Derby D`Italia atau Derbi Italia merupakan duel antara Juventus dan Internazionale Milan. Persaingan keduanya bukan karena mereka berasal dari kota yang sama seperti Derbi Milan atau Derbi Roma, melainkan karena Turin dan Milan merupakan dua kota besar di Barat Laut Italia. Terlebih, keduanya merupakan kesebelasan besar di Italia.
Derbi Italia pada musim 2017/2018 akan digelar akhir pekan ini, tepatnya pada Minggu (10/12) dini hari WIB. Pada Serie A pekan ke-16 tersebut, Juventus akan bertindak sebagai tuan rumah.
Laga ini akan semakin panas karena Inter, yang dalam beberapa musim terakhir berada di papan tengah, telah kembali ke papan atas klasemen. Bahkan Inter saat ini memuncaki klasemen sementara, unggul satu poin dari Napoli di bawahnya, dan dua poin dari Juventus yang menempati peringkat tiga.
Tapi yang menarik dari laga nanti adalah penunjukan wasit pertandingan, Paolo Valeri. Sebagai wasit senior, di mana ia sudah menjadi wasit Serie A sejak 2007, Valeri memang mulai sering memimpin laga-laga besar. Hanya saja dalam catatan kami, wasit berusia 39 tahun tersebut merupakan wasit yang kerap menghadirkan kontroversi. Bukan tak mungkin akan ada kontroversi pada laga Derbi Italia nanti.
Pada musim lalu, Valeri merupakan wasit yang disoroti usai leg pertama semifinal Coppa Italia antara Napoli melawan Juventus. Saat itu, Juve menang 3-1. Akan tetapi keputusan Valeri yang memberikan dua penalti untuk Juve cukup dipertanyakan. Belum lagi pihak Napoli merasa seharusnya mereka pun mendapatkan penalti.
"Kami kalah malam ini karena keputusan yang tidak hanya bisa diperdebatkan, tapi juga memalukan dan menyakiti sepakbola Italia," kata Direktur Olahraga Napoli, Cristiano Giuntoli, pada Dawn. "Penalti pertama tidak perlu terjadi, dan yang kedua bahkan jauh dari penalti karena [Pepe] Reina mengamankan bola. Sementara kami seharusnya mendapatkan penalti. Wasit ini sangat buruk."
Apa yang dikatakan Giuntoli diamini oleh kiper Napoli, Pepe Reina. "Hasil laga ini berubah karena keputusan wasit. Apa yang harus saya lakukan terhadap Cuadrado? Menghilang? Jika saya mendapatkan bolanya harusnya itu tidak penalti. Belum lagi tidak ada yang meributkan soal kami yang harusnya mendapatkan penalti ketika [Raul] Albiol dilanggar. Itu justru harusnya lebih layak diberikan penalti (ketimbang dua penalti Juventus). Hasil ini ditentukan oleh kesalahan wasit, seluruh Italia melihatnya."
Valeri saat memberikan kartu kuning pada Pepe Reina di laga melawan Juventus (foto: Getty Images)
Bukan hanya saat itu Valeri dianggap menguntungkan Juventus. Pada 2012, mantan wasit Serie A, Daniele Tombolini, menilai jika Valeri melakukan kesalahan pada laga Juventus vs Udinese yang berakhir 4-1 untuk Juve. Pada laga tersebut, Tombolini merasa Valeri melakukan kesalahan ketika mengartu merah kiper Udinese, Zeljko Brkic.
"Tentu itu penalti. Giovinco dilanggar di dalam penalti, ia berusaha melewati Brkic sementara Danilo mendorongnya yang membuatnya hilang keseimbangan sehingga menabrak Brkic," kata Tombolini pada Goal. "Tapi itu seharusnya tidak kartu merah [untuk Brkic], karena Giovinco sedang tidak menguasai bola. Itu penalti, tapi Valeri harusnya memperingati Danilo, itu saja."
Sebenarnya bukan hanya Juve saja yang pernah mendapatkan keuntungan dari kontroversi Valeri. Inter yang akan jadi lawan mereka nanti pun pernah mendapatkan keuntungan dari wasit asal Roma tersebut. Pada 2012, Inter menang 1-0 atas AC Milan dan Valeri menjadi sorotan ketika dianggap terlalu mudah memberikan pelanggaran pada Inter (termasuk gol Walter Samuel yang berawal dari tendangan bebas), menganulir gol Riccardo Montolivo, dan tidak memberikan penalti pada Milan ketika Robinho dilanggar dalam kotak penalti. Meski begitu Valeri juga saat itu mengartu merah Yuto Nagatomo, walau dianggap terlambat.
"Saya tidak pernah membicarakan wasit, tapi sekarang saya harus karena wasit melakukan banyak kesalahan pada laga ini," kata pelatih Milan saat itu, Massimilliano Allegri, seperti yang dikutip Soccerway. "Di babak pertama ia membuat kesalahan teknis, meniup peluit turun minum lebih cepat 12 detik. Kemudian ada pelanggaran keras terhadap (Urby) Emanuelson, kartu merah Nagatomo harusnya dilakukan lebih cepat. Kemudian untuk Robinho itu tampak seperti penalti."
Massimilliano Allegri emosi pada Valeri usai laga Milan-Inter (foto: Reuters)
Sebenarnya Valeri memang sering dikritik oleh banyak pihak, tidak hanya oleh klub-klub tertentu. Presiden Udinese, Giampaolo Pozzo, pernah menganggap bahwa Valeri tidak layak menjadi wasit karena seringkali melakukan kesalahan-kesalahan fatal.
"Dia [Valeri] adalah satu dari dua atau tiga wasit yang secara teknis tidak layak menjadi wasit," ujar Pozzo yang dikutip Mirror pada 2013. "Saya sudah berkata sebelumnya, Valeri kurang adil dalam mewasiti Serie A. Ia mengacaukan pertandingan dan telah merugikan kami juga sebelumnya (pada laga melawan Juventus satu tahun sebelumnya)."
Pozzo sempat menuding jika klub-klub Serie A seolah tinggal menunggu lotre, siapa yang berikutnya akan mendapatkan keuntungan dari Valeri. Meski begitu, komentar Pozzo ini menjadi bumerang karena Valeri pun ternyata pernah menguntungkan Udinese. Pada 2011, Udinese bisa saja tidak mendapatkan tiga poin ketika Valeri tidak memberikan pelanggaran pada penyerang Chievo, Sergio Pellissier, yang dalam tayangan ulangan dilanggar di kotak penalti.
Meski berbagai kontroversi dan komentar negatif tentang Valeri, wasit kelahiran 16 Mei 1978 ini merupakan salah satu wasit yang punya banyak pengalaman di Serie A. Ia sudah memimpin 148 laga Serie A (ke-36 terbanyak sepanjang sejarah Italia). Ia juga beberapa kali memimpin laga Liga Champions dan Liga Europa, termasuk pada musim ini. Tapi berdasarkan statistik Valeri yang kami himpun, ia memang merupakan salah satu wasit yang rajin memberikan kartu merah juga memberikan penalti.
Komentar