Gianfranco Zola mengundurkan diri sebagai Manajer Birmingham City setelah dikalahkan Burton Albion dalam laga Divisi Championship pada 17 April lalu. Kekalahan itu membuat Birmingham berada di peringkat 20 yang merupakan jurang degradasi kompetisi tersebut. 16 jam kemudian Harry Redknapp langsung ditunjuk menjadi Manajer Birmingham dengan durasi kontrak sampai akhir musim 2016/2017,
"Saya mendapatkan telepon pukul tujuh malam dari orang-orang Birmingham. Lalu saya pergi ke London dan melakukan pertemuan selama 10-15 menit dan berkata kepada mereka `saya akan datang (ke Birmingham) dan menjalaninya (menjadi Manajer Birmingham)," celoteh Redknapp seperti dikutip dari BBC.
Ia pun mengungkapkan bahwa istrinya sempat menganggap bahwa keputusannya melatih sebuah kesebelasan lagi adalah sesuatu tindakan yang gila, "Tapi saya harus bangkit dari tempat duduk tanpa melakukan apapun. Ini adalah tantangan sebenarnya. Saya akan berada di sana sampai akhir musim. Dan jika mampu menjaga mereka (di Divisi Championship) dan bangkit, selanjutnya saya akan duduk bersama dan berbicara tentang musim selanjutnya," sambung Redknapp.
Menjadi Manajer Birmingham memang tantangan baru dari Redknapp. Hal itu karena ia belum melatih sebuah klub lagi setelah meninggalkan Queens Park Rangers (QPR) pada Februari 2015. Setelah itu ia melatih Tim Nasional (timnas) Yordania dan sempat menjadi penasihat di Derby County.
Kemudian Redknapp berhasil menghindarkan Birmingham dari degradasi setelah membawa kesebelasan itu ke peringkat 19 klasemen akhir musim lalu. Alhasil, rencananya untuk tetap duduk di kursi manajer dan bertahan pada musim berikutnya pun terealisasikan. Selanjutnya, ia mempersiapkan Birmingham untuk menyambut Divisi Championship 2017/2018.
Tapi kesulitan merekrut pemain yang diinginkannya pada bursa transfer musim panas lalu dianggap menjadi kendala bagi Redknapp. Pada saat itu ia masih belum puas walau sudah mendatangkan delapan pemain. Redknapp masih belum puas karena menginginkan pemain lainnya, yaitu Aden Flint, Alex Song, Emmanuel Ayemang-Badu, Jack Wilshere, John Terry dan lainnya.
"Saya berbicara kepadanya (Badu) dan saya mengatakan bisa memberikan apa yang dia inginkan melalui telepon. Saya kira dia akan bermain untuk saya, tapi pada pagi berikutnya, dia telah menandatangani kontrak dengan klub dari Turki (Bursapor)," imbuh Redknapp ketika menceritakan kegagalan merekrut Badu seperti dikutip dari Mirror.
Ia justru dikagetkan dengan pembelian enam pemain yang dilakukan pihak klub saat tenggat bursa transfer musim panas lalu. Redknapp menganggap bahwa borongan pemain itu merupakan pembelian panik klubnya. Total, Redknapp diberikan 14 pemain dengan estimasi harga 20 juta paun selama bursa transfer musim panas lalu.
Pembelanjaan seperti itu membuatnya merasa dituntut untuk melakukan perombakan besar kesebelasannya. Bagaikan dekorasi sebuah rumah dengan cat yang belum mengering namun dituntut kering lebih cepat. Kendala Redknapp pun diperparah dengan banyaknya cedera yang menghantam skuatnya. Hal itu dianggap menjadi salah satu faktor penyebab kesebelasannya cuma menang satu kali dari delapan pertandingan Divisi Championship 2017/2018.
"Che Adams, dia belum bisa memulai debutnya. Isaac Vassell juga belum bisa bermain (karena cedera). Kami membeli Jota dari Brentford, dia baru sembuh dari cedera hamstring sewaktu di Leeds. Hari ini Jason Lowe mendapatkan cedera hamstring setelah satu atau dua menit pertandingan," imbuhnya ketika jumpa pers sesudah laga melawan Preston.
Baru sekitar satu jam setelah jumpa pers pertandingan, Redknapp harus menerima kenyataan bahwa ia dipecat dari jabatannya. Apalagi kekalahan dari Preston merupakan yang terjadi dalam enam kali secara beruntun. Hasil-hasil minor itu membuat Birmingham berada di zona degradasi pada peringkat 23 klasemen sementara dengan raihan empat poin.
"Sayangnya karena awal musim yang buruk, kami tidak punya pilihan selain menghentikan kontrak manajer dengan segera. Kami berterima kasih atas semua upayanya dan semoga dia beruntung untuk masa depannya," pernyataan resmi Birmingham dikutip dari Birmingham News.
Keputusan itu tidak menutup kekecewaan Redknapp. Ia merasa sulit menerima pemecatannya karena merasa cuma punya waktu satu minggu untuk membangun satu kesebelasan dengan banyaknya pemain baru, "Ini bukan alasan, tapi hari ini (melawan Preston), tiga pemain yang saya pilih telah hilang (karena cedera). Padahal mungkin mereka adalah tiga pemain yang menarik," keluh Redknapp.
"Sudah banyak target yang saya hadapi setelah saya tidak bisa melewati batas waktu dan saya masih merasa layak diberi waktu untuk tim yang ingin menantang target promosi ini," sambung manajaer yang pernah menjuarai Piala Intertoto 1990 bersama West Ham United itu seperti dikutip dari The Guardian.
Di sisi lain, pada waktu pertandingan itu juga Preston tidak bisa diperkuat empat pemainnya karena cedera. Sementara Lee Carsley akan menjadi Manajer Birmingham sementara menggantikan Redknapp. Ketika ditanya tentang karir kedepannya, Redknapp tidak berjani akan melatih sebuah kesebelasan sepakbola lagi.
"Saya sanget meragukan apakah ini (melatih) akan terjadi lagi. Saya seorang realistis. Saya lebih menyukai membantu manajer muda di suatu tempat. Saya melakukan itu di Derby kepada Darren Wassall," tutur manajer yang pernah mempersembahkan gelar Piala FA 2007/2008 untuk Portsmouth tersebut.
Dalam satu tahun terakhir, Birmingham sudah tiga kali memecat manajernya, mulai dari Gary Rowett, Zola dan Redknapp. Pemecatan Redknapp seperti teguran bahwa ia harus sudah pensiun dari status pelatih atau manajer suatu kesebelasan. Apalagi mengingat usianya sudah 70 tahun.
Jika ia merasa gatal lagi untuk turun di dunia manajerial sepakbola, rencananya untuk membimbing manajer muda adalah pilihan terbaik. Soal pengalaman, manajer yang sudah melatih sembilan kesebelasan ini sudah terlalu merasakan banyaknya asam dan garam. Maka dari itu segera istirahatlah oppa knap!
Sumber lain: Bristol Post.
Komentar