Memagari pemain andalan merupakan salah satu upaya yang pasti dilakukan klub di bursa transfer, selain berburu pemain baru tentunya. Namun bagaimana bila upaya mempertahankan pemain andalannya itu justru membuat sang pemain merasa tertekan? Agaknya hal tersebut yang dirasakan oleh Virgil van Dijk saat Southampton berusaha memagarinya dari godaan klub lain.
Van Dijk menjadi salah satu target buruan beberapa kesebelasan top Liga Primer seperti Manchester City, Liverpool, hingga Chelsea. Dari tiga kesebelasan tersebut, Liverpool menjadi peminat yang memiliki hasrat paling menggebu untuk mendatangkan bek berusia 26 tahun itu.
Tawaran senilai 60 juta paun telah diajukan beberapa waktu lalu, namun sayangnya kubu The Saints menolak penawaran tersebut dan menyatakan bahwa Van Dijk tidak dijual. Tidak hanya itu, kubu Southampton juga mengancam bakal melaporkan Liverpool yang mereka anggap telah melakukan pendekatan secara ilegal kepada van Dijk. Hal tersebut kemudian membuat Liverpool mundur perlahan untuk mendapatkan tanda tangan Van Dijk.
Namun upaya keras Southampton untuk mempertahankan Van Dijk ternyata tidak mendapat respon positif dari mantan pemain Celtic itu. Van Dijk mengaku jengah dengan sikap Southampton yang dinilainya terlalu represif. Sebelumnya, ia sudah mendesak pihak klub untuk melegonya ke kesebelasan lain.
Namun kubu Southampton justru memberikan hukuman kepada Van Dijk. Ia tidak diikutsertakan dalam tur pra musim, melakukan latihan sendiri, dan yang paling berat adalah bayarannya selama dua pekan tidak dibayarkan. Sontak hal tersebut membuat Van Dijk semakin jengah, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuat pengajuan resmi kepada klub untuk menjualnya di bursa transfer musim panas ini.
"Dengan menyesal saya bisa memastikan bahwa saya telah menyerahkan permintaan transfer untuk meninggalkan Southampton. Saya merasa tidak punya pilihan lain setelah mengetahui niatan klub untuk menerapkan sanksi indisipliner terhadap saya dengan pemotongan gaji setara dua minggu. Saya akan mengajukan banding karena sanksi itu tidak dapat dibenarkan, dan klub tidak mengikuti protokol disiplin yang benar,” katanya seperti dikutip dari Sky Sports.
"Saya juga ingin menjelaskan bahwa saya tidak pernah menolak untuk berlatih. Sebagai seorang profesional, saya tersinggung oleh pendapat bahwa sayalah yang menolak untuk berlatih dan merasa perlu untuk menunjukkan versi kejadian yang sebenarnya,” sambungnya.
Van Dijk mengungkapkan bahwa dalam enam bulan terakhir ia intens melakukan diskusi dengan dewan klub. Selain itu, Claude Puel yang merupakan mantan manajer Southampton dan Mauricio Pellegrino pun tak luput ia ajak diskusi untuk memberi tahu keinginannya untuk meninggalkan klub dengan alasan agar bisa mencari tantangan baru.
Penggawa Tim Nasional Belanda itu melanjutkan bahwa dengan segala potensi yang dimilikinya, ada ambisi untuk meraih sebanyak mungkin prestasi di tingkat yang jauh lebih tinggi. Keinginannya adalah bermain di kompetisi Eropa untuk menantang para juara. Oleh karena itu, Van Dijk meminta agar Southampton bisa mempertimbangkan setiap tawaran yang masuk dari kesebelasan top yang ingin meminangnya.
"Saya merasa frustrasi karena posisi klub, yang juga menyatakan bahwa saya tidak untuk dijual dan saya kecewa karena penawaran dari beberapa klub papan atas untuk saya telah ditolak secara konsisten. Secara konsisten saya menyampaikan yang saya rasakan kepada manajemen senior di Southampton atas apa yang saya yakini sebagai percakapan pribadi. Tapi saya kecewa karena percakapan ini secara teratur diungkapkan ke media,” terangnya.
Ingin Tetap Menjaga Hubungan Baik
Dengan keputusannya itu Van Dijk menyadari bahwa para penggemar pasti akan kecewa. Namun ia tidak lagi memiliki pilihan lain setelah apa yang terjadi dalam beberapa waktu sebelumnya. Ia sangat berharap bisa mempertahankan hubungan baik dengan pihak klub maupun penggemar, karena biar bagaimanapun banyak hal indah yang ia lalui selama menjadi bagian penting dari Southampton selama dua tahun ke belakang ini.
“Saya sangat berharap dapat mempertahankan hubungan baik dengan semua pihak di klub. Saya selalu menikmati momen-momen penting dengan Semua orang di klub, terutama para penggemar, tapi sayangnya mengingat semua yang terjadi, hal ini sekarang sangat terpengaruh,” ujarnya.
Van Dijk melanjutkan bahwa ia juga sangat berterima kasih kepada Southampton yang telah memberinya kesempatan untuk bermain di Liga Primer. Sebelumnya, Van Dijk hanya bermain di kompetisi Eredivisie bersama Groningen dan Liga Primer Skotlandia bersama Celtic FC. Pada tahun 2015, ia diboyong Southampton ke Liga Primer.
Selama dua musim tampil di Liga Primer, Van Dijk mampu menunjukkan performa yang cukup baik sebagai pemain belakang. Pada musim lalu saja Sebagai pemain belakang, Van Dijk memang memiliki kemampuan yang komplet. Posturnya yang jangkung membuat mantan pemain Celtic itu jago dalam duel udara. Pada musim ini, dari 128 duel udara yang dilakukan, 96 di antaranya ia menangkan.
Bila dipersentasekan, rata-rata keberhasilan Van Dijk memenangkan duel udara adalah 75 persen. Kemampuan Van Dijk dalam mengawal lini pertahanan memang sangat baik, tak salah bila ia menjadi properti panas di bursa transfer musim panas ini.
"Saya ingin menjelaskan bahwa saya tidak memiliki apa-apa selain rasa terima kasih kepada semua orang di Southampton karena telah memberi saya kesempatan untuk bermain di Liga Primer. Namun sekarang waktunya bagi saya untuk pindah dan saya berharap dapat bekerja sama dengan semua orang di Southampton di lain waktu. Saya juga berharap agar klub bisa menemukan resolusi terbaik yang sesuai dengan keinginan mereka setelah saya pergi," tegasnya.
Tentu saja ini menjadi kesempatan besar bagi para peminat Van Dijk untuk kembali melakukan ancang-ancang agar bisa menggaetnya. Liverpool kemudian kembali dikait-kaitkan dengan pemain asal Belanda itu. Sebab, sebelumnya Liverpool menjadi salah satu peminat yang sangat ingin menjadikan Van Dijk sebagai benteng kokoh di lini pertahanan mereka.
Namun tidak pernah ada yang pasti dalam bursa transfer, sehingga segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tak bisa dijadikan rujukan sahih sebelum kepastian itu datang.
Foto: Sky Sports, The Sun, Daily Star
Komentar