Pep Guardiola, manajer Manchester City, dikenal dengan skema-skemanya yang kerap di luar nalar atau tidak ortodoks. Jelang musim 2017/2018 ini, skema yang tidak ortodoks tersebut besar kemungkinan akan kembali terjadi, terutama untuk posisi full-back.
Di bursa transfer musim panas 2017/2018 ini, Pep melakukan perombakan besar-besaran di lini pertahanan, termasuk untuk posisi full-back. Jika dilihat dari performa City pada musim 2016/2017, tampak memang posisi full-back belum bisa menjalankan apa yang diinginkan oleh Pep, seperti halnya penjaga gawang yang ia lihat harus punya kemampuan dalam memainkan bola.
Oleh karena itu, City pun mulai merekrut bek-bek sayap yang tampil gemilang pada musim 2016/2017 bersama kesebelasannya masing-masing. Ada tiga nama full-back yang sekarang sudah resmi berseragam The Citizens, mereka adalah Kyle Walker dan Danilo yang berposisi alami sebagai full-back kanan, serta Benjamin Mendy yang berposisi alami sebagai full-back kiri. Ketiga full-back ini diharapkan mampu mengampu peran yang dibebankan kepada mereka oleh Pep.
Sedikit tambahan, ketika full-back tersebut didatangkan dengan harga yang tidak murah. Mendy didatangkan dari Monaco dengan mahar 52 juta paun. Walker didatangkan dari Spurs dengan mahar 50 juta paun, sedangkan Danilo didatangkan dari Real Madrid dengan mahar 26,5 juta paun. Jika ditotal, City harus menghabiskan dana sebesar 128,5 juta paun untuk posisi full-back ini.
Lalu, mampukah ketiga pemain tersebut menjalankan peran yang diinginkan Pep tersebut? Peran yang mungkin akan menjadi sedikit tidak biasa bagi mereka. Apalagi selama melatih, Pep acap menggunakan skema yang tidak ortodoks dalam permainannya, termasuk untuk full-back. Setidaknya akan ada beberapa peran yang harus bisa ketiga pemain tersebut jalani kelak di City.
Full-back maju-mundur
Salah satu skema yang mungkin diterapkan Pep di City terhadap full-back nya pada musim 2017/2018 kelak adalah skema full-back maju-mundur (flying full-back). Dengan menggunakan skema ini, Pep mengharapkan okupansi penuh di sisi sayap, dan tugas itu dibebankan kepada full-back yang ada di dalam skuatnya.
Semasa di Barca, ada Daniel Alves yang mampu melakukan hal tersebut. Okupansi penuh di sayap kanan, lewat kemampuan Alves yang kuat dalam bertahan dan menyerang, menjadikan sisi kanan Barca begitu hidup. Pun ketika di Bayern München, ada nama Phillip Lahm dan David Alaba yang mampu mengokupansi sisi sayap kanan dan kiri Bayern. Dengan okupansi penuh ini, berbagai pola serangan dari sayap pun bisa dihidupkan.
Daniel Alves, sosok yang cukup berpengaruh di sisi kanan Barcelona semasa Pep melatih di sana
Tugas inilah yang mungkin juga akan dibebankan kepada bek-bek sayap anyar City. Terkhusus untuk Mendy dan Walker, mereka memang pernah menjalankan peran yang sama ketika masih berseragam AS Monaco (Mendy) dan Tottenham Hotspur (Walker). Mendy punya kemampuan umpan silang yang baik. Ia adalah pencetak umpan silang terbanyak di Liga Champions 2016/2017 dengan 55 umpan silang. Sedangkan Walker punya kemampuan dribel dan kecepatan yang mumpuni, memungkinkannya untuk bekerja sama dengan winger di depan.
Sedangkan untuk Danilo yang bisa bermain sebagai bek sayap kanan maupun kiri, mungkin ia harus belajar lebih banyak untuk meningkatkan aspek kecepatan dan kemampuan dribelnya, mengingat ketika di Madrid, ia tidak seagresif Dani Carvajal ataupun Marcelo.
Jadi wing-back? Bisa jadi
Pep, seperti yang sudah disebutkan di atas, adalah orang yang radikal dan tidak biasa dalam soal taktik. Meski pakemnya tetap berpatokan pada possession football, pengembangan micro tactic dalam Pep bisa berubah-ubah dengan cepat. Salah satu yang ia terapkan pada musim 2016/2017 kemarin adalah dengan menggunakan skema tiga bek.
Keberanian Pep menggunakan skema tiga bek ini adalah agar kesebelasannya dapat memberikan tekanan lebih kepada lini pertahanan lawan, bahkan sejak lawan menguasai bola di daerah permainannya sendiri. Menghadirkan sosok wing-back di sayap menjadi salah satu faktor penentu dalam keberhasilan skema tiga bek, seperti yang dilakukan oleh Antonio Conte di Chelsea pada musim 2016/2017. Wing-back akan membantu kesebelasan menekan pertahanan lawan dari sayap.
Lalu, apakah para full-back anyar City siap ketika mereka harus dipasang menjadi wing-back? Apakah mereka pernah punya pengalaman menjadi wing-back sebelumnya?
Kyle Walker pernah mengalami masa menjadi wing-back kala Mauricio Pochettino mengganti skema Spurs menjadi tiga bek, dan hasilnya pun terhitung lumayan bagus karena Walker, bersama Danny Rose di sisi kiri, dapat menghadirkan tekanan lebih bagi sayap dan pertahanan lawan. Mendy, Gael Clichy, Bacary Sagna, serta Danilo pun punya potensi yang sama untuk menjadi wing-back. Tapi secara pengalaman, Walker tampaknya akan lebih unggul dari mereka.
Inverted full-back, mengisi kekosongan di tengah
Ketika di Bayern, Pep melakukan sebuah eksperimen yang cukup berani kepada Lahm dan Alaba. Mengingat kedua pemain tersebut punya kemampuan all-round yang baik, maka Pep sempat memerankan mereka dalam sebuah peran yang unik, yaitu inverted full-back.
Perihal inverted full-back ini, dua full-back akan maju ke depan mengisi posisi gelandang bertahan, melapis tiga bek di belakang mereka sekaligus mendukung dua gelandang serta tiga penyerang di depan mereka. Beberapa analis menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh Pep ini serupa dengan formasi W-M di masa lampau.
Sosok Phillip Lahm, inverted fullback di Bayern München semasa Pep melatih di sana
Dua full-back ini akan menjadi penetralisir dari serangan balik yang dilakukan oleh lawan. Ketika di Bayern, hal ini berhasll diterapkan karena Lahm maupun Alaba punya kemampuan tekel dan intersep yang baik (keduanya juga sempat dipasang sebagai gelandang bertahan semasa Pep di Bayern). Serangan balik lawan menjadi dapat dinetralisir, ditambah dengan kedua bek tengah juga meng-cover area sayap yang ditinggalkan oleh kedua full-back yang masuk ke tengah.
Di City, hal ini sempat dicoba Pep pada musim 2016/2017, namun tidak berhasil mengingat kualitas pemain City yang tidak mumpuni untuk memerankan peran yang cukup unik ini. Sekarang, ada Danilo dan Mendy yang mungkin bisa memerankan peran tersebut, karena keduanya juga pernah dipasang menjadi gelandang bertahan semasa di Santos (Danilo) dan Marseille (Mendy).
***
Selain peran-peran di atas, mungkin ada beberapa peran tambahan yang akan dijalani oleh para full-back City, termasuk full-back anyar mereka di musim 2017/2018 ini. Apalagi Pep tidak segan untuk bereksperimen dan melakukan hal-hal aneh, meski dasarnya semua dilakukan atas dasar satu filosofi yang teguh ia percayai, yaitu possession football.
Akan ada kejutan-kejutan lain yang mungkin menanti para full-back berharga mahal tersebut di City bersama Pep. Maka, jika tidak sesuai skema yang diinginkan, bukan tidak mungkin mereka akan ditendang begitu saja dari skuat City oleh Pep, baik secara halus maupun secara terang-terangan meski mereka dibeli dengan harga mahal.
Komentar