Masyarakat Catalonia terus mendesak agar Pemerintah Spanyol untuk memberikan kemerdekaan bagi mereka. Pemerintah Catalonia pun dikabarkan pada Minggu (1/10) melakukan pemungutan suara agar melepaskan diri dari Spanyol dengan menggelar referendum.
Namun pemerintah Spanyol menganggap bahwa referendum yang diinginkan Pemerintah Catalonia tidak konstitusional. Hingga membuat Mahkamah Konstitusi Negeri Matador menangguhkan pemungutan suara tersebut. Isu keinginan memerdekakan diri ini memang sudah berlangsung sejak lama. Penyebabnya adalah perbedaan budaya, masalah ekonomi, hingga politik permusuhan dengan pusat.
Terlepas dari kisruh referendum yang melibatkan Pemerintah Spanyol dengan Catalonia, satu hal yang pasti kemerdekaan Catalonia (bila terjadi) akan memberikan dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Spanyol, salah satunya adalah sepakbola.
Kontribusi Catalonia terhadap perkembangan sepakbola Spanyol tak bisa dibantah lagi, banyak pesepakbola asal wilayah timur laut itu memberikan kontribusi nyata khususnya bagi La Furia Roja. Sebut saja Xavi Hernandez, Gerrard Pique, atau bahkan Josep Pep Guardiola.
Tentu ini akan menjadi kerugian tersendiri bagi timnas Spanyol, mengingat saat ini pun dua pemain asal Catalonia seperti Sergio Busquet dan Gerard Pique juga tercatat sebagai andalan lini tengah dan belakang Spanyol.
Dampak yang jauh lebih parah akan dirasakan La Liga sebagai kompetisi paling prestisius di Spanyol. Setidaknya, ketika wilayah berpopulasi 7,522,596 jiwa itu memerdekakan diri kompetisi yang pertama digelar pada tahun 1929 itu akan kehilangan FC Barcelona, Espanyol, dan Girona yang saat ini berkompetisi di La Liga terancam terdepak dari kompetisi.
Sebab dalam undang-undang Federasi Sepakbola Spanyol, tim luar negara Spanyol yang boleh tampil di lingkup kompetisi sepakbola negara tersebut hanyalah FC Andorra yang berasal dari Andorra, negara yang berbatasan langsung dengan Spanyol (Catalonia) dan Perancis.
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden La Liga, Javier Tebas. "Jika Spanyol terpisah, begitu juga dengan La Liga. Mari berharap situasi aneh itu tidak akan terjadi," kata Tebas melalui akun Twitternya beberapa waktu lalu.
Kalau memang seperti itu, maka ini akan menjadi kerugian tersendiri bagi La Liga, dari tiga kesebelasan tersebut FC Barcelona tercatat menjadi aset paling berharga. Kehilangan Blaugrana artinya tingkat daya saing di La Liga akan menurun. Biar bagaimanapun Barcelona merupakan salah satu kesebelasan sukses di Spanyol.
Barcelona merupakan kesebelasan pertama yang berhasil menjuarai La Liga pada 1929, selain itu mereka juga tercatat sebagai kesebelasan dengan koleksi trofi terbanyak Copa del Rey. Di kompetisi Eropa, misalnya Liga Champions, sudah lima gelar mereka raih. Kehadiran Barcelona bisa dibilang sebagai salah satu global brand bagi La Liga selain tentunya Real Madrid.
Lebih dari pada itu, kehadiran Barcelona juga membuat La Liga menarik untuk diikuti, apalagi persaingan mereka dengan Real Madrid. Laga yang mempertemukan antara Barcelona melawan Real Madrid selalu menarik untuk disaksikan. Laga pasti berlangsung dalam intensitas tinggi nan tensi panas. Kedua kesebelasan tersebut dikenal sebagai musuh bebuyutan dan kerap disebut laga klasik (el classico).
Pertandingan yang mempertemukan Madrid dan Barcelona juga dipastikan bakal menarik banyak pasang mata. Hal tersebut menjadi keuntungan bagi La Liga terutama dari hak siar. Bila Catalonia merdeka, dan Barcelona keluar dari kompetisi utama Spanyol, pendapatan La Liga pun akan mengalami penurunan.
Meski tidak ketahui jumlahnya, namun dari laga antara Madrid melawan Barcelona, nominal uang yang didapatkan La Liga pastinya besar, mengingat besarnya atensi publik terhadap pertandingan itu.
Barcelona akan Menjadi Paus dalam Aquarium Kecil
Namun kerugian bukan hanya diderita La Liga, Barcelona juga akan merasakan dampak yang sama, meski skalanya tidak terlalu besar. Barcelona terancam tidak bisa ikut di kompetisi Eropa karena tidak ada kompetisi domestik yang mereka ikuti. Seperti penjelasan di atas bahwa kemungkinannya Barcelona dan klub Katalan lainnya bisa terdepak dari La Liga.
Mungkin, Catalonia bisa membuat kompetisi sendiri, tapi Barcelona akan kehilangan daya saing. Sebab hanya Espanyol yang dipastikan bakal menjadi lawan terberat mereka, di La Liga saja Barcelona sangat dominan bila jumpa Espanyol. Jadi besar kemungkinan mereka akan menjadi raja abadi di kompetisi Katalan. Atau mereka ibarat Paus di dalam Aquarium Kecil.
Tapi seperti yang sudah disebutkan di atas, dampak yang dialami Barcelona dari kemerdekaan Catalonia tidak akan terlalu besar bisa dibuktikan dari besarnya peluang mereka untuk ambil bagian di kompetisi domestik negara lain. Bahkan ide gila seperti pindah ke Liga Primer Inggris pun memungkinkan bagi Barcelona.
Banyak kompetisi di Eropa yang memperbolehkan kesebelasan dari negara lain untuk berkompetisi di negara mereka. Inggris misalnya yang memperbolehkan Swansea City atau Cardiff City yang merupakan kesebelasan asal Wales untuk bergabung di English Football League (EFL) yang terdiri dari Liga Primer Inggris, Divisi Championship, League One, dan League Two.
Padahal sejak tahun 1992 Liga Primer Wales sudah terbentuk, namun dua kesebelasan tersebut menolak untuk berkompetisi di rumah sendiri. Kemudian Perancis yang memperbolehkan AS Monaco untuk tampil di kompetisi Ligue 1 dan divisi di bawahnya.
"Jika terjadi kemerdekaan, tim-tim asal Catalan di La Liga seperti Barcelona, Espanyol, dan Girona bisa memutuskan sendiri di kompetisi mana mereka akan bermain: di Liga Spanyol atau negara tetangga seperti Italia, Prancis, atau Inggris sangat memungkinkan bagi mereka," terang Menteri Olahraga Catalonia, Grerad Figueras.
Barcelona dan Tim Catalonia Lain Masih Bisa Bermain di La Liga
Dalam masalah ini tentu harus dicari solusi terbaik agar La Liga dan tim-tim Catalonia tidak usah menanggung kerugian akibat kemerdekaan daerah yang memiliki empat provinsi itu. Melalui lobi politik bisa saja undang-undang aturan soal kesebelasan dari luar Spanyol yang boleh berkompetisi di sana diubah dengan menambahkan klub-klub Catalonia di dalamnya.
Pada praktiknya memang tidak akan semudah membalikkan telapak tangan, sebab selain dibutuhkan lobi politik yang prosesnya memakan waktu lama. Latar belakang ‘permusuhan’ antara Pemerintah Catalonia dan Spanyol juga bisa menjadi penghambat. Namun melihat potensi kerugian yang jauh lebih besar akan dialami Spanyol, dalam hal ini adalah La Liga, bila kehilangan Barcelona mungkin saja hal tersebut dilakukan, andai Catalonia benar-benar berpisah.
Tentunya untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan kesadaran untuk melunturkan ego dari masing-masing pihak agar sepakbola Spanyol dan khususnya Catalonia (bila jadi merdeka) terselamatkan, dengan solusi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
***
Sementara itu, kabar terbaru dari Kota Barcelona, suasana semakin memanas akibat bentrokan yang melibatkan masyarakat Catalan yang akan memberikan suara mereka untuk referendum kemerdekaan Catalonia terlibat bentrok dengan kepolisian Spanyol di Barcelona. Puluhan orang terluka dari kedua belah pihak.
Insiden ini pun membuat wilayah tersebut berstatus siaga 1. Akibat kekisruhan itu bahkan pertandingan antara FC Barcelona melawan Las Palmas di Nou Camp, Minggu (10/1) sempat terancam tertunda. Namun akhirnya La Liga Memutuskan pertandingan tetap digelar namun tanpa penonton.
Foto: Centrocampista, FC Barcelona, Goal
Komentar