Grup H Liga Champions UEFA adalah salah satu “grup neraka” di kompetisi antar kesebelsan Eropa tersebut musim ini. Tottenham Hotspur seperti menjadi kesebelasan yang kurang beruntung karena harus berbagi nasib untuk satu grup bersama Real Madrid, Borussia Dortmund, dan APOEL Nicosia.
Kamis dini hari nanti nanti (14/09), Spurs akan mengawali petualangan mereka di “neraka” dengan menjamu Dortmund di Stadion Wembley.
Melihat sejarah, Dortmund adalah kesebelasan yang lebih berpengalaman di Liga Champions. Spurs juga musim lalu gagal lolos ke fase knock-out. Banyak yang menyalahkan faktor Wembley untuk tersingkirnya Spurs ini.
Akan tetapi, Spurs sedang dalam penampilan terbaik mereka dengan baru saja mengalahkan Everton 3-0 di Goodison Park. Sementara Dortmund bermain imbang tanpa gol di kandang SC Freiburg.
Kedua kesebelasan banyak kehilangan pemain penting
Kedua kesebelasan sama-sama harus kehilangan banyak pemain mereka. Spurs masih harus kehilangan Bamidele Alli karena larangan bermain, kemudian Victor Wanyama dan Moussa Sissoko juga menderita cedera. Tanpa ketiga pemain di atas, lini tengah The Lilywhites normalnya akan mendapatkan ujian yang sangat sulit dari barisan penyerangan Dortmund.
Mauricio Pochettino, manajer Spurs, mungkin akan sedikit lega karena Dortmund juga harus kehilangan pemain-pemain penting mereka dini hari nanti, seperti André Schürrle, Marcel Schmelzer, Marc Bartra, Julian Weigl, Sebastian Rode, Raphael Guerreiro, dan Eric Durm.
Selain itu, Dortmund juga baru saja mengganti pelatih mereka dari Thomas Tuchel menjadi Peter Bosz pada musim panas lalu. Mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut ditunjuk setelah membawa Ajax ke final Liga Europa UEFA.
Secara permainan, Bosz adalah pelatih bertipikal memainkan sepakbola yang menyerang, menarik, dan senang mengembangkan para pemain muda. Kita bisa melihat kemiripan antara Bosz dan Poch. Tapi sayangnya kedua kesebelasan banyak kehilangan pemain penting mereka pada pertandingan nanti.
Spurs akan sulit menembus pertahanan Dortmund karena lebar lapangan
Kedua kesebelasan pernah bertemu dua kali (dua leg) di Liga Europa 2015/2016. Dortmund memenangkan agregat dengan skor 5-1, tapi saat itu Spurs bermain tanpa Harry Kane dan Moussa Dembele. Spurs sangat kehilangan dua pemain tersebut di kedua pertandingan. Jadi, mungkin beberapa hal akan berubah dini hari nanti.
Jika Kane sedang on fire karena baru saja mengakhiri fobia Agustusnya, maka Dortmund datang dengan catatan bagus, yaitu mereka belum pernah kebobolan di tiga pertandingan Bundesliga Jerman.
Selain itu, Spurs seperti memiliki kutukan tersendiri jika bermain di Stadion Wembley. Klenik ini bisa saja menghambat mereka di pertandingan ini, tapi jika kita mengesampingkan klenik, Spurs sebenarnya sedang dalam level permainan yang bagus. Selain Kane, Christian Eriksen juga merupakan salah satu pemain yang berpengaruh bagi The Lilywhites.
Absennya Alli akan membuat Spurs mengandalkan pemain asal Denmark ini saat menjamu Dortmund. Pertahanan rapat Dortmund akan membuat lini tengah Spurs, terutama Eriksen, untuk mencari celah dari posisi yang lebih dalam, untuk kemudian menciptakan ruang yang bisa dimanfaatkan Kane maupun Son Heung-min.
Jika terdesak, Kane juga sering bergerak menjemput bola maupun melebar, untuk memancing para bek lawan. Selain itu, permainan melebar Spurs juga disediakan oleh kedua full-back mereka yang sedang dalam penampilan terbaik, yaitu Ben Davies di kiri dan Kieran Tripper di kanan.
https://twitter.com/SkySportsPL/status/897785832395988992
Namun, para pandit sepakbola menilai jika Stadion Wembley memiliki dimensi lapangan yang lebih lebar daripada stadion lainnya (Goodison Park atau St. James Park misalnya, saat Spurs mampu menang di kedua stadion tersebut), sehingga tidak heran hambatan bagi permainan Spurs yang kurang melebar justru sering terjadi ketika mereka bermain di “kandang” Wembley.
Sebagai perbandingan, tidak ada pemain Spurs yang bertipikal pemain sayap kecuali para bek sayap mereka. Meski mereka memiliki beberapa gelandang yang dinamis seperti Alli, Eriksen, atau Son, tapi mereka biasanya tetap akan kerepotan jika bermain di Wembley. Itulah kenapa “kutukan Wembley” begitu terkenal di mana Spurs kalah 2-1 dari Chelsea dan imbang 1-1 dari Burnley di Wembley musim ini. Dortmund akan mencoba untuk memanfaatkan hal ini.
Mereka memiliki Pierre-Emerick Aubameyang untuk mengacaukan pertahanan Spurs. Christian Pulisic dan Maximilian Philipp, yang keduanya sudah bermain dalam seluruh pertandingan Dortmund musim ini, juga siap memanfaatkan lebar lapangan Wembley untuk menghantui Spurs dengan kutukan Wembley tersebut.
Mampukah Spurs memutus kutukan Wembley?
Pertandingan ini akan menjadi ujian yang datang terlalu dini bagi Spurs. Mereka memang sedang dalam penampilan yang baik, tapi ada hal yang berbau klenik yang mengganggu mereka justru pada pertandingan sepenting ini, yaitu kutukan Wembley. Kita tidak bisa menguantifikasi hal itu, sehingga memang ada beberapa penyebab yang tidak bisa dijelaskan secara analisis dan/atau statistik.
Mengesampingkan klenik, pertandingan ini patut disayangkan karena absennya sejumlah pemain penting bagi kedua kesebelasan. Tanpa Alli, Spurs akan sangat bergantung kepada Eriksen di lini tengah. Ketika Eriksen tampil baik, biasanya Spurs juga akan tampil baik.
Sedangkan untuk Dortmund, mereka masih mengalami “masa transisi” di kepelatihan Bosz. Meski sudah memetik hasil dua kemenangan dan satu imbang, serta belum pernah kebobolan di tiga pertandingan pembuka Bundesliga, perkembangan permainan Dortmund di bawah Bosz masih kalah dibandingkan Spurs di bawah Poch.
Pochettino dan Tottenham memiliki modal yang cukup untuk memenangkan pertandingan ini. Namun, kadang ada hal di luar penampilan yang memengaruhi hasil pertandingan nantinya, sehingga Pochettino dan para pendukung Spurs harus selalu siap jika pertandingan berakhir imbang.
Komentar