Kau boleh memanggil sang pemain dengan nama lengkapnya: Roberto Firmino Barbosa de Oliveira. Atau dengan nama yang terpampang di bagian belakang seragamnya: Firmino. Atau Bobby, agar seakrab siapa pun itu yang mengelola akun jejaring sosial Liverpool FC. Boleh juga kau memanggilnya dengan: pemain paling produktif dalam Liverpool-nya Jürgen Klopp.
Firmino paling sering terlibat langsung dalam gol-gol Liverpool sejak The Reds dimanajeri Klopp. Total jumlah gol dan asis yang dicetak Firmino dalam 110 pertandingan (8.592 menit) mencapai 69. Rinciannya: 39 gol dan 30 asis.
Jumlah tersebut lebih banyak dari pemain Liverpool mana pun di masa kepelatihan Klopp. Jumlah tersebut juga jauh lebih banyak dari produktivitas Firmino di bawah kepemimpinan Brendan Rodgers, satu manajer lain yang pernah menanganinya di Liverpool. Pada masa kepelatihan Rodgers, Firmino tidak sekali pun mencetak gol atau asis dalam tujuh pertandingan.
Tidak adil memang membandingkan Firmino-nya Rodgers dengan Firmino-nya Klopp. Tapi andai kesempatan tampil Firmino di bawah Rodgers sama banyak dengan kesempatan tampilnya di bawah Klopp, belum tentu Firmino seproduktif ini.
Dari caranya menempatkan Firmino dalam susunan pemain, Rodgers tampak tak tahu bagaimana memaksimalkan potensi Firmino. Rodgers memainkan Firmino sebagai penyerang sayap kanan. Klopp, sementara itu, berbuat jauh lebih banyak dari sekadar mengembalikan sang pemain ke posisi aslinya.
Sedikit Menyebalkan
Firmino menarik perhatian Liverpool berkat penampilan apiknya bersama TSG 1899 Hoffenheim. Di klub Jerman tersebut, Firmino bermain sebagai penyerang lubang atau gelandang serang. Klopp, walau demikian, berpikiran lain: Firmino, dalam taktik yang diterapkannya, adalah penyerang tengah.
Menjadi penyerang tengah hanya soal posisi dalam susunan pemain. Yang membuat Firmino menjadi pemain yang sangat produktif di posisi tersebut adalah sifat dan sikapnya, sehingga ia menjadi penyerang tengah yang maksimal dalam taktik Klopp. Mencetak gol dan asis hanya hasil akhir. Adalah caranya bermain yang membuat Firmino begitu produktif.
Firmino aktif menekan dan senantiasa bergerak. Ia juga, berkat pemahaman taktik dan kecakapan olah bolanya, mampu berpikir dan bertindak cepat dan tepat.
https://twitter.com/scrymflaps/status/933066995779735552
Klopp, dalam jumpa pers pasca kemenangan tandang 5-1 atas Brighton and Hove Albion (2/12), menyoroti peran Firmino dalam serangan timnya: “Roberto mencetak dua gol, namun sejujurnya yang paling membuat saya bergairah adalah hal-hal yang ia lakukan dalam proses kedua gol itu. Dalam nyaris setiap serangan balik, ia merebut bola. [Firmino melakukannya] dengan ada di mana-mana, dengan bersikap sedikit menyebalkan, sedikit ini, sedikit itu; bagi kami itu penting.”
Peran penting Firmino semakin penting musim ini. Rincian produktivitasnya sejauh ini adalah 16 gol dan 8 asis. Tanpa melihat jumlah asisnya, produktivitas Firmino sudah melampaui catatan terbaiknya di Liverpool. Musim lalu ia mencetak 12 gol (dan 11 asis); musim ini baru setengah jalan. Jika semuanya berjalan lancar, bukan tidak mungkin Firmino akan mampu melampaui catatan terbaik sepanjang kariernya: 22 gol dan 16 asis semusim, catatan yang ia torehkan bersama Hoffenheim di musim 2013/14.
Giat Menerima Masukan
Firmino menjalani debut profesionalnya pada pertandingan pekan ke-32 Brasileirão Série B, divisi kedua liga sepakbola Brasil, musim 2009. Pertandingan keuanya ia jalani di pekan ke-38 kejuaraan yang sama. Musim berikutnya, Firmino sudah menjadi pemain utama Figueirense Futebol Clube.
Dalam 36 pertandingan Brasileirão Série B musim 2010, Firmino “hanya” mencetak delapan gol dan tidak mencetak satu asis pun. Ia, walau demikian, terpilih menjadi pemain terbaik kejuaraan itu. Ernst Tanner, yang saat itu masih menjabat posisi sporting director di Hoffenheim, terbang ke Brasil untuk melihat langsung sang pemuda berbakat. Yang ia saksikan, ternyata, lebih dari itu.
Dari caranya mencetak gol dalam beberapa kesempatan (menyepak bola ke satu arah sambil melemparkan pandangan ke arah lain) dan merayakan gol (menggoda keluarnya kartu kuning dari kantung wasit dengan pura-pura hendak melepas seragam), mudah menuding Firmino sebagai tukang main-main yang tidak menghormati lawan. Nyatanya, ia sosok pendengar yang saksama, yang mau menerima dan terus mencari masukan dari pelatihnya agar menjadi lebih baik. Sikap itulah yang membuat Tanner terkesan.
Firmino bergabung dengan Hoffenheim di bursa transfer musim dingin 2010/11. Di musim pertamanya bersama Hoffenheim, status Firmino tak lebih dari seorang cadangan. Namun ia berlatih dengan giat, dan bermain dengan sama giatnya ketika dipercaya. Seperti di Liverpool sekarang, Firmino senantiasa bergerak baik dengan atau tanpa bola, untuk menekan lawan dan menciptakan peluang.
Komentar