Dalam sebuah kesempatan, mantan pelatih Sriwijaya FC Osvaldo Lessa pernah mengatakan bahwa dalam permainan di sepakbola modern seorang pemain dituntut untuk bisa bermain pada lebih dari satu posisi. Menurutnya, hal akan berpengaruh pada taktik yang diterapkan pelatih dalam sebuah pertandingan.
“Satu pemain tidak hanya main di satu posisi saja. Dia harus mengerti banyak posisi. Dalam pertandingan, kalau harus berubah, harus berubah, dia harus mengerti. Ini main taktik, kalau pemain sudah mengerti itu taktik bisa berjalan baik,” katanya beberapa waktu lalu.
Beberapa pemain yang berlaga di Liga 1 Indonesia 2017, memiliki kapasitas untuk bermain dilebih dari satu posisi. Salah satunya adalah Raphael Maitimo, gelandang Persib Bandung yang bisa berperan sebagai gelandang serang, gelandang bertahan, winger, atau bahkan bek tengah. Namun selain posisi tersebut, pemain naturalisasi asal Belanda itu juga ternyata piawai memainkan peran sebagai seorang penyerang.
Minimnya jumlah striker Persib dalam mengarungi kompetisi Liga 1 Indonesia 2017 membuat tim pelatih Maung Bandung harus memutar otak agar lini penyerangan mereka tetap terlihat ganas. Mendorong Maitimo untuk tampil lebih ke depan sebagai seorang penyerang dalam formasi baku 4-3-3 pun dipilih. Maitimo biasa diapit oleh Atep di kiri dan Shohei Matsunaga di kanan.
Menempati posisi sebagai striker ternyata tak membuat Maitimo canggung. Eksperimen tersebut dimulai saat Persib menghadapi tuan rumah Madura United di Stadion Gelora Ratu Pamelingang, Pamekasan Madura. Meski pada akhirnya kalah 1-3, namun satu gol yang berhasil dicetak Persib berasal dari kaki Maitimo.
Sebenarnya ia bisa mencetak dua gol dalam laga tersebut, sayang sepakannya yang berhasil menembus jala Madura di akhir babak pertama dianulir karena ia telah dinyatakan berada dalam posisi offside. Penampilan yang cukup baik tentunya, mengingat saat itu Maitimo di dorong ke depan untuk menggantikan Tantan yang tidak bisa tampil karena demam.
"Tidak ada dampak signifikan dari absennya Tantan. Maitimo yang kami plot untuk menggantikan Tantan buktinya bisa tampil bagus, dan bisa cetak gol juga. Saya pikir tidak ada masalah," kata Djadjang Nurdjaman, pelatih Persib kala itu mengomentari penampilan Maitimo di laga melawan Madura United.
Penampilan cukup baik yang diperlihatkan Maitimo dalam pertandingan tersebut, kemudian membuatnya selalu dipercaya untuk mengisi pos penyerang tengah. Dalam tiga laga terakhir Persib sebelum putaran pertama berakhir melawan Persela Lamongan, Mitra Kukar, dan Persija Jakarta, gelandang berusia 33 tahun itu kembali dipercaya sebagai ujung tombak.
Sayang, dalam tiga pertandingan tersebut ia gagal mengulang penampilan impresif di laga melawan Madura United. Maitimo tak mencetak gol, hasil yang diraih Persib pun kurang memuaskan.
Pada laga melawan Mitra Kukar, Maitimo bahkan gagal mengeksekusi tendangan penalti. Pada laga terakhir Persib melawan Perseru Serui, posisi penyerang kemudian diisi Carlton Cole karena pada saat itu Maitimo terpaksa absen.
Pada pertandingan pertama putaran kedua melawan PS TNI di Stadion Si jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (5/8) Maitimo kembali diplot sebagai penyerang tengah. Belum datangnya sosok penyerang anyar Persib membuatnya kembali menempati posisi tersebut.
Hasilnya cukup menggembirakan, karena Maitimo berhasil mencetak dua gol untuk membawa Persib meraih kemenangan 3-1 atas tamunya. Selain itu, beberapa peluang juga berhasil ia ciptakan. Sayang, penyelesaian akhir yang masih terburu-terburu membuatnya gagal menambah koleksi gol dalam pertandingan tersebut.
Bermain Dimanapun, Asal Tidak Kiper
Soal posisi, Maitimo mengungkapkan bahwa ia memang terbiasa bermain di beberapa posisi berbeda. Biasanya, ia memang bermain sebagai gelandang serang. Namun saat bermain untuk timnas Belanda junior, ia juga pernah bermain sebagai di posisi winger kanan dan kiri. Bahkan ketika di Feyenoord ia pernah diplot sebagai second striker. Hal tersebut yang kemudian membuatnya cukup nyaman bermain sebagai penyerang di Persib.
“Saya biasa bermain sebagai gelandang tengah, kanan, atau kiri yang penting lebih menyerang, karena itu membuat saya lebih lebih enak. Saat di timnas Belanda, saya selalu main wing kiri dan kanan, beberapa kali juga saya main sebagai second striker di Feyenoord. Di Indonesia saya jadi main holding, lebih defense, karena saya lebih tinggi mungkin jadi saya ditempatkan di sana,” terangnya.
Mantan penggawa Arema FC itu menambahkan bahwa sebenarnya gelandang serang dan winger menjadi posisi favoritnya. Namun ia tidak akan keberatan ditempatkan dimanapun. Asal menjadi kebutuhan tim, maka ia siap bermain di manapun, karena ia bisa.
“Saya bisa main dimanapun tapi untuk posisi favorit saya lebih senang bermain sebagai gelandang serang atau winger. Saya suka bermain dalam peran yang lebih menyerang. Tapi kalau pelatih mau memainkan saya di posisi manapun, saya siap karena untuk tim saya harus kerja keras,” tegasnya.
Lebih lanjut, Maitimo mengungkapkan bahwa satu-satunya posisi yang tidak bisa ia mainkan adalah penjaga gawang. Sedikit berkelakar, Maitimo mengungkapkan bahwa ia dimainkan sebagai penjaga gawang, mungkin ia akan seperti Rene Higuita, penjaga gawang legendaris Kolombia yang terkenal dengan tendangan kalajengkingnya.
“Ya, saya bisa bermain di manapun, kecuali kiper. Kalau kiper terus terang saya tidak bisa, mungkin saya bermain sebagai kiper saya akan seperti Rene Higuita,” tukasnya sambil tertawa.
Komentar