Belum sampai sepertiga jalan Manchester City lewati di Premier League musim ini. Namun dengan penampilan yang mereka tunjukkan sejauh ini, godaan untuk tidak mengajukan pertanyaan berikut terlalu besar: dapatkan City melewati satu musim penuh tanpa sekali pun kalah?
Sedekat-dekatnya City dengan kekalahan adalah saat ditahan imbang Everton (1-1) di pekan kedua. Di pertandingan tersebut City bermain dengan sepuluh orang sejak menit ke-44.
City selalu menang dalam sepuluh pertandingan lainnya. Dalam beberapa dari sepuluh pertandingan tersebut, City menang besar.
City mengalahkan Liverpool lima gol tanpa balas di pekan keempat. Pekan berikutnya, di kandang Watford, City menang 6-0. Melawan Crystal Palace di pekan keenam, City mengulang hasil pertandingan melawan Liverpool. Melawan Stoke di pekan kedelapan, City menang telak 7-2.
Dalam pertandingan-pertandingan lain kemenangan City tidak setelak itu, namun mereka tetap berhasil mengamankan kemenangan penting: 1-0 melawan Chelsea di pekan ketujuh, 3-1 melawan Arsenal di pertandingan terkini.
Keseluruhan, City telah mengumpulkan 31 poin dari sebelas pertandingan. Selisih gol mereka adalah 31, dari 38 kali mencetak gol dan hanya tujuh kali kebobolan. Dengan statistik sementereng ini, City pantas dijagokan juara.
Namun terlalu angkuh menyebut City tak punya lawan sepadan. Mereka belum melawan Leicester City, Huddersfield Town, Southampton, West Ham United, Manchester United, Swansea City, Tottenham Hotspur, dan Newcastle United. Kedelapan lawan ini menyimpan senjata mereka masing-masing dan bisa saja salah satunya cukup ampuh untuk mengalahkan City.
Jadwal City cukup padat selepas jeda internasional kali ini. City akan bertandang ke Leicester pada 18 November. Tiga hari berselang, City menjamu Feyenoord dalam matchday lima Champions League. Huddersfield (tandang) empat hari setelahnya. Lalu Southampton (kandang, empat hari). Kemudian West Ham (kandang, tiga hari).
Berikutnya untuk City adalah pertandingan melawan Shakhtar (6/12), empat hari setelah West Ham. Tiga hari setelah Shakhtar, tandang melawan United. Kemudian pertandingan tandang lain, melawan Swansea, tiga hari setelahnya. Empat hari berselang City akan bertindak sebagai tuan tumah terhadap Tottenham. Itu tiga hari sebelum berhadapan dengan Leicester di perempat final Piala Liga.
City akan terbebas dari kesibukan Champions League hingga pertengahan Februari, namun Desember hingga Januari adalah masa paling sibuk di Premier League. Dari 23 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018, City akan memainkan empat pertandingan.
Ketimbang ujian untuk daya tahan pemain, kepadatan jadwal ini adalah ujian untuk Pep Guardiola. Benar City sudah lolos dari fase grup Champions League sehingga pertandingan melawan Feyenoord dan Shakhtar tidak begitu penting, namun ia sudah berjanji kepada Maurizio Sarri untuk memenangi keduanya. Benar bahwa Piala Liga bukan ajang yang begitu penting, namun Pep adalah juru taktik yang memperlakukan setiap lawannya secara sama.
Para pemain bisa tetap beristirahat dengan adanya kebijakan rotasi; Pep akan terus bekerja dan terus bekerja, mengamati lawan demi lawan dan mempersiapkan kesebelasannya dari satu pertandingan ke pertandingan lain, semuanya dikerjakan dengan teliti hingga detil terkecil.
Pada akhirnya, jawaban untuk pertanyaan “dapatkan City melewati satu musim penuh tanpa sekali pun kalah?” adalah “tergantung Pep.”
Komentar