Pindah ke Chelsea mungkin adalah keinginan yang ada di dalam banyak pemain karena nama besarnya. Namun lain hal dengan Ross Barkley. Baginya, pindah ke Chelsea adalah hal yang terlalu cepat.
Di hari penutupan bursa transfer atau deadline day, Jum`at (1/9/2017) Ross Barkley sudah mengambil keputusan terkait klub selanjutnya yang akan ia bela. Sempat gencar diberitakan akan membela Chelsea, dan akan menjalani tes medis di Cobham, Barkley justru berpaling di saat-saat akhir. Ia tidak jadi merapat ke Stamford Bridge, padahal dikabarkan deal sebesar 35 juta paun sudah terjalin antara Chelsea dan Everton.
"Dua klub sebenarnya sudah menyetujui harga 35 juta paun sebagai kesepakatan transfer Ross Barkley. Namun setelah tes medis, seperti yang diungkapkan Paul Martin (agen Barkley), ia tiba-tiba mengubah keputusannya dan akan memikirkan kembali masa depannya pada bursa transfer Januari 2018 mendatang," ujar Farhad Moshiri, pemilik klub Everton disitat dari ESPN FC.
Keputusan Barkley yang bisa dibilang cukup mendadak ini mengundang sedikit tanya: mengapa bisa ia menolak pinangan dari klub sebesar Chelsea, yang notabene adalah salah satu klub kenamaan di Inggris?
Barkley yang pernah dan masih memikat
Ross Barkley pernah menjadi pemain yang cukup menjanjikan di masa lalu. Pada musim 2013/2014, musim pertama kemunculannya di kancah Liga Primer, Barkley sukses mencetak tujuh gol dan tiga asis dari 38 pertandingan yang ia lalui bersama Everton. Hal ini pun mencuatkan namanya sebagai pemain masa depan Inggris, mengingat usianya yang kala itu masih 20 tahun.
Setiap musimnya, Barkley pun menunjukkan kemajuan penampilan yang cukup baik. Meski kerap menderita cedera, namun ia juga kerap bisa memberikan kontribusi yang cukup baik bagi kesebelasannya. Pada musim 2016/2017, ia sukses menorehkan enam gol dan sembilan asis dari 39 penampilannya untuk The Toffees. Ia pun sukses mengantarkan Everton berlaga di Liga Europa.
Sebenarnya, dari segi penampilan, ia masih memikat. Walau harus bolak-balik meja perawatan karena acap mengalami cedera, nama Barkley masih menyimpan potensi sebagai pemain masa depan Inggris. Apalagi sekarang usianya baru memasuki 23 tahun, usia yang bisa dibilang masih panjang dalam perkembangan karier sepakbola seorang pemain. Namun memasuki musi8m 2017/2018, sebuah turbulensi terjadi di dalam diri Barkley, yang membuatnya ingin pindah ke kesebelasan lain.
Baca Juga: Ross Barkley dan Masa Depan yang Tak Menentu di Everton
Menolak Chelsea, dengan alasan terlalu cepat
Pada musim 2017/2018, Everton kedatangan gelandang-gelandang serang mumpuni. Ada nama Gylfi Sigurdsson, serta pemuda menjanjikan dari Ajax bernama Davy Klaasen, yang menambah kekuatan skuat Everton. Namun Barkley justru merasakan hal yang lain. Ia merasa posisinya terancam.
Sigurdsson, salah satu pemain yang mengancam posisi Barkley
Oleh karena itu, ia pun mulai menunjukkan tanda-tanda keinginan untuk pindah klub di musim 2017/2018. Chelsea dan Tottenham Hotspur dikabarkan menjadi klub terdepan yang siap untuk menampung talenta Ross Barkley ini. Pemain kelahiran Liverpool itu bahkan sudah menolak tawaran perpanjangan kontrak dari Everton, dengan gaji 100.000 paun per minggunya.
Sontak sikap dari Barkley ini pun membuat petinggi klub Everton, juga manajer Ronald Koeman, sedikit geram. Sikapnya yang terang-terangan menunjukkan bahwa ia ingin pindah ini membuat namanya kerap tidak disertakan dalam skuat Everton, selain karena memang ia sedang menepi karena cedera hamstring yang ia dapatkan. Everton pun mulai terbuka terhadap segala tawaran yang masuk untuk Barkley, dan Chelsea menjadi yang serius menawar pemain tersebut.
Harga 35 juta paun sudah menjadi kesepakatan yang terjalin antara Chelsea dan Everton soal Barkley. Malah, ia sudah mendapat izin dari manajemen The Toffees untuk ikut menjalani tes medis bersama Chelsea di Cobham. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Barkley yang sudah tinggal selangkah lagi menjadi pemain Chelsea malah tidak jadi membela Chelsea, padahal ia sudah ikut tes medis.
Berbagai spekulasi pun bermunculan mengenai gagalnya Barkley berseragam Chelsea ini. Ada dua kemungkinan yang mencuat: karena Barkley begitu ingin berseragam Tottenham Hotspur, dan karena Barkley merasa segalanya terlalu cepat bagi dirinya.
Untuk alasan pertama, Daliy Mail melansir bahwa sebenarnya Barkley begitu ingin membela Tottenham Hotspur dan bekerja di bawah komando Mauricio Pochettino yang memang akrab dengan bakat muda Inggris di Spurs. Tapi tawaran yang tak kunjung datang dari The Lilywhites kepada dirinya membuatnya urung membela Spurs. Daniel Levy tampaknya tak berminat merekrut Barkley.
Untuk alasan kedua, Barkley mengatakan bahwa segalanya terlalu cepat bagi dirinya. Everton tampaknya terlalu grasa-grusu ingin segera melepas dirinya, sehingga ia merasa perlu menolak tawaran dari Chelsea ini, dan memikirkan segala sesuatunya secara masak-masak terlebih dahulu. Hal ini pun diakui oleh Farhad Moshiri sendiri.
"Ia ingin memikirkan kembali segala sesuatunya, dan mulai akan menentukan masa depannya pada Januari mendatang. Lagi pula sekarang ia sedang cedera. Jadi ia masih akan bersama kami sampai kontraknya selesai tahun depan. Sebuah kejutan memang, tapi inilah sepakbola," ujar Moshiri disitat dari Daily Express.
***
Mungkin memang benar segalanya terlalu cepat untuk Barkley. Tanpa meminta pendapatnya, manajemen Everton langsung berinisiatif untuk menjualnya setelah melihat tanda-tanda keinginan dari dirinya untuk pindah. Barkley butuh waktu, karena keputusan untuk pindah kadang bisa menjadi keputusan fatal jika tidak dipikirkan secara masak-masak.
Everton mungkin memang menginginkan yang terbaik untuk Barkley, apalagi ia adalah salah satu talenta terbaik Inggris dan perlu asuhan yang tepat agar menjadi pemain kenamaan. Namun, yang akan menentukan masa depan adalah Barkley sendiri. Pada akhirnya, ia yang akan memilih ke mana ia akan berlabuh. Chelsea sudah ia tolak, secara mengejutkan. Mungkin kelak akan ada klub di masa depan yang mau menggunakan jasanya, apalagi ia masih cukup memikat.
Komentar