Gelandang Arsenal, Alex Oxlaide-Chamberlain, sudah resmi berlabuh ke Liverpool. Media-media Inggris mengabarkan bahwa Arsenal dan Liverpool sudah mencapai kesepakatan untuk transfer pemain berusia 24 tahun itu dengan mahar 35 juta paun. Kepastian merapatnya Chamberlain sudah diumumkan oleh Liverpool melalui postingan twitternya.
https://twitter.com/LFC/status/903210915176337408
Kepindahan Chamberlain ke Liverpool ini tentunya menjadi ironi tersendiri bagi Arsenal. Bagaimana tidak, pada akhir pekan sebelumnya, Arsenal dan Liverpool baru saja bertemu dalam lanjutan pertandingan Liga Primer Inggris di Anfield. Hasil yang tragis harus ditelan The Gunners karena The Reds berhasil memukul mundur mereka ke London dengan kekalahan telak, empat gol tanpa balas.
Tak hanya itu, kepergian Chamberlain juga secara tidak langsung membuat proyek Wenger untuk menjadikan pemain asal Britania Raya sebagai tulang punggung klub di Arsenal berantakan.
Mantan penggawa Southampton itu memang bukan pemain asal Britania Raya terakhir di Arsenal, dan tidak akan membuat Arsenal krisis talenta Britania Raya seandainya Chamberlain memang benar-benar pergi. Setidaknya dengan hengkangnya Chamberlain ke Liverpool, Arsenal masih memiliki beberapa pemain Inggris Raya seperti Dany Welbeck, Rob Holding, Jack Wilshere, Theo Walcott, Alex Iwobi (Inggris), hingga Aaron Ramsey (Wales) yang tercatat sebagai pemain asal Britania Raya yang masih bertahan di Emirates Stadium.
British Core Arsenal
Tapi kalau kembali pada era 2012 lalu, saat kali pertama Wenger ingin memanfaatkan talenta-talenta emas Britania Raya sebagai tulang punggung tim, dengan sebutan British Core, rasanya saat ini memang proyek tersebut tidak berjalan sesuai dengan ekspektasinya dulu.
Sedikit bernostalgia, pada Desember 2012 lalu, ada lima pemain muda asal Britania Raya (Inggris, Wales, Skotlandia, Irlandia Utara, dan Gibraltar) seperti Jack Wilshere, Aaron Ramsey, Alex Oxlade-Chamberlain, Kieran Gibbs, dan Carl Jenkinson yang menandatangani kontrak jangka panjang bersama Arsenal. Pemberian kontrak jangka panjang kepada lima pemain tersebut tak lepas dari proyek pelatih Arsenal, Arsene Wenger, yang ingin menjadikan pemain-pemain asal Britania Raya sebagai tulang punggung kesuksesan tim.
Hal itu secara tidak langsung menjadi simbol era baru Arsenal yang lebih mengandalkan pemain-pemain asli Britania Raya sebagai tulang punggung tim. Sebelumnya, The Gunners menjadi salah satu kesebelasan yang sering menuai kritikan karena minimnya komposisi pemain Inggris dalam skuatnya. Pada tahun 2005, salah satu media ternama Inggris pernah menjuluki klub tersebut dengan sebutan ‘Arsenal’s United Nations’.
Bagaimana tidak, pada masa-masa itu Arsenal memang lebih condong untuk mengandalkan pemain-pemain luar Inggris. Entah karena alasan apa, namun yang jelas Arsenal lebih senang untuk mengandalkan talenta-talenta emas luar Inggris khususnya yang berasal dari Perancis, yang merupakan negara asal Wenger.
Tapi pada akhir tahun 2012, Arsenal mulai berbenah dan merancang proyek baru dengan melibatkan banyak pemain Inggris Raya di dalamnya. Sesaat setelah penandatanganan kontrak jangka panjang lima pemain tersebut, Wenger mengungkapkan bahwa Arsenal memang ingin membangun tim dengan basis pemain muda Inggris yang kuat.
"Saya percaya ketika Anda memiliki pemain Inggris sebagai pemain inti, selalu lebih mudah untuk menjaganya tetap bersama. Kami senang kelima pemain muda ini telah menandatangani kontrak jangka panjang. Rencananya kami akan membangun tim yang memiliki basis pemain muda yang kuat untuk membuat mereka mengembangkan talenta mereka di klub,” terangnya pada saat itu seperti dilansir dari Sky Sports.
Nasib lima pemain tersebut yang kemudian menjadi tak jelas
Namun seiring berjalannya waktu, satu per satu dari lima pemain yang diharapkan Wenger bisa menjadi tulang punggung kesebelasan itu akhirnya hengkang juga. Tercatat, sudah ada dua pemain, Kieran Gibbs dan Carl Jerkinson, yang resmi hengkang dari Emirates Stadium. Gibbs yang merupakan pemain asli binaan Arsenal itu memilih bergabung bersama West Bromwich Albion pada musim 2017/2018 ini.
Sebelum hengkang, Gibbs sempat menjadi sosok kunci di pos bek sayap kiri Arsenal setelah kepergian Gael Clichy ke Mancester City. Namun kedatangan Nacho Monreal justru membuat namanya tenggelam. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan, hingga akhirnya gusar dan memutuskan hengkang ke West Brom dengan mahar 7 juta paun.
Nasib yang lebih tragis dialami Jerkinson, satu setengah tahun setelah menandatangani kontrak jangka panjang bersama Arsenal, ia justru lebih banyak menghabiskan kariernya sebagai pemain pinjaman di klub lain. Dimulai dengan West Ham United yang meminjamnya selama dua musim (2014-2016). Pada tahun 2016 ia sempat kembali ke Arsenal, namun pada Agustus 2017, ia kembali dipinjamkan ke Birmingham City, menyusul kemunculan Hector Bellerin yang semakin bertaji penampilannya.
Setelah dua pemain tersebut hengkang, maka hanya tersisa Chamberlain (sebelum kemudian pindah), Ramsey, dan Willshere. Dari ketiga nama tersebut hanya Ramsey yang masa depannya lebih cerah di Emirates Stadium. Tak bisa dimungkiri bahwa Ramsey merupakan salah satu sosok sentral di lini tengah The Gunners, bakarnya pemain asal Wales itu juga akan mendapat perpanjangan kontrak.
Sementara Wilshere, nasibnya agak muram setelah musim lalu menghabiskan waktu sebagai pemain pinjaman di AFC Bournemouth. Kabarnya pemain berusia 25 tahun itu masuk dalam daftar pemain yang akan dijual oleh Arsenal. Hal tersebut juga dipengaruhi dengan seringnya Wilshere absen lantaran cedera.
Jadi, dengan hengkangnya Chamberlain dan menunggu hengkangnya Wilshere juga, maka berakhir sudah proyek British Core Arsene Wenger di Arsenal.
Foto: Pinterest, Telegraph, Sky Sports
Komentar