Tangis warnai pembicaraan Gonzalo Rodriguez saat konferensi pers setelah pertandingan terakhirnya bersama Fiorentina di Serie-A musim lalu. Air mata yang terjatuh itu cukup menjelaskan bahwa ia tidak ingin meninggalkan Fiorentina yang sudah dibela dan dikapteninya sejak 2012.
"Saya berterima kasih kepada semuanya untuk lima tahun yang indah bersama. Saya selalu menjadi pendukung Fiorentina. Ini bukan soal isu keuangan. Saya kecewa dengan jalan pikir yang dilakukan Fiorentina," ujar Gonzalo dengan tangis, seperti dikutip dari Squawka.
Fiorentina seperti sudah tidak membutuhkan lagi tenaga bek tengah 33 tahun tersebut. Kesebelasan itu seolah tidak mau repot-repot memanggilnya untuk mendiskusikan pembaharuan kontrak. Sampai pada akhirnya air mata Gonzalo itu menjadi pertanda, bahwa akan terjadi lagi banjir air mata untuk kesekian kali di Fiorentina pada bursa transfer musim panas 2017.
Ramalan itu benar-benar terjadi di kesebelasan berjuluk Viola tersebut. Lagi-lagi uang dan transfer pemain menciptakan perselisihan antara pemilik klub dengan tiga pelatih berbeda. Persoalan yang membuat keberanian Cesare Prandelli, Vincenzo Montella dan terakhir Paulo Sousa, berakhir dengan pemecatan karena meminta dana transfer lebih banyak. Sebetulnya penghematan dana transfer Fiorentina sudah ditandai jelang musim 2016/2017.
Diawali dengan kembalinya Pantaleo Corvino sebagai Direktur Olahraga. Corvino dikenal selalu mendapatkan pemain berbakat atau mendapatkan pemain bintang yang sinarnya meredup sehingga bisa diterangkan lagi. Dari sihirnya itulah Andrian Mutu, Luca Toni, Stevan Jovetic dan lainnya bisa dijadikan contoh. Tapi saat ini, Corvino kembali dengan cuci otak yang berbeda. Tugas pertama yang sudah ia lakukan di bursa transfer saat ini adalah melepas Josip Ilicic ke Atalanta setelah membiarkan Gonzalo pergi.
Padahal Ilicic selalu menjadi pemain penting dalam dua musim terakhir di Fiorentina. Pemain penting lain yang dilepas adalah Borja Valero ke Internazionale Milan. Bahkan blog yang dibuat Chloe Beresford di media Football Italia mengklaim bahwa nasib Valero hampir sama dengan Gonzalo, yaitu sama-sama dipaksa keluar dari Fiorentina. Padahal tidak ada satupun pendukung Fiorentina meragukan kecintaan Valero kepada kesebelasan tersebut.
Buktinya, Valero memiliki tato Ponte Vecchio, jembatan yang melintasi sungai Arno di Florence. Dalam itu juga Chloe menerima pengakuan Valero yang patah hati sampai tidak bisa tidur karena keputusan Fiorentina kepadanya. Dan yang paling heboh adalah dilegonya Federico Bernardeschi ke Juventus dengan harga 38 juta euro. Seperti yang diketahui bahwa Juventus merupakan rival Fiorentina.
Kepindahan Bernardeschi ke rivalnya itu tentu membuat para pendukung Fiorentina berang. Transfer Bernardeschi kembali mengingatkan mereka atas penghianatan yang pernah dilakukan Roberto Baggio pada 1990. Terakhir, Neto adalah pemain Fiorentina yang nekat pindah langsung ke Juventus pada bursa transfer musim panas 2015. Perpindahan secara langsung itu tentu membuat para pendukung Fiorentina lebih sakit hati ketimbang bergabungnya Juan Cuadrado ke Juventus pada 2015.
Karena sebelum memperkuat Juventus, Cuadrado sempat singgah terlebih dahulu ke Chelsea. Maka dari itu transfer Cuadrado tidak lebih sakit hati para pendukung Fiorentina. Berbeda dengan transfer Bernardeschi pada bursa transfer musim panas ini. Bisa dibilang kepindahan gelandang serang itu ke Juventus lebih menyakitkan dari pada Neto walau sama-sama langsung pindah.
Hal itu karena Bernardeschi merupakan pemain asli binaan Fiorentina. Tapi ia nekat menolak perpanjangan kontrak di Fiorentina dan justru pindah ke Juventus, "Saya harus mempertimbangkan fakta bahwa Bernardeschi tidak ingin memperbaharui (kontrak), meskipun Fiorentina telah membuat penawaran besar," beber Corvino seperti dikutip situs resmi Fiorentina.
Para pendukung Fiorentina pun memasang Spanduk ketika Bernardeschi menolak perpanjangan kontrak dan diisukan semakin dekat ke Juventus, "Siapa yang tidak suka meludahi wajahmu? Anda Sialan," tulis para pendukung Fiorentina di spanduk yang terpasang di luar Stadion Artemio Franchi.
Selebihnya skuat Fiorentina yang sempat mengalami keemasan pada musim 2015/2016 mulai dipreteli. Setelah kepergian pemain-pemain yang sebelumnya disebutkan, Fiorentina terancam ditinggalkan Ciprian Tatarusanu, Matias Vecino, Milan Badelj, Nikola Kalinic dan lainnya. Bahkan Tatarusanu sudah resmi pindah ke Nantes di Ligue 1 Prancis.
Begitu juga dengan Vecino dan Badelj yang semakin dekat dengan masing-masing kesebelasan dari Milan. Kalinic pun masih di dalam incaran AC Milan dan kesebelasan lainnya. Sebetulnya Fiorentina pun cukup aktif pada bursa transfer musim panas ini. Bruno Gaspar, Gaetano Castrovilli, Jordan Veretout, Martin Graiciar, Maximiliano Oliviera, Nikola Milenkovic, Rafik Zekhnini dan Vitor Hugo didatangkan.
Tapi adakah dari kalian yang mengenal nama-nama tersebut secara detail? Ya, itulah strategi transfer Corvino yang sudah dilakukan sejak bursa transfer Fiorentina musim lalu. Pada saat itu kendala keuangan investasi keluarga Valle sudah terlihat. Tapi mungkin pada bursa transfer musim panas ini lebih buruk.
Walaupun begitu, para pendukung Fiorentina juga wajib berterima kasih kepada keluarga Valle karena menyelamatkan kesebelasan tersebut pada 2002 setelah mengalami kebangkrutan. Strategi transfer Fiorentina saat ini bukanlah perombakan skuat atau semacamnya, melainkan seperti misi penyelamatan keluarga Valle sebelum menjual kesebelasan tersebut.
"Kepemilikan ACF Fiorentina mengumumkan abhwa hal itu benar-benar tersedia, mengingat ketidakpuasan dari pihak pendukung, untuk menyingkir dan menyediakan klub bagi mereka yang ingin membeinya, sehingga mereka dapat mengelolanya sesuai dengan yang mereka benar-benar rasakan," tulis pernyataan Fiorentina di situs resminya.
Dampaknya tentu merobek hati dan jiwa para pendukung Fiorentina. Tapi untuk saat ini memang tidak ada jalan lain. Sudah saatnya Keluarga Valle membiarkan investor lain yang mengambil alih kesebelasan miliknya. Jika tidak, Keluarga Valle akan terus seperti membakar Jembatan Arno di Florence dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk menghapus kenangan hal itu. Karena seharusnya Kota Florence dan Fiorentina bisa mendapatkan lebih banyak lagi saat ini maupun musim depan.
Sumber: Daily Mail, Football-Italia.
Komentar