Persib Bandung ditahan imbang oleh Persija Jakarta dalam lanjutan ajang Liga 1 2017, Sabtu (22/7/2017) malam. Beberapa insiden dan kericuhan pun sempat mewarnai laga yang bertajuk El Clasico-nya Indonesia ini.
Namun, mari sejenak kesampingkan berbagai insiden yang ternyata cukup memakan banyak korban ini. Mari sejenak melihat pertandingan ini dari segi yang lain. Yang paling terlihat tentu dari segi permainan kedua tim.
Pemain Persib, Kim Jeffrey Kurniawan seusai pertandingan menyebut bahwa ada semacam hal tidak sportif yang dilakukan oleh para pemain Persija. Ia menyebut berbagai insiden terkaparnya para pemain Persija dengan mudahnya, sebagai sebuah hal tidak sportif yang dilakukan oleh pemain Persija karena hal tersebut mengulur-ngulur waktu permainan.
"Tadi (dalam pertandingan) kita melihat mereka (Persija) tidak mau menyerang. Sangat disayangkan, seharusnya mereka main 90 menit, harus menjadai fair play. Tapi soal mereka main defensif, itu boleh-boleh saja," ujar Kim.
Jika Kim mengungkapkan ada hal yang tidak sportif yang dilakukan oleh para pemain Persija, komentar sedikit berbeda justru diungkapkan oleh caretaker Persib, Herrie Setiawan, serta manajer Persib, Umuh Muchtar. Keduanya bersamaan menyebut bahwa dalam pertandingan tersebut Persib sebenarnya lebih mendominasi pertandingan. Faktor ketidakberuntungan lah, menurut mereka, yang membuat Persib gagal memenangkan pertandingan, meski Herrie pun sempat menyinggung soal Persija yang banyak mengulur waktu..
"Janji saya kita akan main maksimal, kita sudah berbuat sesuatu dalam pertandingan ini tapi kita tidak beruntung. Apalagi mereka main dengan 10 pemain. Tapi hasil ini patut disyukuri, meski kami belum meraih tiga poin di kandang. Suasan juga berpengaruh, mereka (Persija) banyak mengulur waktu dan banyak kejadian tak perlu terjadi di lapangan. Tapi balik lagi ini karena kami tidak beruntung," ungkap Herrie.
"Apa yang dikatakan oleh Herrie dan Kim sudah betul. Kami sudah main bagus, sesuai instruksi. Kita tidak beruntung dan kita tidak punya penyerang murni di depan. Kita pun akhirnya kewalahan dan banyak peluang yang terbuang. Andritany juga main bagus," ujar Umuh.
Tapi, apa benar itu hanya sebatas ketidakberuntungan semata? Atau malah ada faktor lain?
***
Dalam pertandingan tersebut, Persib memang mendominasi pertandingan. Secara keseluruhan, Persib mencatatkan penguasaan bola sebanyak 53%, unggul atas Persija yang hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 47% saja.
Namun, meski digempur terus-terusan bahkan harus bermain dengan 10 pemain sejak babak kedua (Sandi Sute kena kartu merah wasit), nyatanya Persija mampu bermain baik dan tenang di tengah tekanan tanpa henti dari suporter Persib.
Meski menggunakan formasi dasar 4-3-3, nyatanya Persija kerap menempatkan lima pemain bertahan ketika menyerang, dengan Sandi Sute yang ikut turun membantu pertahanan. Hal ini menyulitkan Persib yang kerap merancang serangan dari sektor sayap.
Ketika babak kedua berlangsung, setelah keluarnya Sandi, Persija langsung menerapkan sistem pertahanan yang berbeda. Persija langsung memasang empat pemain bertahan dan empat pemain di tengah, memadatkan lini tengah yang ditinggalkan oleh Sandi. Hal ini pula yang diakui Kim, sehingga Persib sulit menguasai lini tengah
"Seharusnya kita bisa menang (dalam pertandingan). Andritany main bagus, dia banyak save yang bagus. Permainan kami di tengah tadi tidak unggul juga. Kami kecewa atas hasil ini," ungkap Kim.
***
Melihat apa yang dilakukan oleh Persija, terlihat jelas bahwa mereka sudah lebih siap menghadapi pertandingan ini dengan menyiapkan mental dan strategi khusus dalam menghadapi Persib. Di sisi lain, Persib seperti buntu dalam membongkar pertahanan Persib.
Lalu soal sportivitas, bukankah adegan mengulur-ngulur waktu adalah hal yang lazim dalam sepakbola? Apalagi jika tim dalam keadaan unggul, meski memang situasi itu tidak menguntungkan bagi salah satu tim.
Komentar