Kondisi Madura United sedang tak menentu. Tren negatif yang mereka tunjukkan menjadi faktor penyebabnya. Juara paruh musim Liga 1 Indonesia 2017 ini mengalami paceklik kemenangan sejak kompetisi memasuki pekan ke-19 setelah tanpa kemenangan di empat laga berikutnya.
Serentetan hasil minor yang dialami membuat Madura United harus terlempar dari posisi tiga besar di tabel klasemen sementara Liga 1 Indonesia 2017. Saat ini Madura United duduk di posisi lima dengan poin 36 dari 22 laga. Laskar Sapeh Kerab juga tertinggal enam poin dari Persipura Jayapura yang duduk di posisi tiga dengan 42 poin. Kondisi yang mengherankan tentunya, mengingat Madura adalah juara paruh musim Liga 1.
Pada putaran pertama mereka menjadi salah satu kesebelasan yang tampil cukup stabil. Bahkan ketika akhir putaran pertama, mereka berhasil menyalip PSM Makassar yang sejak pekan pertama memuncaki klasemen sementara. Hal tersebut membuat mereka berhasil menjadi jura paruh musim.
Kehilangan Dane Milovanovic yang mengalami cedera kepala menjadi salah satu penyebabnya. Tak bisa dimungkiri bahwa gelandang asal Australia itu memiliki peran vital di sektor tengah Madura. Ia bisa menjadi tandem yang baik bagi Asep Berlian saat Madura dalam mode bertahan, sementara saat menyerang Dane juga kerap aktif membantu Slamet Nurcahyo yang kerap berperan sebagai gelandang serang.
Mantan penggawa Pelita Bandung Raya (PBR) itu memiliki tipikal sebagai gelandang pekerja keras yang punya kualitas dalam distribusi bola, dan cukup tajam karena mampu menciptakan gol dalam beberapa momentum. Kehilangan Dane membuat Madura sedikit goyah, usaha untuk mencari penggantinya pun terkesan sia-sia.
Sempat ada Cameron Watson, namun pemain asal Autralia itu juga akhirnya terdepak. Sulit melepas bayang-bayang Dane, manajemen Madura kemudian memanggil kembali Dane ke dalam skuat Gomes de Oliviera. Namun karena masih dalam proses pemulihan Dane belum bisa dimaksimalkan perannya.
Selain kehilangan sosok Dane, Madura juga saat ini tengah dirundung masalah produktivitas. Mereka sempat menjadi salah satu kesebelasan yang subur di Liga 1. Peter Odemwingie yang menjadi ujung tombak mereka sempat menjadi salah satu penyerang ganas di putaran pertama Liga 1. Total sudah 13 gol dicetak Odemwingie sebelum paruh pertama Liga 1 berakhir.
Namun saat Madura melakoni pertandingan ke-16 di kompetisi, produktivitas Odemwingie menurun. Setelah mencetak satu gol ke gawang Persiba Balikpapan di laga ke-15, Odemwingie mengalami kebuntuan. Ada tujuh laga yang dilakoni Madura United setelah itu, dan Odemwingie tampil dalam empat pertandingan. Namun tak ada sebiji gol pun yang berhasil ia cetak. Tersiar kabar bahwa menurunnya produktivitas Odemwingie dikarenakan cedera jempol kaki yang dialaminya.
Terkait mulai menurunnya produktivitas mantan pemain Stoke City itu, pelatih Madura seperti sudah menyadarinya. Sehingga pada jeda paruh musim mereka mendatangkan Thiago Fortuoso yang sebelumnya menjadi andalan di lini serang Bhayangkara FC. Namun Fortuoso tampaknya masih butuh waktu untuk bisa nyetel dengan permainan Madura. Sebab sampai dengan saat ini ia belum mampu "pecah telur" sejak pindah ke Madura.
Beruntung bagi Madura yang masih memiliki Greg Nwokolo, karena di tengah kebuntuan Odemwingie dan Fortuoso yang masih mencari permainan terbaiknya, Greg hadir sebagai penyelamat kebuntuan Madura. Ia tampil apik sebagai juru gedor. Sejak Odemwingie mulai menemui kebuntuan, Greg malah mampu mencetak empat gol dalam tujuh pertandingan terakhirnya.
Meski begitu hal tersebut belum cukup untuk menghindarkan Madura dari krisis produktivitas yang secara tidak langsung juga menjadi faktor yang membuat mereka sulit meraih kemenangan. Tercatat dari lima pertandingan awal di putaran kedua Liga 1, Madura baru mencatatkan enam gol dengan jumlah kebobolan mencapai 10 gol.
Ini tentu sinyal bahaya bagi Madura bila tidak segera bangkit, alih-alih kembali ke posisi tiga besar posisi mereka terancam terus melorot. Apalagi kompetitor lain yang posisinya di klasemen berada di bawah mereka banyak yang sedang dalam performa bagus di putaran dua ini. Misalnya Persib Bandung yang tampil mengesankan dengan melewati lima laga awal putaran dua dengan tanpa terkalahkan, kemudian Persija Jakarta, lalu Arema FC, atau bahkan Mitra Kukar.
Tidak ada jalan lain tentunya bagi Madura selain menjadikan laga melawan Arema FC pada Minggu (10/9) sebagai titik bangkit. Biar bagaimanapun upaya mereka untuk bisa kembali ke posisi tiga besar tidak akan mudah lantaran tim-tim yang berada di atas mereka juga mampu menunjukkan konsistensi yang cukup baik untuk mempertahankan performa positif di kompetisi.
Gomes menyadari betul kondisi tersebut, sehingga ia bertekad untuk kembali membawa tim asuhannya itu kembali berjaya saat melakoni partai kandang melawan Arema. Menurutnya, Madura harus cepat bangkit dan bekerja keras agar bisa kembali ke papan atas.
“Kami harus terus berjuang untuk mendapatkan kemenangan, kami harus kerja keras untuk kembali jaya di Madura. Harus berusaha untuk bangkit dan tidak gagal lagi,” katanya seperti dilansir dari halaman resmi klub.
Dalam upaya mencari kejayaan yang hilang, Madura setidaknya bisa sedikit bernapas lega menyusul Dane yang sudah mulai berlatih kembali bersama tim. Tentu saja itu menjadi sinyal positif bahwa pemain yang tenar dengan perayaan gol Batman Face itu bisa kembali merumput.
Foto: Madura United ofisial, Liga-Indonesia
Komentar