebelasan yang genap berumur 150 tahun pada 9 Juli ini tercatat sebagai kesebelasan tertua (di luar Inggris dan Wales) yang masih masih eksis hingga hari ini, walau mereka hanya bermain di kompetisi level bawah.
Sepakbola Skotlandia patut berterima kasih kepada Queen’s karena mereka menjadi salah satu inisiator terbentuknya asosiasi sepakbola Skotlandia (SFA) pada tahun 1873. Berkat jasa besarnya itu, pertandingan-pertandingan kompetitif di Skotlandia ramai digelar, dengan Piala Skotlandia sebagai tonggak awalnya.
Kejayaan Queen’s
Mereka juga tercatat sebagai kesebelasan asal Skotlandia pertama yang tampil di ajang Piala FA. Sejak tahun 1870, Queen’s memang menjadi bagian dari asosiasi sepakbola Inggris (FA). Mereka memulai perjalanannya di Piala FA pada tahun 1872, pencapaiannya cukup mengagumkan dengan menembus babak semifinal. Namun mereka harus menyerah karena ketaktersediaan dana.
Saat itu mereka berhadapan melawan Wanderers, dan laga berakhir dengan skor imbang 0-0. Karena tidak memiliki dana untuk menggelar pertandingan ulangan, maka mereka pun melepas peluang untuk tampil di babak final. Namun mereka kemudian berhasil menebus kekecewaan itu pada tahun 1885 dan 1886.
Secara berturut-turut mereka berhasil menembus babak final, sayang ambisi juara sirna setelah dihancurkan Blackburn Rovers. Pada final tahun 1885 Queen’s takluk 1-2 dan setahun kemudian mereka kembali kalah dengan skor 0-2 dari Blackburn Rovers.
Sementara di Piala Skotlandia, mereka pun mampu menunjukkan performa gemilang. Saat turnamen domestik itu digelar pada tahun 1873, Queen’s langsung keluar sebagai juara setelah mereka mengalahkan Clydesdale 2-0 di Hampden Park pada partai final. Rekor lain yang mereka buat kala itu adalah, menjadi kesebelasan yang tak pernah kebobolan hingga 1875 dan tak pernah kalah sampai Desember 1876.
Kesebelasan pertama yang berhasil membobol gawang mereka adalah Clydedale, dalam pertandingan semifinal Piala Skotlandia tahun 1975 dua gol bersarang di gawang Queen’s. hasil akhir pertandingan sendiri berakhir imbang 2-2. Sementara kekalahan pertama dialami mereka saat bertanding melawan Vale of Leven di ronde ke-5 Piala Skotlandia pada bulan Desember 1876. Saat itu mereka kandas dengan skor 1-2.
Antitesis Permainan Individual
Prestasi gemilang yang ditorehkan Queen’s tentu tidak terlepas dari pola permainan mereka yang tak kalah memukau. Pada saat itu, tim-tim asal Britania Raya masih menjadikan gaya permainan individual sebagai primadona.
Namun, Queen’s berhasil menjadi antitesis dengan permainan yang mengandalkan kombinasi antara umpan pendek dan panjang. Pola tersebut sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun 1872, namun belum bisa diterima oleh semua kesebelasan, khususnya di Britania Raya.
Dengan permainan baru ini, Queens Park menjadi salah satu klub tersukses di tanah Inggris pada era 1870an, setelah mengubah permainan sepakbola yang begitu individualis menjadi permainan sistematis yang melibatkan banyak orang,
Pola permainan kombinasi umpan kemudian menyebar secara luas pada tahun 1860 hingga 1970 di Inggris. Hal tersebut terjadi setelah invasi pemain Skotlandia ke Liga Inggris. Permainan Inggris, yang pada saat itu berdasarkan pada dribel dan juga permainan individu, mulai berubah setelah mereka melihat permainan tim Queens Park.
Mulai Tenggelam
Memasuki medio 1890-an, dominasi The Spiders mulai terkikirs. Semakin banyaknya kesebelasan yang terbentuk, menjadikan persaingan meraih prestasi di kompetisi domestik semakin sulit bagi Queen’s. Gelar juara terakhir mereka di ajang Piala Skotlandia terjadi pada tahun 1893 setelah mengalahkan Celtic 1-2 di Ibrox. Itu adalah gelar ke-10 mereka.
Kondisi semakin sulit bagi Queens, karena sepakbola Skotlandia semakin bertransformasi menjadi lebih baik. Kompetisi profesional digulirkan, namun The Spiders menolak ambil bagian karena memegang prinsip untuk tetap menjadi kesebelasan amatir. Tercantum jelas dari slogan klub Ludere Causa Ludendi yang berarti tidak ada tujuan lain selain bermain sepakbola.
Dalam perkembangannya, pencapaian Queen’s terlihat fluktuatif, bahkan cenderung melorot. Beberapa kali keluar masuk kompetisi utama seperti menjadi hal yang lazim mereka alami. Salah satu alasan yang membuat pencapaian mereka merosot adalah prinsip untuk terus menjadi kesebelasan amatir. Mereka, untuk kali pertama terdegradasi pada 1921.
Sejak saat itu pencapaiannya di kompetisi Skotlandia mengalami pasang surut bahkan cenderung melorot. Saat ini, seperti sudah disebutkan di atas bahwa Queen’s terjerembab di divisi tiga Liga Skotlandia.
Foto: Pinterest
Komentar