Cedera seperti sudah menjadi sahabat dalam perjalanan karier Franck Ribery sebagai pesepakbola. Hampir setiap musimnya, pemain berkebangsaan Perancis itu pasti menyempatkan waktunya untuk mengunjungi ruang perawatan karena ia mengalami cedera. Baru-baru ini, Bayern Muenchen mengonfirmasi bahwa mereka tengah bersedih setelah dipastikan kehilangan Ribery yang mengalami cedera lutut setelah tampil di laga melawan Hertha Berlin (1/10).
Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 2-2 itu, Lateral Collateral Ligament (LCL) lutut kiri Ribery robek saat tengah menguasai bola. Dalam pemeriksaan lanjutan yang telah dilakukan, diprediksi bahwa Ribery harus menepi hingga tiga bulan lamanya. Dalam keterangan resminya, Muenchen mengabarkan bahwa saat ini Ribery sudah mulai menjalani proses rehabilitasi untuk memulihkan cederanya itu.
Bisa dibilang cedera lutut yang baru saja dialami pemain berusia 34 tahun tercatat sebagai cedera kedua yang dialaminya pada musim 2017/2018 ini. Sebelumnya, dalam ajang pra musim sebelum kompetisi dimulai, Ribery sempat menepi beberapa lama karena mengalami cedera setelah mendapat tekel keras pemain Inter Milan, Skriniar.
Meski pulih dengan waktu yang lebih singkat, tetap saja itu adalah cedera, yang dalam satu dekade terakhir telah menjadi momok dalam perjalanan kariernya. Tercatat, lebih dari 50 cedera yang dialami Ribery. Merunut waktu tersebut, dari catatan yang dilansir situs Transfermarkt.com, tren cedera yang menderanya dominan terjadi setelah memilih bergabung bersama Muenchen. Sebab saat masih menjadi bagian Marseille ia jarang cedera.
Hal tersebut yang menjadikannya sebagai pemain paruh waktu di era kepelatihan Josep Pep Guardiola. Dalam rentang waktu tiga musim kiprah Pep bersama Muenchen dari 2013 sampai 2016, total ada 582 hari yang dihabiskannya di ruang perawatan, catatan tersebut membuatnya melewatkan 105 pertandingan bersama Muenchen.
Setelah kepergian Pep, datanglah Carlo Ancelotti yang kemudian memegang tampuk kepelatihan di klub berjuluk FC Hollywood itu. Sadar dengan potensi Ribery yang rentan cedera, Ancelotti mencoba untuk mengatur jadwal bermainnya. Dalam sebuah wawancara, Ancelotti pernah mengungkapkan bahwa Riberry akan lebih diandalkan untuk tampil di kompetisi domestik yang pertandingannya berlangsung pada akhir pekan.
"Saya telah memberi tahu Franck, `Dengar, kamu seperti Ferrari - dan kamu tidak bisa mengendarai Ferrari setiap hari - hanya pada hari Minggu. Kamu tidak bisa bermain kalau bukan hari Minggu`," kata Ancelotti ketika masih menangani Bayern, seperti dilansir dari ESPNFC.
Namun upaya tersebut pun terkesan sia-sia, karena toh pada akhir pekan kemarin Ribery kembali mengalami cedera, setelah pada tengah pekannya ia mendekam di bangku cadangan selama 90 menit saat Muenchen dilibas Paris Saint Germain (PSG) tiga gol tanpa balas di Parc des Princes Stadium.
Dilihat dari apa yang menimpa Ribery sejauh ini, terlihat kalau menurunkan intensitas bermain Ribery pun bukan juga solusi tepat untuk menghindarkan Ribery dari potensi cedera. Bisa dibilang, sudah terlihat penurunan kekuatan fisik dari Ribery. Cedera yang dialaminya pada akhir pekan lalu bisa menjadi bukti, karena cedera tersebut didapatkannya saat sedang menguasai bola dan tanpa adanya benturan dari lawan.
Melihat kecenderungan tersebut, pensiun sepertinya bisa menjadi opsi terbaik bagi Ribery. Pada bulan April tahun depan, Ribery akan merayakan ulang tahunnya ke-35. Melihat usianya yang semakin uzur dan kariernya mulai lebih sering "bergabung" dengan Cedera FC, Apalagi kontraknya bersama Die Rotten pun habis pada tahun depan.
Pada bulan Maret lalu, Ribery pernah menyampaikan bahwa ia lebih bersikap realistis dengan masa depannya. Ia juga menyadari bahwa permasalahan cedera yang kerap dialami membuatnya cukup menderita. Ia pun sudah memikirkan karier sebagai pelatih setelah memutuskan pensiun nanti.
"Aku selalu bilang bahwa Bayern adalah klub terakhirku di Eropa. Aku akan bermain sampai lututku, pergelanganku, atau punggungku bilang, `berhentilah`. Kalau aku bisa bebas dari masalah cedera, aku mungkin masih akan memiliki dua atau tiga tahun lagi di level tertinggi. Aku memiliki sebuah hubungan yang sangat baik dengan Bayern. Aku mungkin akan menjadi pelatih setelah pensiun, tapi dengan tim muda," kata Ribery kepada Kickers, seperti dilansir dari Soccerway.
Memprediksi apa yang terjadi setelahnya, bisa saja ini akan menjadi musim terakhir Ribery dalam karier sepakbolanya. Pensiun pada akhir musim nanti bukan pilihan yang buruk bagi Ribery, toh ia sudah mendapatkan segalanya bersama Muenchen, dari mulai trofi hingga cinta dari para penggemar.
Satu hal lain, dalam beberapa kesempatan Ribery sering mengeluhkan rasa frustasi yang kerap ia rasakan ketika mengalami cedera panjang. Bukan tidak mungkin juga ia menyerah dengan permasalahan cederanya, seperti yang dialami Sebastian Deisler yang memutuskan pensiun di usia 27 tahun karena sudah merasa lelah dengan seringnya ia menepi karena cedera lutut yang sering dialaminya.
Foto: Goal.com
Komentar