Liverpool gagal mengamankan kemenangan saat bertandang ke Emirates Stadium, Sabtu (23/12) dini hari WIB. Dalam lanjutan pertandingan pekan ke-19 Liga Primer Inggris musim 2017/18, Liverpool bermain imbang 3-3 saat menghadapi tuan rumah Arsenal.
Liverpool bermain apik sejak awal pertandingan, serangan agresif mereka mampu menyulitkan lini pertahanan Arsenal. Tapi sempat unggul dua gol, Liverpool kecolongan sehingga Arsenal bisa membalikkan keadaan menjadi 3-2. Skor menjadi 3-3 setelah gol Roberto Firmino menutup laga tersebut dengan enam gol tercipta.
Seusai pertandingan, lini belakang Liverpool kembali mendapat sorotan. Tiga gol yang diciptakan Arsenal dalam laga tersebut hampir semuanya berawal kelengahan dan kesalahan secara organisasi dan individual barisan pertahanan Liverpool.
Gol Alexis Sanchez murni disebabkan kurang sigapnya pemain bertahan Liverpool mengantisipasi bola silang. Joe Gomez yang mengawal pergerakan Alexis Sanchez terlalu fokus pada bola saat Hector Bellerin melepaskan umpan silang, kelengahan tersebut membuat Sanchez bisa leluasa menyundul bola hasil umpan silang Bellerin.
Gol kedua Arsenal terjadi karena kesalahan antisipasi Simon Mignolet menahan sepakan jarak jauh Granit Xhaka. Sementara gol ketiga Arsenal terjadi karena saat para pemain The Gunners merangsek ke kotak penalti mereka, fokus hanya ditujukan kepada bola, bukan pergerakan pemain. Alexandre Lacazette yang dikawal tiga pemain Liverpool di kotak 16 bisa leluasa mengirim umpan terobosan kepada Oezil yang pergerakannya tak bisa dicegah. Oezil dengan mudah membobol gawang Mignolet.
"Ini bukan hasil yang bagus, tapi secara keseluruhan kami memiliki lebih banyak kesempatan. Namun kami lengah di lima menit pertengahan pertandingan,” kata Juergen Klopp seperti dilansir dari Liverpool Echo.
“Banyak kesalahan, termasuk kesalahan individual yang dilakukan pemain kami hingga terjadi ketiga gol bagi Arsenal. Gol pertama karena kesalahan antisipasi umpan silang, sementara gol ketiga pemain kami terlalu membiarkan para pemain Arsenal bergerak di kotak penalti kami," sambungnya.
Sepanjang musim ini ada tujuh pertandingan di semua ajang di mana Liverpool gagal diakhiri dengan kemenangan meski sudah unggul lebih dulu. Pertandingan perdana Liverpool di Vicarage Road menghadapi Watford, The Reds yang sebelumnya tertinggal 2-0 mampu membalikkan keadaan menjadi 3-2. Namun pada menit-menit akhir Watford berhasil mencetak gol untuk memaksa laga berakhir 3-3.
Kemudian dalam dua pertandingan fase grup Liga Champions menghadapi Sevilla. Di pertemuan kedua kesebelasan di Anfield, Liverpool yang tertinggal 1-0 lebih dulu mampu membalikkan keadaan menjadi 2-1, tapi lagi-lagi gol Sevilla pada menit akhir membuyarkan kemenangan Liverpool.
Kondisi tak jauh berbeda dialami Liverpool saat bertandang ke Estadio Ramon Sanchez Pizjuan. Di markas Sevilla itu Liverpool mampu unggul tiga gol lebih dulu, namun kelengahan di babak kedua membuat keunggulan tersebut sirna, karena Sevilla berhasil menyamakan kedudukan.
Sekan tak belajar dari pengalaman, kejadian gagal menang setelah unggul kembali terjadi saat mereka bertamu ke St James Park menghadapi Newcastle United. Saat itu Liverpool unggul lebih dulu, namun Newcastle bisa menyamakan kedudukan dan pertandingan berakhir 1-1.
Momen paling menyakitkan terjadi saat Liverpool menjamu Everton. Sudah unggul melalui Mohammed Salah, kemenangan yang sudah di depan mata itu sirna pada menit-menit akhir pertandingan. Dejan Lovren menjatuhkan Calvert Lewin di kotak penalti, Wayne Rooney yang menjadi eksekutor menjalankan tugasnya dengan baik. Liverpool lagi-lagi harus puas mengakhiri pertandingan dengan skor 1-1.
“Dalam situasi seperti ini, pemain memang harus langsung bereaksi. Mereka harus merasa lebih marah daripada sedih atau kecewa. Dan para pemain saya menunjukkan itu setelah momen lima menit Arsenal dan akhirnya kami mendapatkan poin minimum dalam laga ini," tegas Klopp.
Terancam Sanksi
Selain gagal mengamankan kemenangan atas Arsenal, Klopp berpotensi mendapatkan sanksi FA karena terlalu berlebihan dalam merayakan gol Firmino. Mantan pelatih Borussia Dortmund itu terkenal dengan gayanya yang meledak-ledak dan cenderung tak bisa menahan diri saat timnya mencetak gol. Klopp biasanya merayakan gol yang dicetak anak asuhnya itu dengan menggebu-gebu. Hal tersebut ia tunjukkan juga di Emirates Stadium.
Saat Firmino berhasil mencetak gol, Klopp bangkit dari tempat duduknya. Ia berlari ke pinggir lapangan, dan melemparkan botol yang dipegang tangan kirinya. Para pendukung Arsenal langsung menyoraki tingkah Klopp yang dianggap berlebihan merayakan gol ketiga timnya. Wasit juga sempat memperingatkan Klopp setelah ia kembali ke area instruksi.
“Saat itu saya hanya gembira, dan saya melampiaskan dengan gaya yang agresif. Terkadang memang sedikit aneh. Mungkin reaksi itu tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi wasit juga berbicara kepada saya, dan saya mengambil botol itu kembali dan saya bisa mengosongkannya setelah itu," terang pelatih asal Jerman itu.
Klopp melanjutkan bahwa dirinya juga meminta maaf kepada para pendukung Arsenal yang tidak suka melihat perayaan golnya yang berlebihan itu. “Ya saya sudah meminta maaf kepada orang-orang (fans Arsenal). Jika mereka semua meminta maaf atas apa yang mereka katakan kepada saya, akan memakan waktu sedikit lebih lama dari permintaan maaf saya," tukasnya.
Foto: Twitter Liverpool
Komentar