Judul Buku: Merayakan Sepakbola: Fans, Identitas, dan Media Jilid I
Penulis: Fajar Junaedi
Tebal: xii + 172 hal.
Penerbit: Buku Litera Yogyakarta dan Fandom
Edisi: I (2014)
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakan dan juga menikmati sepakbola, olahraga yang paling menarik perhatian di seantero kolong langit. Salah satunya adalah tentang melakukan penelitian yang cukup mendalam tentang sepakbola.
Sepakbola adalah olahraga yang sudah melewati batas-batas 100/110/120 x 64/75/90 meter semata. Aspek-aspek menarik di luar lapangan yang berkaitan erat dengan sepakbola, seperti aspek ekonomi, bisnis, sosial, budaya, serta sejarah menjadi hal yang tak kalah menarik juga untuk dibincangkan serta didiskusikan bersama. Sepakbola memiliki banyak cara yang membuat sepakbola itu sendiri mendapatkan ruang yang khusus di hati masyarakat.
Maka, dewasa ini diskusi-diskusi tentang sepakbola tak melulu soal taktik serta soal laporan jalannya sebuah pertandingan semata. Lebih jauh, diskusi tentang sepakbola justru sudah melibatkan hal-hal lain di luar lapangan hijau, yang kerap disebut sebagai sisi lain dari sepakbola itu sendiri. Kisah-kisah menarik yang berkelindan dengan sepakbola, serta perwujudan klub dan kelompok suporternya sebagai sebuah identitas dari suatu daerah tertentu, menjadi sebuah topik yang juga tak kalah menarik untuk didiskusikan dan dikembangkan.
Dewasa ini cukup banyak blog-blog dan buku yang menceritakan hal-hal menarik di luar lapangan hijau itu sendiri. Ada trilogi catatan sepakbola Sindhunata yang menjadi patokan dalam dunia kepenulisan sepakbola zaman sekarang. Ada juga Tamasya Bola gubahan Darmanto Simaepa yang mengajak pembacanya benar-benar bertamasya keliling dunia, menggunakan sepakbola sebagai mediumnya, serta dibalut dengan narasi yang diungkapkan secara lumer dan keras.
Berbagai buku-buku dan esai-esai yang mengisahkan dan membahas tentang sepakbola, memiliki ciri khasnya masing-masing baik itu dari segi isi maupun segi kepenulisannya. Jika Romo Sindhu kerap mengaitkan dan menyambungkan sepakbola, serta menceritakan sepakbola layaknya sebuah narasi, maka Darmanto menceritakan sepakbola dengan berapi-api, laiknya anak kecil yang begitu antusias ketika diajak bertamasya oleh orang tuanya.
Lewat buku Merayakan Sepakbola: Fans, Identitas, dan Media Edisi I, Fajar Junaedi yang juga merupakan salah satu dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengungkapkan kecintaannya akan sepakbola dengan caranya sendiri. Statusnya sebagai akademisi membuatnya banyak melakukan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan sepakbola, terutama sepakbola sebagai sebuah identitas dan cara masyarakat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam bukunya, orang yang juga giat menulis tentang sepakbola di berbagai portal internet sepakbola Indonesia ini mengumpulkan berbagai penelitian yang pernah ia lakukan terkait dengan sepakbola. Seperti di dalam judul bukunya, Fans, Identitas, dan Media, Fajar Junaedi banyak mengulas soal sepakbola dari segi perwujudannya sebagai sebuah identitas, kaitannya dengan suporter, dan bagaimana cara media mengemas sepakbola itu sendiri.
Dari berbagai penelitian yang ia lakukan, beberapa di antaranya ada yang cukup menarik perhatian dan bisa dijadikan bahan diskusi untuk kemajuan sepakbola, khususnya sepakbola Indonesia (karena Fajar banyak mengambil contoh kasus peristiwa sepakbola Indonesia). Namun bukan berarti penulis buku ini menutup mata dengan isu-isu sepakbola dunia, seperti perkembangan industri yang mulai menggerus sepakbola Eropa.
Isi-isi penelitian dalam buku ini, karena cukup banyak melibatkan pelaku-pelaku sepakbola lokal, bisa dijadikan rujukan untuk perkembangan sepakbola Indonesia di masa depan. Dalam penelitian berjudul Komodifikasi Berita Konflik Suporter Sepakbola dalam Jurnalisme Olahraga dan Pembingkaian Media dalam Berita tentang Kerusuhan Suporter Sepakbola, Fajar menjelaskan dan meneliti tentang bagaimana media membingkai sebuah berita konflik antar suporter.
Dengan menggunakan sampel Pasoepati (pendukung Persis Solo) dan Brigata Curva Sud (BCS, pendukung PSS Sleman), ia menjabarkan bagaimana peran media dalam konflik suporter. Media bisa saja menjadi alat untuk memperkeruh, atau malah membuat kedua suporter yang bertikai tersebut menjadi damai. Hal ini dapat menjadi pembelajaran bagi suporter agar tidak mudah terpancing dengan pemberitaan media, dan bisa menakar banyak sumber media agar tidak terprovokasi oleh berita yang ditulis sebuah media.
Selain membahas soal media, buku ini juga membahas perihal tentang konflik multikultural yang terjadi dalam sepakbola, peran anak muda dalam dunia suporter di Indonesia, serta sepakbola yang bisa dijadikan sebagai sebuah city branding. Khusus untuk peran anak muda dalam dunia suporter di Indonesia, ia menggunakan sampel perdamaian Pasoepati dan Bonek yang diinisiasi oleh sekelompok anak muda yang membuat grup di media sosial Facebook bernama PBS (Pasoepati-Bonek Saduluran).
Sekumpulan penelitian yang ada di buku ini memang terkesan bersifat saintifik dan juga berbau akademisi, sehingga dapat dikatakan bahwa buku ini mirip-mirip seperti buku kumpulan jurnal (bagi Anda yang tidak menyukai jurnal, jangan harap bisa betah membaca buku ini). Namun isi dari buku ini pun tidak bisa dinafikkan begitu saja, karena ia berisikan hal-hal yang dapat menjadi masukan untuk perkembangan sepakbola Indonesia ke depannya.
Lebih jauh, buku ini juga menjadi salah satu cara dari Fajar Junaedi, sang penulis, dalam merayakan sepakbola sesuai dengan cara yang ia sukai, karena sepakbola memang boleh-boleh saja dirayakan tergantung dengan cara yang kita suka.
Komentar