Sebagai penyerang, apalagi dibeli dengan biaya yang tak murah, Romelu Lukaku diharapkan bisa menjadi mesin gol Manchester United. Namun di laga melawan Manchester City pada laga bertajuk Derbi Manchester yang digelar Minggu (11/12), penampilan Lukaku justru "melukai" Man United yang kalah 1-2 dari City dengan penampilan kurang memuaskannya.
Berlangsung di Old Trafford markas United, Lukaku diturunkan dalam formasi 4-2-3-1. Tidak ada Paul Pogba yang absen karena sanksi, ia disokong oleh tiga pemuda di belakangnya, yakni Anthony Martial, Jesse Lingard, dan Marcus Rashford. Hanya saja Lukaku harus berjuang lebih keras karena ia cukup kesulitan mendapatkan bola, khususnya di awal laga.
Di 20 menit pertama Lukaku hanya menyentuh bola empat kali, paling sedikit. 10 menit kemudian, ia hanya menambah satu kali sentuhan saja pada bola. Sebelum menit 40, tercatat ia hanya melakukan lima sentuhan pada bola. Artinya, penyerang asal Belgia ini menyentuh bola, setidaknya, hanya dalam delapan menit sekali.
Tapi kesulitan Lukaku mendapatkan kesempatan untuk unjuk gigi tidak sepenuhnya karena kesalahan dirinya. Toh, United memang lebih sabar dalam melancarkan pressing sehingga penguasaan bola terus dikuasai kubu City. Atas strategi seperti itu, United pun baru mencatatkan tendangan pertamanya pada menit ke-44, itu pun lewat tendangan Chris Smalling, tak lama setelah gol pertama City yang diciptakan David Silva.
Manajer United, Jose Mourinho, bukannya tidak mampu membuat timnya tampil menyerang, hanya saja ia tampak enggan melakukannya. Saat tampil lebih menyerang, terbukti gol langsung tercipta untuk United. Seperti yang sudah diprediksi, United bermain lebih reaktif, karenanya peluang tersebut tercipta setelah City berhasil mencetak gol pertamanya melalui gol David Silva. Mau tak mau United memang harus menyerang ketika itu karena mereka dalam situasi tertinggal. United terbukti langsung membalasnya dua menit berselang lewat gol Marcus Rashford.
Pada babak kedua situasi pertandingan sebenarnya hampir tak jauh berbeda dengan babak pertama di awal laga. City tetap dominan sementara United tetap reaktif. United lagi-lagi masih bersabar dalam menciptakan peluang. Baru pada menit ke-69, atau 14 menit setelah babak dua dimulai, upaya tembakan gawang tersebut berhasil diciptakan United.
City sendiri lantas kembali unggul pada menit ke-54 lewat gol Nicolas Otamendi. Di sinilah Lukaku, yang tidak berkontribusi besar di dalam kotak penalti City pada laga ini, melakukan sebuah kesalahan yang cukup fatal. Ketika itu mantan penyerang Everton tersebut hendak membuang bola hasil set piece David Silva. Akan tetap sapuannya itu justru mengarah ke pemain City, hingga akhirnya bola memantul di mulut gawang United dan dimanfaatkan Otamendi untuk menjadi gol.
https://twitter.com/CoachOpeele/status/939914866365747200
Setelahnya, Lukaku seolah menjadi pesakitan. Sebuah kesempatan emas muncul ketika ia mendapatkan momentum untuk mencetak gol. Mendapatkan umpan silang rendah dari kanan pertahanan City, Lukaku justru gagal memaksimalkan kesempatan tersebut; tendangan tersebut mengarah tepat pada penjaga gawang City, Ederson Moraes.
Sejak skor 2-1, United pun akhirnya "terpaksa" harus rajin melancarkan serangan. Alhasil pada babak kedua United menambah lima tembakan. Total delapan tembakan mereka lepaskan pada laga ini. Walau begitu, selain tak adanya gol tambahan, jumlah tembakan United masih kalah banyak dari City yang mencatatkan 14 tembakan.
Penguasaan bola City unggul jauh dari United dengan 65% berbanding 35%. Sebenarnya bisa lebih dari itu jika City terus bermain seperti biasa, tampil menyerang. Hanya saja pada babak kedua City mulai mengendurkan serangan dan mulai tidak terlalu bernafsu untuk menambah gol. Tak ada laga peluang yang bisa mereka ciptakan dalam rentang waktu menit 69 hingga 90+4. Para pemain City pun berusaha mengamankan skor pertandingan dengan sering berlama-lama dengan bola atau membuang bola ke luar lapangan.
United sempat memasukkan Zlatan Ibrahimovic dan Juan Mata di pertengahan babak kedua dan jelang berakhirnya pertandingan. Lukaku, sementara itu, tetap dipercaya menghuni lini depan United. Satu peluang berhasil ia ciptakan, hanya saja tendangannya melambung tinggi. Karena kesulitan tersebut, United tak lagi mampu mengejar ketertinggalan dan pertandingan berakhir dengan skor 2-1 kekalahan untuk United.
Bermain selama 90 menit pada laga ini, Lukaku tercatat hanya melepaskan dua tembakan saja, kalah dari Lingard yang menjadi pemain dengan tembakan ke gawang City sebanyak tiga kali. Fungsi Lukaku pada laga Derbi Manchester ini memang lebih sebagai penyambung serangan balik United, khususnya lewat duel-duel udara. Hanya saja skema ini tidak berjalan dengan baik, dan Lukaku menyia-nyiakan satu peluang emas serta membuat satu kesalahan yang mengakibatkan City mencetak gol kemenangan.
Atas kemenangan ini, United semakin tertinggal dari City di tabel klasemen. Selisih keduanya menjadi 11 poin. Lukaku yang diharapkan bisa jadi pembeda lagi-lagi tidak berkutik. Dalam 10 laga terakhir, Lukaku hanya mencetak dua gol dan satu asis. Di Liga Primer, ia sedang puasa gol di empat laga terakhir.
Tak berdayanya Lukaku di laga melawan City juga menambah rekam jejak kurang memuaskan Lukaku bersama United saat menghadapi kesebelasan-kesebelasan besar. Menghadapi City, Chelsea, Arsenal, Spurs dan Liverpool, Lukaku 0 gol dan 0 asis untuk United. Ini bisa menjadi salah satu penyebab United terpaut cukup jauh dari City, karena Lukaku kurang bisa diandalkan United dalam laga-laga besar sehingga kesebelasan berjuluk Setan Merah ini banyak kehilangan poin-poin penting.
foto: yahoo.sport.au
Komentar