Bagi penggemar sepakbola Inggris, agaknya tidak asing dengan lambang bunga merah yang biasa melekat di bagian dada kostum pemain kesebelasan-kesebelasan yang tampil di Liga Primer Inggris. Umumnya bunga merah tersebut menempel saat kompetisi memasuki bulan Oktober dan setelah melewati tanggal 11 November, lambang tersebut pun menghilang.
Bunga tersebut bernama bunga Poppy, merujuk pada sejarahnya bahwa bunga tersebut merupakan lambang dari penghormatan masyarakat Inggris terhadap jasa-jasa pahlawan mereka yang gugur di medan pertempuran. Bukan saja di Inggris penggunaan bunga Poppy juga boleh digunakan di Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara persemakmuran Inggris lainnya.
Tidak ada yang salah dari mengenang sebuah sejarah, namun digunakannya bunga Poppy dalam sepakbola ternyata menimbulkan kontroversinya sendiri. Terjadi perdebatan di dalamnya, beberapa menganggap bahwa Bunga Poppy yang melekat di jersey pemain adalah simbol politik yang dilarang dalam sepakbola. Sementara sebagian lainnya, menganggap bahwa itu hanya upaya dalam mengenang dan menghargai jasa pahlawan mereka saat perang dunia pertama berkecamuk.
Kontroversi itu kemudian membuat FIFA ikut dalam perdebatan. Federasi Sepakbola Dunia itu akhirnya mengambil keputusan bahwa bunga Poppy dilarang masuk ke lingkup sepakbola karena terindikasi muatan politik. Imbas dari pelarangan bunga Poppy dirasakan oleh FA sebagai Federasi Sepakbola Inggris, dan Federasi Sepakbola Skotlandia mendapat sanksi denda sebesar 15 ribu paun.
Baca Juga: Tanda Bunga di Kostum Itu Bernama Remembrance Poppy
Tahun lalu mereka mendapat hukuman denda sebesar 35 ribu paun karena membiarkan timnas Inggris menempelkan bunga Poppy di bagian lengan jersey mereka, saat bertanding di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 menghadapi Skotlandia. Akibat larangan tersebut, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, sempat menganggap FIFA terlalu berlebihan dan keterlaluan dalam keputusannya melarang kehadiran bunga Poppy dalam sepakbola.
"Sangat memalukan (pelarangan bunga Poppy). Pemain sepakbola kami ingin mengenali dan menghormati mereka yang telah memberikan hidup mereka demi keselamatan dan keamanan kami. Saya pikir benar bahwa mereka seharusnya bisa melakukannya. Kami ingin pemain kami dapat mengenakan bunga poppy tersebut," terangnya pada 2016 lalu seperti dilansir The Guardian.
Sebenarnya bukan kali pertama bunga Poppy dipermasalahkan dalam sepakbola. Pada tahun 2011, FIFA juga pernah melarang keberadaan bunga berwarna merah itu melekat di jersey pesepakbola. Namun akhirnya keputusan tersebut direvisi setelah Pangeran William, presiden FA, dan perdana menteri saat itu, David Cameron, menulis surat kepada FIFA yang meminta agar larangan tersebut dicabut.
Namun, keputusan melarang bunga Poppy kembali digaungkan kembali saat Sekretaris Jenderal FIFA yang baru, Fatma Samoura, melarang bunga Poppy karena ia menganggap bahwa bunga Poppy memiliki unsur politik di dalamnya. Selain itu, Samoura juga mengatakan bahwa semua negara pasti menderita karena perang. "Inggris bukanlah satu-satunya negara yang telah menderita akibat perang,”
Namun setelah itu perdebatan soal bunga Poppy masih saja berlangsung. Sampai dengan akhirnya FIFA merevisi keputusannya dalam melarang bunga Poppy masuk ke area sepakbola. FIFA mengubah keputusannya itu karena setelah melalui proses yang panjang mereka mengambil kesimpulan bahwa penggunaan bunga Poppy tidak ada hubungannya dengan muatan politik apapun. Hal tersebut diucapkan oleh Ketua Komite Disiplin FIFA, Claudio Sulser.
“Dengan mengingat bahwa peraturan tersebut perlu diterapkan secara netral dan adil di seluruh 211 anggota FIFA. Namun tampilan lain dari simbol politik atau agama tetap dilarang keras dalam sepakbola. Di stadion dan di lapangan, hanya ada ruang untuk olahraga, tidak ada yang lain," tegasnya seperti dilansir dari The Telegraph.
Rencananya, timnas Inggris diperbolehkan menyematkan simbol bunga Poppy di salah satu bagian kostum pemainnya saat mereka melakoni pertandingan persahabatan menghadapi Jerman pada 10 Oktober mendatang.
Foto: CNN
Komentar