Manchester City gagal merekrut Alexis Sanchez dari Arsenal pada tenggat bursa transfer musim panas 2017. Padahal, media ESPN FC mengabarkan bahwa City sempat menaikan tawaran mereka menjadi 60 juta paun yang termasuk dengan bonus atau ditambah Raheem Sterling.
Sebenarnya City masih punya kesempatan untuk merekrutnya kembali pada bursa transfer Januari 2018. Pada waktu itulah Arsenal harus menimbang ulang menahan Alexis karena belum ada perpanjangan kontraknya yang akan habis pada Juni 2018. Jika belum ada perpanjangan kontrak dan Arsenal tetap mempertahankan Alexis sampai kurun waktu tersebut, siap-siap saja akan kehilangannya secara gratis.
Padahal sejauh ini City menjadi kesebelasan paling boros di Liga Primer Inggris pada bursa transfer lalu. Mereka mengeluarkan uang sampai 221,5 juta paun untuk mendatangkan Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Danilo, Ederson, Kyle Walker dan lainnya. Di antara pemain tersebut, Mendy merupakan pembelian paling mahal dengan harga 51,7 juta paun dari AS Monaco.
Borosnya pembelanjaan City pun harus disikapi dengan hati-hati. Apalagi aktivitas transfernya mulai dikritisi pihak-pihak lain, "Sudah mencapai tahap di mana satu klub (Manchester City) membayar 40 juta euro (36 juta paun) untuk kiper (Ederson). Kami lega UEFA sedang membuka penyelidikan. Kami tidak akan memasuki bursa yang jauh dari kendali," kata Albert Soler selaku Direktur Barcelona, seperti dikutip dari 101 Great Goal.
Bahkan Presiden La Liga, Javier Tebas, dikabarkan The Guardian menulis surat kepada UEFA pada 22 Agustus lalu yang meminta adanya penyelidikan kepada City dan Paris Saint-Germain (PSG) karena curiga adanya pengeluaran berlebihan pada bursa transfer musim panas 2017 sehingga layak terkena hukuman Financial Fair Play (FFP). Tebas juga mencurigai adanya uang dari campur tangan pemerintah setempat untuk bursa transfer City dan PSG.
PSG dan City pun pernah mendapatkan hukuman FFP pada 2014 sehingga adanya pengurangan skuat di Liga Champions, "Dana PSG dan Man City dari negara bantuan telah mengganggu komptisi Eropa dan menciptakan inflasi yang membuat industri sepakbola tidak dapat diperbaiki lagi. UEFA harus memberlakukan peraturan FFP untuk menghindari diskriminasi antara klub," kata Tebas.
Larangan campuran dana pemerintah pernah disuarakan Margrethe Vestager selaku Komisaris Kompetisi Uni Eropa pada Juli 2016 lalu, "Menggunakan uang pajak untuk membiayai klub sepakbola profesional bisa membuat kompetisi yang tidak fair. Sepakbola profesional adalah aktivitas komersial dengan uang yang signifikan dan uang publik harus sesuai dengan peraturan dan persaingan yang sehat," tuturnya.
Sumber lain: BBC, Sky Sports.
Komentar