Kita sudah sama-sama tahu jika ada seorang pemain yang mencetak tiga gol, tidak harus berturut-turut, maka pemain tersebut disebut telah mencetak hat-trick (Bahasa Indonesia: trigol). Istilah aslinya (hat-trick) jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki makna ‘trik topi’. Apakah istilah ini ada hubungannya dengan sebuah trik yang melibatkan topi?
Istilah ‘hat-trick’ sebenarnya bukan istilah asli dari sepakbola, melainkan dari olahraga kriket. Pada tahun 1870-an, ‘hat-trick’ disebutkan dalam beberapa literatur kriket.
Memang tidak ada yang tahu persis makna istilah ‘hat-trick’. Namun untuk kata ‘hat’ atau ‘topi’, secara teori jika seorang bowler di kriket berhasil mematahkan tiga batsmen berturut-turut, maka ia berhak mendapatkan hadiah yang bisa digunakan untuk membeli topi baru. Ya, setidaknya itu menjelaskan kata `hat`, tapi kenapa ada kata selanjutnya, yaitu `trick?
Bisa dibilang, kemampuan mematahkan tiga batsmen berturut-turut tersebut cukup sulit dilakukan di kriket. Akan tetapi, sebenarnya tidak kemudian juga kemampuan tersebut bisa disejajarkan dengan trik atau tipuan.
Banyak yang berpendapat jika kata ‘trick’ didapatkan dari popularitas tipuan topi dari pesulap pada tahun 1860-an, di mana barang, biasanya kelinci, bunga, atau yang lainnya, berhasil dikeluarkan oleh pesulap tersebut dari dalam topinya.
Dari sini istilah ‘hat-trick’ mulai populer dan digunakan bukan hanya di kriket, tapi juga di sepakbola, bisbol, dart, hoki, lakros, poker, rugbi, bahkan sampai scrabble. (Baca selengkapnya: Mengenang Sejarah Istilah Hattrick di Sepakbola)
Pencetak hat-trick pertama
Kembali ke sepakbola, sebenarnya tidak ada peraturan tertulis yang mengharuskan pencetak tiga gol (hat-trick) untuk menerima bola pertandingan sebagai suvenir pemain tersebut. Tapi, kebiasaan ini sudah marak dilakukan di berbagai kompetisi sepakbola, kecuali mungkin di kompetisi sepakbola antar kampung (tarkam) atau amatir karena panitia tidak memiliki jumlah bola yang cukup banyak.
Untuk mendukung “peraturan tak tertulis” ini, wasit biasanya tidak menghitung seorang pemain mencetak hat-trick jika salah satu golnya ia cetak di babak adu penalti. Meskipun demikian, pemain bisa didaulat mencetak hat-trick sampai babak perpanjangan waktu (extra time) sebelum adu penalti.
Pencetak hat-trick pertama di pertandingan internasional adalah seorang pemain Skotlandia, John McDougall. Ia berhasil mencetak tiga gol saat melawan Inggris pada 2 Maret 1878. Pemain Amerika Serikat, Bert Patenaude, kemudian menjadi pencetak hat-trick pertama di kompetisi Piala Dunia FIFA, yaitu saat melawan Paraguay pada pergelaran perdana Piala Dunia, tahun 1930.
Bagaimana jika ada lebih dari satu pemain yang mencetak hat-trick?
Ada cukup banyak bola dalam pertandingan resmi, sepertinya tidak masalah jika satu, dua, atau tiga bola diberikan kepada para pencetak hat-trick. Iya, kan? Ternyata tidak juga.
Pada awal Januari 2004, Juventus bermain imbang 3-3 di kandang Empoli. Tommaso Rocchi mencatatkan hat-trick untuk tuan rumah, sementara David Trezeguet juga mencetak hat-trick untuk Juventus.
Karena diberikannya bola ini adalah “peraturan tak tertulis”, maka penerapannya pun tidak selalu konsisten. Pada saat itu, Rocchi adalah pemain yang berhak mendapatkan bola pertandingan, sementara Trezeguet tidak. Hal ini terjadi karena Rocchi mencetak hat-trick lebih dahulu (menit ke-62) daripada Trezeguet (menit ke-76).
Selain kasus Rocchi dan Trezeguet ini, ada beberapa contoh dari pencetak hat-trick lebih dari satu pemain pada satu pertandingan. Pada Februari 2016 misalnya, saat Barcelona menghajar Valencia 7-0 di Copa del Rey Spanyol, Luis Suárez mencetak empat gol (quat-trick), sedangkan Lionel Messi mencetak tiga (hat-trick). Di akhir pertandingan, baik Suárez maupun Messi sama-sama mendapatkan bola pertandingan, seperti yang ditunjukkan pada gambar paling atas.
Apa ada kasus pencetak hat-trick yang tidak mendapatkan bola?
Medi Dresevic, seorang bek Norrby IF, berhasil mencetak hat-trick untuk membuat kesebelasannya menang 6-1 atas Tvååker di pertandingan Divisi Satu Swedia pada Agustus 2016.
Pemain asal Swedia ini melakukan perayaan gol dengan melompat ke tribun penonton yang kosong untuk kemudian memberikan tepuk tangan ke dalam lapangan. Sejujurnya, perayaan gol ini sangat unik. Akan tetapi, wasit tidak terkesan dan malah memberikannya kartu kuning.
Karena sebelumnya Dresevic sudah mendapatkan kartu kuning, maka ia pun mendapatkan kartu merah dan harus keluar lapangan. Pada akhir pertandingan, Dresevic dilaporkan tidak mendapatkan bola pertandingan.
Kejadian serupa juga pernah (hampir) terjadi untuk Danny Welbeck dan Zlatan Ibrahimovic. Saat Arsenal menang 4-1 menghadapi Galatasaray pada Oktober 2014, Welbeck lupa meminta bola kepada wasit. “Aku lupa [meminta] bola pertandingan, kan? Tapi aku akan mendapatkannya nanti,” kata Welbeck.
Sedangkan yang terjadi dengan Ibrahimovic berbeda lagi. Saat Paris Saint-Germain berhasil menang 4-1 melawan Lorient pada Maret 2015, wasit Tony Chapron lupa jika Zlatan berhasil mencatatkan hat-trick.
Tidak seperti Welbeck yang lupa, Zlatan sebenarnya ingat dan bahkan menghampiri wasit untuk meminta bola. Namun, Chapron tidak bersedia memberikan bola tersebut, yang membuat keduanya sempat adu mulut kecil.
Ibrahimovic berprasangka jika wasit Chapron hanya ingin menunjukkan ia “ingin menjadi bosnya”. Tapi pada akhirnya Ibrahimovic berhasil mendapatkan bola tersebut.
Pencetak hat-trick yang kebobolan
Selanjutnya, kejadian kocak sempat terjadi di pertandingan Liga Europa UEFA pada Oktober 2014 antara Tottenham Hotspur melawan Asteras Tripoli. Harry Kane saat itu berhasil mencetak hat-trick untuk membawa Spurs menang 5-1.
Namun, kiper Spurs, Hugo Lloris, terkena kartu merah. Spurs yang saat itu sudah kehabisan jatah pergantian pemain, memilih Kane sebagai penjaga gawang. Sialnya, tendangan bebas yang disepak oleh Jerónimo Barrales justru bisa berbuah gol, padahal bola sepakannya termasuk mudah diantisipasi.
“Itu adalah malam yang hebat sampai aku menjadi penjaga gawang,” kata Kane. “Tapi aku senang karena aku mendapatkan hat-trick.”
***
Jika tiga gol adalah hat-trick, ada pula istilah lain untuk empat gol (quat-trick) dan lima gol (quintuplet). Bahkan para pencetak lima gol sudah tidak merasa luar biasa lagi jika mereka sudah berhasil melakukannya. (Baca juga: Kisah Para Pencetak Lima Gol)
Mencetak gol dalam sepakbola adalah hal yang wajar. Tapi bisa mencetak tiga gol atau lebih tentunya menjadi prestasi yang hebat.
Untuk itu, istilah hat-trick sudah sangat populer saat ini. Kemudian, ada pula istilah perfect hat-trick atau hat-trick yang sempurna, yaitu tiga gol yang masing-masing dicetak dengan kaki kanan, kaki kiri, dan sundulan kepala.
Penghargaan diberikannya bola pertandingan untuk pencetak hat-trick sebenarnya tidak pernah menjadi peraturan yang tertulis. Akan tetapi, sudah menjadi hal yang umum jika pencetak hat-trick berhak membawa pulang match ball. Asal jangan sampai kelupaan saja...
Komentar