Ponaryo Astaman resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Borneo FC di Piala Presiden 2018. Pengumuman penunjukan sosok yang karib disapa Popon itu sebagai pelatih kepala Pesut Etam disampaikan melalui akun ofisial Instagram Borneo FC, Senin (25/12). Di Piala Presiden 2018, Popon akan didampingi Kurniawan Dwi Yulianto sebagai asisten pelatih, Arif Gustara (pelatih fisik), dan Iman Suherman (pelatih kiper).
Penunjukan Popon sebagai pelatih kepala Boreno FC di Piala Presiden 2018 bukan berarti menggusur posisi Iwan Setiawan sebagai pelatih kepala Pesut Etam. Iwan tetap memangku jabatan sebagai pelatih kepala Borneo FC di Liga 1 2018. Dalam masa persiapan menuju kompetisi musim depan, mantan pelatih Persija Jakarta itu tetap bertugas mempersiapkan tim utama Borneo FC, yang dijadwalkan tampil di Piala Gubernur Kaltim 2018.
Sementara Popon di Piala Presiden 2018 akan menukangi tim Borneo FC II, yang skuatnya dominan dihuni para pemain alumni tim U 19 Borneo FC yang dikombinasikan dengan beberapa pemain senior.
Sama seperti gelaran Piala Presiden 2017 lalu, tim Borneo FC yang ambil bagian di turnamen pramusim itu menurunkan skuat keduanya yang dominan dihuni oleh pemain muda dan seleksi yang ditukangi oleh Ricky Nelson. Sementara tim utama Borneo FC yang kala itu ditukangi Dragan Djukanovic menjalani pemusatan latihan di Singapura.
Meski banyak dihuni pemain muda, pencapaian Borneo FC di Piala Presiden 2017 terbilang mengagumkan. Tim asuhan Ricky Nelson itu melaju hingga babak final setelah menyingkirkan beberapa lawan tangguh semisal Persib Bandung, yang kala itu berstatus sebagai juara bertahan turnamen tersebut. Di partai puncak yang digelar di Stadion Pakansari itu Borneo FC kandas 1-5 dari Arema FC.
Sementara di Piala Presiden 2018, manajemen Borneo FC tidak memberikan target tinggi kepada Popon. Turnamen pra musim itu bisa dibilang sebagai ajang pencarian seleksi bagi pemain muda untuk menjadi bagian dari tim Borneo FC senior. Sebab di kompetisi musim depan, kabarnya PSSI mewajibkan seluruh kontestan Liga 1 2018 mendaftarkan minimal tujuh pemain U 23 dalam skuatnya.
Debut Popon sebagai pelatih kepala
Selain dijadikan sebagai ajang seleksi bagi pemain muda Borneo FC, ajang Piala Presiden 2018 juga dimaksudkan untuk memberi jam terbang untuk Popon yang baru saja memulai karier sebagai pelatih setelah memutuskan pensiun sebagai pesepakbola. Bisa dibilang ajang Piala Presiden 2018 menjadi debut Popon sebagai pelatih kepala.
Kompetisi Liga 1 Indonesia 2017 menjadi musim terakhir Popon berkarier sebagai pesepakbola profesional. Pengumuman pensiun disampaikan setelah mengantar Borneo FC meraih kemenangan 3-2 atas Arema FC di laga pamungkas Liga 1 2017 yang berlangsung di Stadion Segiri, Samarinda pada 11 November lalu.
Meski telah menyatakan gantung sepatu, namun Popon enggan meninggalkan dunia sepakbola yang telah melambungkan namanya. Popon tetap meneguhkan hati berkiprah di dunia si kulit bundar dengan menggeluti profesi sebagai pelatih dalam babak baru kehidupannya.
Rencana tersebut sudah dipikirkan Popon sejak lama, karena sebelum memutuskan pensiun ia sudah memiliki lisensi kepelatihan B AFC. Artinya sejak masih aktif bermain ia sudah rutin mengikuti kursus kepelatihan.
Baca Juga: Ponaryo Astaman: Soal Atmosfer di Bandung Hingga Rencana Penghujung Karier
Namun untuk menjadi pelatih di kompetisi utama sepakbola Indonesia, lisensi kepelatihan yang dimiliki Popon saat itu dianggap kurang mumpuni, minimal untuk menjadi pelatih di Liga 1 Popon harus memiliki lisensi A AFC. Sadar akan hal tersebut pada pertengahan Agustus lalu ia mengikuti kurus kepelatihan A AFC di Sawangan, Depok.
Ada banyak hal yang harus Popon korbankan untuk mengikuti kursus kepelatihan A AFC yang digelar hingga 2 September 2017 itu. Salah satunya ia harus lebih banyak absen tampil bersama Borneo FC di Liga 1 2017.
Beruntung, manajemen Borneo FC mendukung penuh langkahnya untuk menjadi pelatih. Setelah menyelesaikan kursus kepelatihannya itu, Popon diberikan kepercayaan masuk jajaran tim pelatih Pesut Etam, mendampingi Pelatih Kepala Iwan Setiawan.
"Saya kalau diminta bermain jujur tidak kuat. Stamina saya jauh menurun karena lama tidak latihan. Bantu-bantu (dalam latihan) sedikit saja. Banyak yang saya dapat dari kursus kepelatihan. Mulai dari mengasah taktik, strategi, dan belajar hal lain. Saya coba bantu di Borneo FC sebagai tanggung jawab saya di tim," terang Popon dilansir dari halaman resmi Borneo FC.
Komentar