Ricardo Kaka mengindikasikan bahwa perjalanan kariernya sebagai pesepakbola akan berakhir tak lama lagi. Pemain berusia 35 tahun itu akan habis masa kontraknya bersama Orlando City pada Desember 2018 ini, dan Kaka tampaknya telah memutuskan bahwa ia tidak akan memperpanjang masa baktinya atau pindah ke klub lain setelah kontraknya habis bersama Orlando.
Kepada Globoesporte, Kaka mengungkapkan bahwa ia sudah tidak bisa lagi merasakan kenikmatan bermain sepakbola, sehingga pensiun akan menjadi keputusan terbaik dalam kariernya. Meski sudah tidak lagi merasakan kenikmatan bermain, namun pemain asal Brasil itu menegaskan bahwa ia masih ingin berkarier di dunia sepakbola ketika sudah pensiun nanti.
Kaka mengungkapkan bahwa dirinya tertarik untuk mengikuti jejak karier Zinedine Zidane yang setelah pensiun melanjutkan karier sebagai pelatih. Zidane pensiun pada tahun 2006, delapan tahun ia berhenti dari kegiatan resmi sepakbola hingga pada tahun 2014 ia kembali lagi ke lapangan hijau untuk menerima tawaran melatih di Real Madrid Castilla, yang berlanjut menjadi asisten pelatih di tim senior, caretaker, hingga akhirnya pelatih kepala.
Menurut Kaka bahwa apa yang dilakukan Zidane adalah jalur yang amat sempurna bagi seorang pemain yang ingin mengambil peran lain dalam dunia sepakbola setelah masa pensiunnya tiba. "Saya ingin melakukan seperti Zizou (sapaan akrab Zidane), dia berhenti bermain, mengambil cuti sejenak, dia melihat bahwa dia suka melatih dan melakukan banyak hal baik dalam proyek pengembangan pemain pemuda. Saya bisa melakukan apa yang dia lakukan,” katanya.
Keputusan pensiun yang akan dibuat Kaka bukan tanpa pertimbangan, ia lebih bersikap realistis dengan kondisinya saat ini yang sudah tidak lagi muda. Kaka enggan memaksakan diri karena merasa fisiknya sudah tidak lagi kuat untuk bermain sepakbola. Badai cedera juga sering menerpa dirinya.
Dari catatan yang dilansir dari situs Transfermarkt.com, sejak bergabung bersama Orlando City pada musim 2014/2015, sudah ada enam cedera yang dialami Kaka hingga memaksanya menepi selama total 146 hari dan melewatkan 17 pertandingan selama kurang lebih tiga tahun kiprahnya di MLS.
Dari sana terlihat memang bahwa kebugaran Kaka sudah menurun, hal yang wajar mengingat usianya juga yang semakin uzur. Sebuah hukum alam alami, ketika fisik seorang pesepakbola akan terus mengalami penurunan saat usianya juga bertambah. Kaka yang menyadari hal tersebut pun sadar diri dan tidak mau memaksakan tubuhnya untuk bekerja lebih keras lagi di saat usianya yang hampir menginjak 36 tahun.
"Terus bermain? Saya sudah tidak lagi merasa bahagia dengan bermain sepakbola. Setiap pertandingan usai saya selalu merasa sakit di beberapa bagian tubuh saya. Saya tidak mau memaksakan kekuatan tubuh saya yang sudah mulai menurun. Saat ini saya sudah berusia 35 tahun, ketika saya mengalami cedera maka proses pemulihannya pun akan berlangsung lama, ya akan sulit untuk sembuh,” tegasnya.
Bintang AC Milan yang Meredup di Galaksi Bernabeu
Saat keputusan pensiun sudah dibuat Kaka, tentunya dunia sepakbola akan kembali kehilangan salah satu talenta terbaiknya. Kaka merupakan pesepakbola yang namanya mencuat setelah ia berhasil membawa Brasil juara di Piala Dunia 2002. Talentanya kemudian membuat AC Milan jatuh hati, dan pada musim 2003/2004 Milan berhasil memboyongnya dari Sao Paulo.
Selama kurang lebih enam musim (2003-2009) Kaka telah menjadi bagian penting berkiprah di San Siro. Sosok Kaka di sektor tengah Rossoneri hampir tak tergantikan di setiap musimnya. Pemain datang dan pergi, tapi Kaka tetap menjadi pilihan utama Carlo Ancelotti. Berbagai prestasi pun berhasil ia raih dari mulai juara Serie A Italia, Liga Champions, hingga Piala Dunia Antar Klub pernah ditorehkannya bersama Milan.
Masa keemasan Kaka terjadi di tahun 2007. Setelah membawa Milan meraih gelar Liga Champions ketujuhnya, Kaka dinobatkan sebagai pemain terbaik Eropa dan memenangkan trofi UEFA Best Player 2007 dan yang paling prestisius juga tentunya trofi Balon d’Or 2007. Kaka menjadi pesepakbola terakhir yang berhasil meraih trofi Balon d’Or, karena setelahnya gelar tersebut terus diduopoli oleh manusia super (Cristiano Ronaldo) dan alien (Lionel Messi).
Ketika semua prestasi telah ditorehkan bersama Milan, Kaka yang religius itu pun menginginkan pengalaman lebih dengan bermain di luar Italia. Seiring juga dengan prestasi AC Milan yang terus melorot, Kaka akhirnya sepakat bergabung dengan Real Madrid, raksasa Spanyol yang menjadi kesebelasan idola bagi pemain-pemain asal Amerika Latin.
Kehadiran Kaka kian menyempurnakan proyek tenar Florentino Perez bertajuk Los Galacticos jilid dua, karena ia di boyong bersamaan dengan Cristiano Ronaldo dari Manchester United. Harapan besar ditambatkan publik Bernabeu kepada Mantan pemain AC Milan itu.
Namun apa yang terjadi setelahnya sungguh di luar ekspektasi. Nama besar Kaka perlahan meredup. Bayang-bayang Cristiano Ronaldo yang akhirnya juga mampu menyingkirkan Sang Pangeran Madrid, Raul Gonzales, berimbas padanya.
Sejatinya memang Kaka dan Ronaldo bermain di posisi berbeda. Namun dalam urusan sorotan publik, Ronaldo jauh lebih mengagumkan ketimbang Kaka yang justru lebih banyak menepi akibat cedera.
Selama empat tahun berkiprah bersama Madrid dari tahun 2009 hingga 2013, Kaka sebenarnya hanya mengalami dua cedera dalam periode berbeda. Namun dua cedera yang dialaminya malah berpengaruh pada kariernya. Tercatat, 175 hari ia harus menepi karena cedera dan telah melewatkan 29 laga bersama Madrid.
Hasilnya dalam empat tahun kiprahnya di Bernabeu, Kaka hanya tampil dalam 120 pertandingan dengan catatan 29 gol dan 39 asis. Selain itu prestasi yang ia capai bersama Los Blancos pun tak sementereng kala ia masih berbaju Milan, hanya dua trofi (satu Copa del rey dan satu Piala Super Spanyol) yang berhasil ia raih ketika bersama Madrid.
Melihat minimnya kontribusi Kaka, pada tahun 2013 Madrid memulangkannya ke AC Milan. Namun hal tersebut juga tak lantas membuat kecemerlangan kariernya kembali. Ia sudah tidak lagi muda, sehingga kontribusinya pun terbilang minim bagi Milan yang pada saat itu tengah mengalami keterpurukan.
Hanya satu musim saja Kaka bertahan di San Siro, ia kemudian melanjutkan karier di MLS bersama Orlando City. Dalam masa kariernya di Orlando, ia juga sempat dipinjamkan ke klub lamanya Sao Paulo namun hanya semusim dan kembali lagi ke Amerika Serikat, bersama Orlando City hingga saat ini.
Foto: My AJC
Komentar