Pesona Jack Wilshere sudah tak lagi ‘menarik’ bagi klub-klub papan atas Eropa. Hal itu terlihat dari nama-nama peminat yang serius untuk mendatangkan Wilshere. Sejauh ini kabar menyebut bahwa pemain berusia 25 tahun itu diminati oleh tiga klub yang masing-masing adalah West Ham United, Sampdoria, dan Swansea City.
Daily Telegraph melaporkan bahwa Sampdoria telah mengajukan tawaran senilai 6 juta paun untuk Willshere dengan opsi penambahan 1,5 juta paun. Namun kabarnya Arsenal tidak akan melepas gelandangnya itu bila kurang dari 20 juta paun.
Selain tiga kesebelasan tersebut, ada satu peminat lain yang juga menunjukkan keseriusannya kepada untuk menggaet Wilshere. Namun, kesebelasan tersebut juga bukan berstatus sebagai klub raksasa. Kesebelasan tersebut adalah Antalyaspor, yang pada musim lalu finis di urutan lima Liga Super Turki.
Namun Antalyaspor sendiri memang sedang membangun kekuatan. Pada jendela bursa transfer musim panas ini, mereka sudah mendatangkan Jean-Armel Drole, Jeremy Menez, dan Maicon. Namun hal tersebut masih mereka anggap kurang, hingga Wilshere pun masuk dalam bidikan mereka di bursa transfer musim panas ini.
Presiden Antalyaspor Ali Safak Ozturk mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan manajemen Arsenal. Namun harga yang dipatok kubu The Gunners membuat mereka agak sedikit pesimistis untuk bisa memboyong Wilshere bermain di Liga Turki.
"Kami melakukan pengembangan untuk transfer Wilshere dan sedang dalam pembicaraan namun Arsenal sangat menginginkan harga yang lebih tinggi untuk Wilshere. Ini akan menjadi langkah yang sulit untuk dilakukan oleh kami,” terangnya seperti dikutip dari Express.co.uk.
Pernah Menjadi Buruan Kesebelasan Top Eropa
Melihat nasib Willshere sepanjang jendela transfer musim panas ini, agaknya cukup miris. Sebab, peminat yang datang rata-rata merupakan klub papan tengah bahkan papan bawah. Padahal, saat kemunculan awalnya ia pernah disebut-sebut sebagai salah satu gelandang potensial yang dimiliki oleh Inggris. Saat usianya masih 17 tahun, penampilan Wilshere pernah menuai pujian ketika ia mampu tampil baik di turnamen pra-musim Emirates Cup 2009.
Saat itu, Wilshere berhasil menunjukkan potensinya dengan, selain mampu membawa Arsenal juara di ajang tersebut, berhasil menyabet gelar man of the match dalam dua laga beruntun melawan Atletico Madrid dan Glasgow Rangers.
Namun hal tersebut tak langsung membuat Arsene Wenger mempromosikannya ke tim senior, secara bertahap ia dipinjamkan lebih dulu ke Bolton Wanderers sebelum akhirnya kembali ke Emirates Stadium pada tahun 2010. Willshere kemudian berhasil meraih tempat utama di skuat The Gunners, 49 penampilan di semua ajang berhasil dilakoni dengan torehan dua gol dan sembilan asis.
Penampilan apiknya bersama Arsenal pada musim tersebut membuat beberapa kesebelasan papan atas Eropa menjadikannya sebagai buruan utama. Salah satunya adalah Real Madrid yang pada tahun 2011 sempat diberitakan menginginkan Wilshere bermain di Santiago Bernabeu. Selain itu beberapa kesebelasan top Eropa lainnya seperti Manchester City hingga AC Milan juga pernah meminatinya. Namun Wilshere memilih bertahan untuk menghabiskan masa mudanya untuk berkarier di Arsenal.
Selama enam tahun, Willshere menjadi bagian dari skuat The Gunners, namun potensinya tidak terlalu berkembang karena ia lebih banyak berkutat dengan cedera. Musim 2015/2016 bisa dibilang sebagai mimpi buruk dalam perjalanan karier Wilshere. Sebab, selama kampanye musim tersebut hanya tiga pertandingan saja yang ia lakoni di semua ajang.
Permasalahan cedera yang dialami Willshere sebenarnya sudah ia alami sejak musim 2014/2015 saat kompetisi hampir memasuki pertengahan musim, cedera pergelangan kaki menyerangnya hingga memaksanya menepi dalam 17 pertandingan Arsenal di Liga Primer Inggris. Cedera tersebut pun pulih dan membuatnya bisa bermain kembali, meski saat kembali musim sudah hampir memasuki akhir.
Terlalu seringnya Wilshere menepi membuat penampilannya pun mengalami penurunan. Selain itu, Wilshere juga lebih banyak disorot karena sikap kontroversial di luar lapangan. Ia pernah tertangkap kamera tengah merokok, selain itu ia juga sering terlibat pertikaian di bar malam. Hingga pada musim 2016/2017 ia kemudian dipinjamkan ke AFC Bournemouth. Kurang lebih selama satu musim sebenarnya Wilshere mulai kembali menemukan permainan terbaiknya. Ia berhasil membawa Bournermouth duduk di peringkat sembilan klasemen akhir Liga Primer Inggris.
Meski masa peminjamannya telah berakhir, namun tampaknya Arsenal membuka pintu bagi setiap kesebelasan yang ingin menggunakan jasa Wilshere. Indikasi tersebut terlihat bukan hanya dari harga yang sudah dipatok Arsenal untuk Wilshere, mereka juga belum memberikan penawaran kontrak baru. Padahal, masa kontraknya tersisa satu tahun lagi.
Komentar