“Kami telah memperkuat lini depan kami dengan Divock Origi,” kata Olaf Rebbe, Direktur Olahraga VfL Wolfsburg setelah kesebelasannya mencapai kesepakatan dengan Liverpool FC, pada hari terakhir bursa transfer, untuk meminjam Origi selama satu musim. “Divock telah membuktikan kemampuannya di level klub dan internasional dan untuk pemain seusianya, ia sangat berpengalaman. Ia cepat, mampu melewati lawan, dan berbahaya. Ia akan membuat lini depan kami sulit diprediksi.”
Origi sepakat untuk menjalani masa pinjaman ini demi kesempatan bermain rutin. Pemain berusia 22 tahun tersebut mendapat kesempatan pertamanya di pekan ketiga (9/9). Origi bermain sebagai penyerang, berpasangan dengan Mario Gomez, dalam formasi 3-5-2.
Origi bermain penuh dalam pertandingan melawan Hannover 96 tersebut (pertandingan berakhir dengan kedudukan 1-1). Tidak demikian dengan Gomez, yang ditarik keluar pada menit ke-40 karena cedera.
Cedera yang menimpa kapten kesebelasan jelas bukan kabar menyenangkan. Namun tetap saja, untuk pemain yang bermain di posisi yang sama, itu berarti lebih banyak peluang. Origi tidak menampik hal tersebut.
“Jika aku dibebani lebih banyak tanggung jawab, aku melihatnya sebagai hal positif,” ujar Origi ketika dimintai pendapat mengenai cedera Gomez. “Dalam saat-saat seperti ini, aku tidak merasa berada di bawah tekanan dan tetap berkonsentrasi terhadap permainanku. Aku akan berusaha membaur secepat mungkin karena aku ingin berkontribusi dengan asis dan gol.”
Origi kembali bermain penuh pada pekan keempat, dalam pertandingan tandang melawan VfB Stuttgart (16/9). Wolfsburg kalah 0-1. Tiga hari berselang, Origi mencetak gol pertamanya sejak bergabung dengan Wolfsburg.
Pada pertandingan melawan Werder Bremen di pekan kelima, Origi mencetak gol pembuka pertandingan. Namun gol Origi di menit ke-28 bukan satu-satunya gol di pertandingan ini. Pada menit ke-56, kesebelasan tamu menyamakan kedudukan lewat gol Fin Bartels. Kedudukan 1-1 bertahan hingga pertandingan selesai.
Konsistensi mencetak gol, walau demikian, masih belum menjadi bagian dari permainan Origi. Dalam dua pertandingan berikutnya (melawan Bayern Munchen dan FSV Mainz) Origi absen mencetak gol.
Jeda internasional bulan Oktober menjadi titik balik. Produktivitas Origi meningkat pesat dalam empat pertandingan yang digelar selepas jeda internasional.
Pada pekan kedelapan (15/10), Wolfsburg bertandang ke Bayer Leverkusen. Kesebelasan tamu tertinggal lebih dulu, lewat gol Lars Bender di menit ke-29. Sebelum turun minum, tepatnya di menit ke-44, gol Origi membuat kedudukan kembali imbang. Origi ditarik keluar pada menit ke-84. Pertandingan berakhir dengan kedudukan 2-2.
Pekan berikutnya, Origi hanya terlibat selama 70 menit dalam pertandingan kandang melawan Hoffenheim (skor akhir: 1-1).
Origi memainkan peran berbeda di pekan kesepuluh. Untuk kali pertama bersama Wolfsburg, Origi tampil sebagai pemain pengganti. Kesebelasan tuan rumah, FC Schalke 04, sedang dalam keadaan unggul (gol Nabil Bentaleb, penalti, menit ke-43) saat Origi masuk menggantikan Joshua Guilavogui di menit ke-77. Masuknya Origi terbukti merupakan keputusan tepat. Di menit ketiga injury time, Origi mencetak gol penyeimbang. Wolfsburg selamat dari kekalahan.
Pada pertandingan pekan kesebelas (5/11), Origi kembali tampil sebagai starter. Dalam pertandingan kandang melawan Hertha Berlin ini ia memberi lebih banyak dari yang biasa ia persembahkan kepada Wolfsburg.
Belum setengah menit pertandingan berjalan, Wolfsburg sudah teringgal akibat gol cepat Hertha, yang dicetak oleh Vedad Ibisevic. Di menit ke-41, asis pertama Origi membantu Yunus Mali menyamakan kedudukan. Mario Gomez membawa Wolfsburg berbalik unggul di menit ke-44. Wolfsburg membawa keunggulan ke ruang ganti.
Karim Rekik, di menit ke-53, membuat kedudukan kembali imbang. Origi, hanya tujuh menit berselang, mengembalikan Wolfsburg ke posisi unggul. Pertandingan pada akhirnya, seperti yang sudah-sudah, berakhir dengan kedudukan sama kuat. Davie Selke, lewat golnya di menit ke-83, memaksa Wolfsburg berbagi angka.
“Aku rasa ini mengecewakan karena kami mengincar tiga poin,” kata Origi pasca pertandingan. “Kami menekan dan menekan dan beberapa gol kami dianulir ... Kami memimpin untuk beberapa lama namun mereka mencetak gol jadi aku pikir kami tidak beruntung, dan hasil akhir tidak mencerminkan kerja keras kami di lapangan.”
Terlepas dari kecewa yang ia rasakan, Origi tetap menjadi pencetak gol terbanyak sementara berkat tambahan satu golnya (total empat gol dari 9 kali bermain). Dan penampilannya membuat Martin Schmidt, pelatih kepala Wolfsburg, puas.
“Divock menunjukkan bahwa ia sudah kerasan du Bundesliga,” ujar Schmidt. “Ia telah menetapkan patokan dengan gol-gol yang ia cetak sejauh ini dan jika ia mempertahankannya, ia bisa mencetak 10 atau 12 gol (musim ini).”
Origi terbukti baik-baik saja di Wolfsburg. Oleh karenanya, Origi menjalani masa yang lebih menyenangkan di Jerman ketimbang di Inggris. Ia datang memang untuk peluang bermain. Dan mungkin, ia akan pulang sebagai pemain kunci, yang artinya ia akan diupayakan untuk tinggal lebih lama.
Komentar