Dalam beberapa musim terakhir, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi selalu menjadi kuda pacu terdepan dalam daftar pencetak gol terbanyak La Liga. Namun untuk musim 2017/2018 ini, Messi seolah melaju sendirian. Ketika Messi, saat artikel ini ditulis, sudah mencetak 13 gol, Ronaldo baru mencetak dua gol saja.
Ronaldo sebenarnya tidak terlalu mandul. Di Liga Champions, kapten timnas Portugal ini memuncaki daftar pencetak gol terbanyak dengan delapan gol dari lima kali bertanding. Tapi begitu tampil di La Liga, ketajaman Ronaldo seolah menurun drastis.
Ronaldo bukan tanpa peluang. Di La Liga, Ronaldo masih jadi pemain dengan jumlah terbanyak rataan tembakan per laga, 6,8 tembakan. Jumlah tersebut unggul dari Messi yang menorehkan 6,1 tembakan per laga. Bedanya, sepakan Messi lebih efektif, karena hanya 1,9 tembakan yang off target. Ronaldo hampir dua kali lipatnya yang melenceng, yakni 3,7 tembakan off target per laga.
Di Liga Champions, Ronaldo punya rataan tembakan lebih tinggi; 7,4 tembakan per laga. Tapi perlu diketahui, 7,4 tembakan tersebut dihasilkan dari lima pertandingan saja. Di La Liga, Ronaldo sudah bermain sebanyak 10 kali. Dari 10 kali tersebut, Ronaldo menciptakan 68 tembakan, sementara di Liga Champions yang sudah bermain sebanyak lima pertandingan, total ia melepaskan 37 tembakan.
Ada data menarik dari kecenderungan tembakan Ronaldo di La Liga dan Liga Champions. Di La Liga, dari total 68 tembakan tersebut, hanya 47 tembakan yang berasal dari permainan terbuka. Sementara itu 21 tembakan lainnya berasal dari bola mati, termasuk satu tendangan penalti. Jika dipersentasekan, 30,8% tembakan Ronaldo di La Liga dihasilkan dari set-piece
Menariknya, perbandingan sepakan set-piece dan open play Ronaldo di Liga Champions lebih sedikit. Dari total 37 tembakan tersebut, hanya empat tembakan yang berasal dari bola mati (dua tendangan penalti). Dari data tersebut, mayoritas tendangan Ronaldo di Liga Champions merupakan hasil dari skema open play permainan Real Madrid.
Jadi meski di La Liga punya banyak peluang cetak gol, peluang-peluang Ronaldo cukup banyak dari tendangan bebas. Sementara saat ini, bisa dibilang eksekusi tendangan bebas Ronaldo tidak sedang dalam bentuk terbaiknya. Apalagi musim ini tidak ada satupun tendangan bebasnya berhasil menjadi gol. Musim lalu, dari 42 gol, hanya tiga yang berasal dari tendangan bebas.
Ada dua faktor yang membuat Ronaldo lebih minim peluang emas di La Liga pada musim ini. Pertama, lini pertahanan lawan mulai mengetahui cara menghentikan Ronaldo, kedua, adanya perubahan gaya permainan dari Ronaldo.
Mengenai lini pertahanan lawan, perlu diingat bahwa Ronaldo sudah membela Real Madrid sejak 2009. Setiap musimnya, Ronaldo berhasil menjadi mesin gol. Tapi dari musim ke musim, jumlah gol Ronaldo di La Liga semakin menurun, khususnya dalam tiga musim terakhir. Sempat mencetak 48 gol dalam 35 penampilan La Liga 2014/2015, torehan gol mantan bintang Man United itu menurun menjadi 35 gol dari 36 laga pada musim 2015/2016 dan 25 gol dari 29 laga pada musim 2016/2017.
Sementara itu melihat gaya permainan Ronaldo pada musim ini, Ronaldo mulai lebih berusaha memaksimalkan rekan-rekan setimnya. Di La Liga musim lalu, pemain yang dijuluki CR7 ini hanya mencatatkan 31 umpan kunci dari 29 kali bermain (1,1 per laga). Berbeda dengan musim ini di mana Ronaldo sudah menorehkan 18 umpan kunci dari 10 laga (1,8 per laga). Catatan umpan kunci Ronaldo musim ini sudah melebihi setengah umpan kunci Ronaldo pada musim lalu meski jumlah penampilan Ronaldo musim ini baru sepertiga musim lalu.
Dari dua faktor di atas, tampaknya itu tak lepas dari semakin dimakan usianya Ronaldo. Pemain lulusan akademi Sporting Lisbon ini sudah berusia 32 tahun, lebih tua dua tahun dari Messi. Apalagi Ronaldo yang biasa terhindar dari cedera dalam satu musim, sempat mengalami cedera hamstring pada musim lalu.
Ronaldo mengalami cedera terparah dalam kariernya di Real Madrid pada awal musim 2016/2017. Saat itu, Ronaldo mendapatkan cedera ligamen ketika membela timnas Portugal di final Piala Eropa 2016 menghadapi Prancis. Kesembuhan Ronaldo terbilang cepat karena hanya membutuhkan 60 hari istirahat.
Ketika musim berjalan, Ronaldo tak lagi mengalami cedera parah. Hanya saja beberapa kali Zinedine Zidane bimbang dibuatnya karena Ronaldo mulai terlihat kelelahan. Akhirnya Zidane dengan berani mengambil keputusan untuk lebih sering mengistirahatkan Ronaldo, keputusan yang sempat membuat keduanya bersitegang.
Diistirahatkannya Ronaldo saat itu menjadi momen langka tersendiri. Karena biasanya Ronaldo akan selalu dimainkan jika memang ia tidak bermasalah dengan kebugarannya. Hasil dari mulai sering dibangkucadangkan pun ia "hanya" mampu mencetak 42 gol dalam satu musim, jumlah tersedikit dalam tujuh musim terakhir (hanya lebih banyak dari musim pertamanya di Real Madrid).
Dengan kebugarannya yang mulai terganggu dan semakin menuanya Ronaldo, mungkin, Zidane mulai ingin mengurangi sedikit demi sedikit kebergantungan Real Madrid pada Ronaldo soal urusan mencetak gol. Isco Alarcon dan Marcos Asensio pun kerap menjadi pemecah kebuntuan Real Madrid musim ini.
Sekarang, Ronaldo harus menerima kenyataan bahwa Ronaldo yang sekarang bukan lagi Ronaldo yang tajam di setiap pertandingan.
Komentar