Ada hal menarik menjelang pertandingan play-off Liga Eropa antara tuan rumah Legia Warsawa melawan Sheriff Tiraspol dalam pertandingan babak penyisihan pertama Liga Eropa di Stadion Polish Army, Jumat (18/8) dini hari Waktu Indonesia. Bukan soal jalannya pertandingan, yang menarik justru aksi para supporter Legia Warszawa di tribun stadion.
Aksi menarik tersebut dimulai dengan adanya spanduk raksasa yang membentang dengan tulisan “And The 35.000 € Fine Goes To…” lalu mereka menggantinya dengan spanduk raksasa bergambar seekor babi dengan lambang UEFA yang sedang memegang mangkok berisi logo Legia Warsawa.
Aksi tersebut dilakukan karena Legia Warszawa baru saja didenda oleh UEFA sebesar 35 ribu euro pada bulan lalu. Denda itu dampak dari pemasangan spanduk raksasa bergambar tentara Nazi memegang pistol dan diarahkan kepala seorang anak kecil. Di bawah gambar tersebut bertuliskan “Selama pemberontakan Warsawa, tentara Jerman membunuh 160.000 orang termasuk di antaranya anak-anak".
Selain spanduk raksasa, supporter Legia Warsawa lainnya membawa kertas yang dibentuk secara sempurna hingga membentuk bendera Polandia dengan angka 1944. Angka itu merujuk kepada tahun peristiwa pemberontakan Warsawa terjadi. Artinya, pada saat itu para pendukung Legia Warsawa sedang menandai peringatan ke-73 tahun pemberontakan Warsawa.
Pemberontakan Warsawa sendiri dilatarbelakangi perselisihan antara pemerintahan Polandia di pengasingan dengan Uni Soviet. Pada saat mengusir tentara Jerman dari Polandia, Uni Soviet menduduki pemerintahan yang dipimpin oleh para tokoh komunis Polandia. Hal ini tidak disenangi pemerintah Polandia di pengasingan yang didukung oleh kebanyakan penduduknya yang anti-Soviet dan anti-Komunis. Agar dapat mematahkan klaim Soviet sebagai “pembebas” Polandia, kelompok gerilya anti-komunis Polandia di bawah pimpinan jenderal Bow Komorowski berusaha untuk merebut Warsawa dari tangan Jerman ketika tentara merah berada di depan Gerbang Warsawa.
Pemberontakan pun meletus pada awal Agsutus 1944. Saat itu kaum gerilyawan dan penduduk sipil Warsawa bahu membahu-membahu merebut ibu kota mereka dari tangan Nazi. Adolf Hitler Politisi Jerman sekaligus Ketua Partai Nazi pun dibuat marah. Ia langsung mengirimkan pasukan perangnya yang dinamakan Schutzstaffel (SS) untuk mematahkan perlawanan tersebut. Di antara pasukan SS, terdapat sebauh unit yang terdiri atas orang hukuman.
SS juga mengerahkan bayaran mereka yang kejam, yang terdiri atas orang-orang Rusia, Ukraina dan Muslim Rusia. Diperkirakan 150.000 penduduk Warsawa tewas selama pertempuran yang berlangsung hingga Oktober 1944. Bor Komorowski sendiri kemudian ditawan Jerman. Baru pada bulan Januari 1945, ketika kekuatan anti-Komunis sudah lumpuh, tentara merah membebaskan Warsawa dan menempatkan Polandia di bawah kekuasaan para tokoh komunis Polandia.
Sementara itu, pemasangan spanduk kritikan kepada UEFA bukanlah pertama kalinya dilakukan para supporter Legia Warsawa. Pada 2014 lalu, mereka pun membentangkan spanduk raksasa dengan gambar berlatar belakang UEFA dengan seekor babi dan bertuliskan “because football doesn’t matter money does”.
Kritisnya para suporter Legia Warsawa terkadang dinodai dengan ulah-ulah yang mereka lakukan. Salah satunya keributan ketika pertandingan melawan tuan rumah FC Aktobe dari Kazakhstan pada pertandingan Liga Europa 2014 lalu. Saat itu suporter Legia Warasawa bentrok dengan suporter tuan rumah dan keamanan tribun Sektor 13 Stadion Sentral Aktobe.
Keributan itu berbuntut panjang karena para supporter Aktobe menyerang hotel pemain Legia Warsawa dengan lemparan batu setelah pertandingan. Kendati demikian, para suporter Legia Warasawa tidak melulu menunjukan koreografi berbau kritikan, mereka juga sering membuat dukungan kreatif di setiap pertandingan kesebelasan kesayangannya.
(wld)
Komentar