Performa Borneo FC di Liga 1 Indonesia 2017 bisa dibilang kurang stabil. Klub berjulukan Pesut Etam itu memang superior ketika bermain di kandang mereka, Stadion Segiri, Samarinda. Tercatat enam laga yang dilakoni di Stadion Segiri berhasil mereka sapu bersih dengan kemenangan.
Hasil yang sebenarnya impresif, mengingat hanya tinggal mereka dan PSM Makassar saja yang mampu meraih hasil sempurna di laga kandang. Meski begitu, catatan impresif mereka di laga kandang nyatanya tak sejalan dengan hasil yang mereka raih di laga tandang.
Selama tampil di Liga 1, belum pernah Borneo merasakan kemenangan di kandang lawan. Dari delapan partai tandang yang mereka lakoni, enam pertandingan berakhir dengan kekalahan dan sisanya diakhiri dengan hasil imbang.
Hal tersebut kemudian membuat mereka mendapat label sebagai kesebelasan jago kandang. Di papan klasemen Liga 1 pun Borneo saat ini terseok di papan tengah, tepatnya diposisi 11 dengan 20 poin. Hal yang tidak terlalu menggembirakan tentunya bagi Pesut Etam yang skuatnya dihuni oleh pemain-pemain tenar seperti Ponaryo Astaman, Terens Puhiri, Sultan Samma, Asri Akbar, hingga pemain timnas Selandia Baru yang belum lama ini bermain di Piala Konfederasi 2017, Shane Smeltz.
Dengan pencapaian yang kurang memuaskan itu, manajemen Borneo FC mengambil sikap. Mereka tentu menganggap hasil yang selama ini diraih tidaklah sesuai dengan ekspektasi mereka. Langkah berani pun dilakukan manajemen dengan melengserkan Dragan Djukanovic sebagai pelatih Pesut Etam. Posisi Dragan kemudian digantikan oleh Ricky Nelson, yang sebelumnya memegang jabatan sebagai direktur akademi klub.
“Benar, keputusan itu berlaku per hari ini (Kamis 13/7/2017 Malam WITA), jadi tim bakal dipegang caretaker dulu. Dan kita tunjuk Ricky Nelson mengisi posisi tersebut, dia juga sudah sepakat,” kata direktur utama PT Nahusam Pratama Indonesia, Syadli Awad, seperti dikutip dari halaman klub.
“Kami ucapkan banyak terimakasih untuk coach Dragan. Kami harap dia sukses ke depannya, di manapun dia berada. Kami bangga pernah bekerjasama dengan dia," sambungnya.
Keputusan memberhentikan Dragan sebenarnya cukup mengejutkan, pasalnya ia berhasil membawa Borneo meraih kemenangan pada pertandingan terakhirnya menghadapi Mitra Kukar. Namun hal tersebut tampaknya tak terlalu membuat para petinggi klub puas, karena sampai dengan saat ini performa Borneo di laga tandang bisa dibilang cukup memprihatinkan.
Lengsernya Dragan dari posisi pelatih Borneo menjadikan pria asal Montenegro itu menambah panjang jumlah pelatih yang berhenti atau diberhentikan klub di tengah jalan. Sebelumnya ada nama Liestiadi, Hans-Peter Schaller, Laurent Hatton, hingga Osvaldo Lessa yang mengalami nasib sama dengan Dragan yang diutus kontraknya di tengah jalan.
"Keputusan ini sudah resmi dari tadi malam dan sejak lawan Persija Jakarta nanti, Ricky Nelson yang dipercaya untuk dampingi tim,” tukas Syadli Awad.
Tentulah bukan tanpa alasan manajemen kemudian menunjuk Ricky sebagai caretaker Dragan. Selain punya lisensi kepelatihan A AFC sebagai sarat mutlak bagi pelatih yang ingin berkarier di Liga 1, mengemban jabatan sebagai pelatih kepala Borneo juga bukan hal yang asing bagi Ricky Nelson.
Sebelumnya, pada ajang Piala Presiden 2017 lalu, ia pernah dipercaya untuk menukangi tim Borneo FC II di turnamen pra musim itu. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan, turun dengan sebagian besar pemain lapis kedua dan pemain seleksi, Borneo FC II yang diarsiteki Ricky mampu menembus babak final.
Namun mereka dikalahkan Arema FC di partai puncak yang kemudian membuat Borneo harus puas duduk di posisi runner-up. Meski begitu, melihat perjalanan Borneo di Piala Presiden, bisa dibilang di luar dugaan. Paling berkesan tentu saat mereka berhasil menyingkirkan Persib Bandung, yang merupakan tim berstatus juara bertahan di babak semifinal.
Selain itu, sebagian pemain yang ditanganinya di Piala Presiden pun masuk dalam skuat Borneo saat ini seperti Asri Akbar atau Yamashita Kunihiro. Bagi Ricky yang membedakan mungkin dari segi tekanan dan atmosfer pertandingannya.
Naik pangkat ke tim senior, posisi Ricky Nelson sebagai pelatih kepala Borneo U-19 pun diserahkan kepada asistennya, Basri Badrusalam.
Komentar