Menghadapi Vietnam, yang merupakan laga terberat Indonesia di SEA Games 2017 grup B cabang sepakbola, Indonesia harus tampil pincang. Di saat Indonesia membutuhkan lini serang yang tajam untuk bisa menembus pertahanan Vietnam yang sejauh ini baru kebobolan satu gol, Indonesia dipastikan takkan diperkuat gelandang andalannya, Evan Dimas, karena akumulasi kartu kuning.
Perlu diketahui, bersama Myanmar, Vietnam saat ini merupakan kesebelasan paling produktif di SEA Games 2017 dengan 12 gol. Yang membuat Vietnam lebih baik dari Myanmar adalah Vietnam baru kebobolan satu gol, sementara Myanmar empat gol. Selain itu Myanmar mencetak 12 gol dalam empat pertandingan, sementara Vietnam baru menjalani tiga laga.
Yang perlu menjadi perhatian khusus tim pelatih Indonesia, Vietnam merupakan kesebelasan yang bermain dengan possession football. Dalam tiga laga terakhir, Vietnam selalu tampil dominan dibanding lawan-lawannya. Hasilnya pun cukup konsisten, empat gol selalu dicetak di setiap pertandingan; Timor Leste 4-0, Kamboja 4-1, dan Filipina 4-0.
Indonesia juga cukup mampu mendominasi pertandingan dalam tiga laga mereka. Hanya saja yang membedakan, Vietnam benar-benar mengandalkan umpan-umpan pendek saat membangun serangan dari belakang. Hal itu berbeda dengan Indonesia yang masih mengandalkan umpan panjang ke area flank untuk memanfaatkan kecepatan pemain sayap seperti Osvaldo Haay, Saddil Ramdani atau Febri Hariyadi.
Dalam mengirimkan umpan-umpan panjang, Indonesia benar-benar mengandalkan Evan Dimas sebagai distributor serangan. Maka dari itu tanpa Evan Dimas melawan Vietnam, pelatih timnas Indonesia, Luis Milla, tentunya memiliki dua opsi; menggunakan pemain lain untuk memainkan peran Evan Dimas sebagai pengirim umpan panjang atau mengganti skema penyerangan.
Bisa dibilang situasi ini di luar rencana Milla. Karena dari 21 pemain yang dibawa, hanya empat pemain yang berposisi gelandang tengah. Selain Evan Dimas, pemain yang natural berposisi gelandang tengah adalah Asnawi Mangkualam, Muhammad Hargianto, dan Hanif Sjahbandi. Dari ketiga nama tersebut, Hargianto tampaknya akan mendapatkan satu tempat untuk susunan pemain menghadapi Vietnam.
Lalu siapa yang akan menjadi tandem Evan Dimas? Selain Hanif dan Asnawi, sebenarnya Osvaldo Haay juga bisa bermain pada posisi ini. Tapi pemain yang akan menjadi tandem Hargianto di lini tengah melawan Vietnam nanti bergantung pada skema apa yang akan dimainkan Indonesia tanpa Evan Dimas.
Jika Milla tidak mengubah skema penyerangan, tetap mengandalkan umpan-umpan panjang, maka Hanif bisa jadi pilihan tepat. Tapi jika pelatih asal Spanyol tersebut akan bermain aman dengan menguatkan lini tengah, Asnawi merupakan pilihan yang lebih baik.
Menurut kami, pilihan memainkan Asnawi akan lebih baik kala menghadapi Vietnam. Hal ini dikarenakan di kubu lawan terdapat Nguyen Cong Phuong. Cong Phuong tampil impresif dalam tiga laga yang sudah dijalaninya dengan sumbangan tiga asis dan empat gol (top skorer). Pemain bernomor punggung 10 ini bermain sebagai gelandang serang dalam formasi 4-2-3-1 yang diandalkan Vietnam.
Baca juga: Ancaman Vietnam Akan Datang dari Cong Phuong
Asnawi sendiri terbukti bisa diandalkan sebagai double pivot selama bermain bersama PSM Makassar. Ia berduet dengan Marc Klok untuk membebaskan pergerakan Wiljan Pluim yang membantu serangan. Maka duet Asnawi-Hargianto diharapkan bisa memberikan keleluasaan bagi Septian David Maulana untuk mengobrak-abrik pertahanan Vietnam.
Dalam skema permainan Indonesia, sangat penting untuk membuat Septian David bisa berkreasi di depan kotak penalti lawan. Dalam tiga pertandingan terakhir, terbukti pemain Mitra Kukar tersebut bisa dibilang merupakan pemain terbaik Indonesia sejauh ini dan tampil cukup konsisten.
Tapi dengan usia Asnawi yang masih 17 tahun, tak mengherankan jika pada akhirnya Hanif atau bahkan Osvaldo Haay-lah yang dipilih sebagai tandem Hargianto. Karena menghadapi Vietnam yang sedang di atas angin, mentalitas pemain juga akan memengaruhi hasil pertandingan.
Komentar