Kehadiran penonton di stadion adalah sebuah modal tersendiri. Dengan banyaknya jumlah penonton yang hadir dalam stadion, hal tersebut akan menjadi pemasukan tersendiri bagi klub yang bernaung di stadion tersebut. Dukungan dari suporter pun akan lebih terasa seiring dengan banyaknya orang yang datang menonton ke stadion.
Dalam dunia sepakbola profesional yang menuntut kemandirian dari kesebelasan-kesebelasan yang berkompetisi di dalamnya, banyaknya penonton yang hadir dan datang mendukung tim kesayangannya secara langsung di stadion adalah sebuah berkah tersendiri. Secara dukungan, dengan banyaknya penonton yang hadir di dalam stadion, maka dukungan dari tribun akan lebih terasa. Dari segi ekonomi, pendapatan untuk klub pun akan jauh lebih besar.
Mengingat pentingnya kehadiran penonton di stadion dalam sebuah pertandingan sepakbola, KPMG Football Benchmark Research melakukan penelitian tentang jumlah rataan kehadiran penonton di stadion-stadion di lima liga top Eropa (Liga Primer, Serie A, Bundesliga, La Liga, dan Ligue 1). Penelitian ini dilakukan berdasarkan jumlah rataan penonton di lima liga top Eropa pada musim 2016/2017 silam, sekaligus meramalkan jumlah rataan penonton di stadion-stadion di lima liga top Eropa pada musim 2017/2018.
Ramainya stadion-stadion di Jerman, dibandingkan Inggris dan Spanyol
Pada musim 2016/2017, rataan kehadiran penonton di stadion di Jerman terbilang cukup tinggi di antara lima liga top Eropa yang lain. Untuk rataan kehadiran penonton di stadion, Jerman mencatatkan jumlah sebesar 47.000. Salah satu klub Bundesliga, Borussia Dortmund, juga memegang jumlah rataan kehadiran penonton yang tertinggi di Eropa, yakni 80.000.
Salah satu alasan kenapa Jerman bisa mencatatkan jumlah rataan penonton tertinggi di Eropa ini adalah karena meratanya kehadiran penonton di stadion-stadion yang ada di Jerman, terkhusus yang berkompetisi di Bundesliga. KPMG Football Benchmark Research menyebut bahwa hampir setiap stadion di Jerman kerap ramai ketika spieltag dimulai. Bahkan RB Leipzig yang dianggap sebagai "klub plastik" pun mencatatkan jumlah kehadiran penonton yang tinggi, yakni 41.000.
Suporter Dortmund yang selalu memadati Westfalenstadion
Hal ini berbeda dengan yang terjadi di Inggris dan Spanyol. Di dua negara tersebut, keramaian masih terpusat di kota-kota besar macam Manchester, Liverpool, dan London di Inggris, serta Madrid dan Barcelona di Spanyol. Dengan terpusatnya keramaian tersebut, maka rataan kehadiran penonton di stadion di Inggris dan Spanyol pun kalah dari Jerman. Masing-masing mencatatkan rataan kehadiran sebesar 36.000 (untuk Inggris), serta 28.000 (Spanyol).
Untuk musim 2017/2018, KPMG Football Benchmark Research pun meramalkan bahwa jumlah rataan kehadiran penonton di stadion di Jerman masih akan menjadi yang tertinggi di antara lima liga top Eropa yang lain. Ini tak lepas dari promosinya VfB Stuttgart dan Hannover 96 yang memiliki kapasitas stadion yang cukup besar, dan tentunya akan dipadati oleh suporter-suporter setia mereka.
Dengan ramainya antusiasme pendukung klub-klub Jerman menonton langsung ke stadion ini, tak heran Bundesliga tampak begitu semarak serta klub-klub Bundesliga pun jarang mengalami kesulitan keuangan.
Peluang Ligue 1 dan Serie A meningkatkan rataan kehadiran penonton di stadion
Dalam beberapa musim ke belakang, Serie A sedikit mengalami penurunan dalam hal tingkat kehadiran penonton di stadion. Untuk musim 2016/2017, Serie A yang pernah berjaya di era 90an ini hanya mencatatkan rataan kehadiran penonton sebesar 22.000 saja, kalah dari Inggris, Spanyol, bahkan Jerman. Padahal, rataan kapasitas stadion di Italia terhitung tinggi, yakni 41.000.
Hampir serupa dengan yang terjadi di Inggris dan Spanyol, ketidakmerataan jumlah kehadiran penonton di stadion-stadion yang ada di Italia membuat rataan kehadiran penonton di stadion di Italia masih rendah jika dibandingkan dengan Inggris, Spanyol, dan Jerman. Namun dengan Serie A yang sekarang mulai kembali dilirik oleh beberapa kalangan, serta prestasi Juventus yang bisa dibilang cukup baik dalam ajang Liga Champions, rataan kehadiran penonton di stadion di Italia bisa kembali meningkat walau jumlahnya tidak signifikan.
Ligue 1 juga menjadi salah satu dari lima liga top Eropa yang rataan kehadiran penontonnya tidak tinggi-tinggi amat. KPMG Football Benchmark Research mencatat bahwa rataan kehadiran penonton di stadion di Prancis hanya berjumlah 21.000 saja, terendah di antara lima liga top Eropa yang lain.
Renovasi beberapa stadion di Prancis untuk ajang Piala Eropa 2016 nyatanya tidak mendongkrak rataan kehadiran penonton di Prancis. Tercatat hanya Parc des Princes yang mencatat rataan kehadiran penonton tertinggi di Prancis, yakni 45.000. AS Monaco, kampiun Ligue 1 musim 2016/2017, dilansir oleh KPMG Football Benchmark malah menorehkan rataan kehadiran penonton terendah di Prancis.
Namun, jika di musim 2017/2018 ini klub-klub Ligue 1 dapat memanfaatkan kapasitas stadion mereka yang sudah direnovasi, bukan tidak mungkin rataan kehadiran penonton mereka di masa depan dapat mengalahkan Italia, bahkan Spanyol sekalipun. Apalagi sekarang Ligue 1 sudah lebih merata dan tidak hanya terpusat di Paris saja.
Setelah menjadi juara, Monaco bisa meningkatkan tingkat okupansi stadion mereka
***
Jika ditelisik lebih jauh, rataan kehadiran penonton di stadion memang bisa dianggap hal yang remeh-temeh jika dibandingkan aspek-aspek yang lain. Namun jika aspek ini tidak diperhatikan, akan ada beberapa dampak yang dirasakan oleh klub, terutama dari segi pemasukan dan dukungan suporter di dalam stadion. Rasa semarak itu akan hilang seiring dengan enggannya orang-orang menonton di stadion.
Oleh karena itu, rataan kehadiran penonton ini menjadi hal kecil yang harus mulai dipikirkan secara masak oleh klub. Jika stadion ramai, bukan hanya pemain di lapangan saja yang akan senang, namun juga jajaran manajemen klub karena pemasukan untuk klub akan menjadi lebih besar. Ya, asal suporter jangan sampai dikomersialisasi saja dengan dalih membantu klub.
Sumber: KPMG Football Benchmark
Komentar