Juventus masih belum selesai berburu pemain baru pada bursa transfer musim panas yang masih dibuka sekitar lima hari lagi. Bek tengah adalah posisi yang sedang diburu Juventus dalam sisa waktu jual beli dan pinjam pemain ini.
Posisi itu dipertimbangkan kepada dua nama, yakni Ezequiel Garay (Valencia) dan Benedikt Howedes (Schalke 04). Tapi dalam beberapa waktu terakhir, Howedes semakin dekat dengan Juventus. Ia diproyeksikan Juventus untuk menjadi pengganti Leonardo Bonucci yang pindah ke AC Milan. Untuk mendapatkan Howedes, Juventus menawarkan kontrak tiga tahun dengan gaji 4 juta euro per musimnya.
Selain bek tengah, Howedes juga bisa dimainkan sebagai full-back kanan maupun kiri. Itulah alasan utama mengapa Juventus lebih santer dikaitkan dengan bek asal Jerman tersebut ketimbang Garay.
"Kami mencari bek yang bisa bermain dua posisi di tengah dan sayap. Howedes? Dia adalah pilihan. Tentu saja dia lebih dari pilihan yang sedikit ini. Tapi kami tetap akan membicarakan kesepakatannya dengan pemain dan Schalke 04," ungka Giuseppe Marotta selaku CEO Juventus, seperti dikutip dari Goal Internasional.
Di sisi lain, agen Howedes bernama Volker Struth pun mengakui bahwa ada tawaran dari Juventus kepada kliennya tersebut. Tapi Struth juga mengatakan bahwa Schalke ingin mempertahankan bek 29 tahun tersebut. "Juve menginginkannya, Benedikt Howedes juga menginginkannya. Kami memiliki kesepakatan secara prinsip. Sekarang Schalke juga menginginkannya (bertahan)," beber Struth.
Kedatangan Howedes akan memberikan banyak cover bagi Juventus atas pengalaman yang membuatnya bisa memainkan lebih dari satu posisi. Ketika menjadi full-back, posisi yang paling sering dimainkan Howedes berada di sebelah kanan karena kecenderungan kakinya juga di sisi tersebut. Juventus sendiri memang masih memiliki bek tengah berkualitas walau ditinggal Bonucci. Pada posisi pendamping Giorgio Chiellini itu, masih ada Andrea Barzagli, Mehdi Benatia atau Daniele Rugani.
Tapi keinginan Juventus mendatangkan Howedes seperti memiliki maksud lain, yaitu atas bisanya memainkan posisi full-back kanan. Sejauh ini memang penampilan Mattia De Sciglio yang didatangkan dari Milan belum memuaskan. Asumsi itu muncul ketika Juventus gagal meraih gelar Piala Super Italia 2017 karena dikalahkan SS Lazio dengan skor 3-2. Kala itu De Sciglio dianggap sebagai penyebab penentu kemenangan Lazio karena gagal menahan pergerakan Jordan Lukaku.
Lawannya itu justru bisa melewati De Sciglio dengan mudah karena tekelnya gagal sehingga Lukaku bisa memberikan asis kepada Alessandro Murgia. Bahkan De Sciglio pun cuma dimainkan satu kali sejak awal dari lima pertandingan Juventus sebelum Serie-A 2017/2018 dimulai, baik menggunakan formasi empat atau tiga bek. Pada pertandingan pertama Serie-A musim ini pun Juventus masih mempercayakan posisi full-back kanan kepada Stephan Lichtsteiner. Padahal ia bisa dibilang merupakan pemain yang dinomor kesekian di Juventus dalam beberapa musim ke belakang.
Di setiap musimnya pun ia selalu digosipkan bakal ditendang oleh kesebelasan asuhan berjuluk La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) tersebut. Keputusan Juventus itu membuat kedatangan De Sciglio untuk mengobati kepergian Dani Alves tidak berpengaruh. Pembelian De Sciglio justru terlihat menjadi penurunan yang signifikan bagi Juventus. Padahal De Sciglio merupakan bek paling penting Milan musim lalu. Asumsi itu bisa dilihat dari statistik peluang lawan-lawannya ketika ia bermain bersama Milan selama musim lalu.
Selama De Sciglio dimainkan Milan, lawan cuma memiliki peluang menembak ke gawang sebesar 1,08%. Memang rasio itu masih di bawah Alves yang membuat lawan cuma memiliki kemungkinan menembak ke gawang sebesar 0,75%. Tapi rasio De Sciglio merupakan paling baik di antara bek-bek lainnya di Milan selama musim lalu. Romagnoli saja membiarkan lawan mendapatkan kesempatan peluang 1,10 persen menembak ke lawan. Bahkan Paletta, Ignazio Abate, Leonel Vangioni dan Luca Antonelli lebih parah lagi.
Nyatanya De Sciglio belum langsung nyetel dengan permainan Juventus. Statistik De Sciglio selama bersama Milan pun dinilai masih belum cukup bagi Juventus yang memiliki pertahanan terbaik musim lalu. Apalagi sekarang ia dibayang-bayangi juga dengan kabar kedatangan Howedes yang bisa saja membuatnya semakin tertekan di Juventus.
Pelatih Juventus, Massimilliano Allegri, juga pernah mengatakan bahwa De Sciglio masih belum tampil sebagaimana mestinya. Meski begitu Allegri tahu betul seberapa besar potensi yang dimiliki De Sciglio karena dirinya-lah yang mengorbitkan De Sciglio ke skuat utama Milan beberapa tahun yang lalu.
Di sisi lain perburuan Howedes juga memiliki asumsi lain karena ia bisa melakukan build-up serangan sebagai bek tengah atas pengalamannya menjadi full-back kanan. Musim lalu, akurasi operan Howedes mencapai 86% dan melepaskan 4,1 umpan panjang di setiap pertandingannya.
Jumlah umpan panjangnya itu merupakan terbanyak keenam di Schalke selama di Bundesliga 2016/2017. Apalagi banyak kesebelasan di Jerman yang menerapkan pressing agresif. Tapi Howedes bisa melepaskan umpan panjang cukup sering dari lini belakang itu bisa dibilang istimewa. Setidaknya, ia bisa menjadi solusi terbaik saat ini jika Juventus benar-benar perlu menemukan sosok build-up serangan dari belakang a la Bonucci.
Sumber lain: Bild, Juve, SB Nation.
Komentar