Seorang gelandang serang Amed SK dari Liga Turki bernama Deniz Naki, selamat dari percobaan pembunuhan di sebuah jalan tol kawasan Duren, Jerman Barat, pada Minggu (7/1) malam.
Kejadian terjadi sekitar pukul 11 malam ketika Naki sedang mengendarai mobilnya dalam perjalan pulang dari Aachen setelah menemui temannya. Naki yang sedang berada di jalur lambat, tiba-tiba mendengar suara tembakan di sebelah kiri.
"Di belakangku ada mobil berwarna hitam. Suara tembakannya datang dari arah itu. Saya langsung turun (berguling) ke bahu jalan dan memanggil polisi," ujar pemain kelahiran 9 Juli 1989 itu seperti dikutip dari Telegraph.
Ada dua tembakan yang diarahkan kepada Naki. Satu mengenai kaca tengah dan satu sisanya mengenai ban mobilnya. Penyelidikan percobaan pembunuhan kepada Naki pun mulai dibuka oleh kepolisian dan kejaksaan Jerman. Di Jerman sendiri jarang ada aksi penembakan karena undang-undang kepemilikan senjata api sangat ketat di sana.
https://twitter.com/Hermetis71/status/950158976565555200
Maka dari itu dugaan pelaku mengarah kepada agen rahasia intelejen Turki (MIT). "Saya menduga pelakunya itu agen dari MIT atau orang lain yang tidak menyukai pandangan politik saya. Saya juga sering diserang di media sosial," aku pemain yang lahir di Duren, Jerman, itu seperti dikutip dari BBC.
Naki memang sering melontarkan pandangan politiknya karena ia adalah warga Jerman beretnis Kurdi. Kurdi merupakan sebuah kelompok etnis di kawasan Timur Tengah yang meliputi Iran, Irak, Suriah dan Turki. Naki memang sering bentrok dengan pihak berwenang Turki sejak berkarir di negara itu.
Ia mulai berkarir di Turki sejak 2013 ketika membela Genclerbirligi. Kemudian Naki dipenjara selama 18 bulan karena menyebarkan propaganda tentang Partai Buruh Kurdistan. Di Turki sendiri, Partai Buruh Kurdistan diperangi Pemerintah Turki sejak adanya gencatan senjata pada Juli 2015.
Sejak itu juga Partai Buruh Kurdistan dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Turki, Uni Eropa dan bahkan Amerika Serikat. Selanjutnya, gelandang jebolan Bayer Leverkusen itu juga dihukum larangan tampil sebanyak 12 pertandingan oleh Federasi Sepakbola Turki pada 2016.
Naki dianggap menyebarkan propaganda ideologis terkait konflik Kurdi di dunia sepakbola. Pemain yang pernah memperkuat St. Pauli itu juga tidak menyangka dalam kepulangannya ke Jerman masih dikejar agen pemerintahan Turki.
"Saya takut dengan hidup saya sendiri," cetusnya. "Saya adalah target di jalanan di Turki karena sikap saya yang pro-Kurdi. Saya selalu tahu bahwa sesuatu seperti ini bisa terjadi, tapi saya tidak akan pernah mengira hal itu bisa terjadi di Jerman," sambung Naki seperti dikutip dari The Guardian.
Jerman sendiri memiliki diaspora Turki terbesar di Eropa yang bisa sampai tiga juta jiwa. Sementara masyarakat Jerman beretnis Kurdi yang tinggal di Jerman sering mengkritik pemerintah Turki. Salah satu kritiknya yaitu menyindir pemerintah pusat Turki yang sering meneror lawan politiknya di dalam dan luar negeri, seperti yang baru dialami Naki ini.
Kejadian yang menimpa Naki itu pun mendapatkan sorotan dari Cansu Ozdemir yang merupakan salah seorang politisi sayap kiri di Hamburg. Cansu sendiri percaya bahwa serangan kepada Naki merupakan ancaman dari Presiden Turki, Recep Tayyip Endorgan, kepada penentangnya.
Apalagi Naki memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga sering menentang penindasan pemerintah Endorgan kepada etnis Kurdi di Turki. "Saya khawatir regu tembak Erdorgan akan terus berlanjut sempai setiap orang yang terintimidasi itu dibunuh. Situasi yang mengancam secara serius ini tidak boleh dibiarkan lagi," tulis Ozdemir melalui akun Twitter miliknya.
Komentar