Liverpool tumbang dengan skor tipis 0-1 saat bertandang ke Liberty Stadium menghadapi tuan rumah Swansea City, Selasa (23/1) dini hari WIB. Tidak hanya kalah, Liverpool juga tampil buruk dalam laga tersebut, hingga membuat emosi Juergen Klopp membuncah. Seusai pertandingan, manajer Liverpool itu mengungkapkan bahwa anak asuhnya bermain tidak sesuai dengan harapan.
“Kami kalah sejak babak pertama. Kami tidak melakukan apa yang ingin kami inginkan. Hal itu jarang terjadi jadi saya tidak menyangka, saya cukup terkejut. Kami membuat tekanan tapi tidak cukup untuk mencetak gol. Tapi kalau kami membawa pulang satu angka, maka tetap akan menjadi sebuah pertandingan yang buruk bagi kami dan ini adalah kebalikan dari yang kami inginkan,” terang Klopp, dilansir dari BBC.
Kekesalan pelatih berkebangsaan Jerman itu sebenarnya tidak hanya ditunjukkan di hadapan awak media dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan. Namun, saat laga masih berlangsung pun Klopp sudah tak bisa menahan letupan emosinya. Ia sempat terlibat adu mulut dengan salah satu pendukung Swansea di pertengahan babak kedua.
Klopp mengonfirmasi bahwa pada saat itu ia tidak lagi bisa mengendalikan emosinya karena salah satu suporter Swansea yang terlibat ketegangan dengan dirinya itu terus berteriak ke arahnya. Namun Klopp mengakui bahwa itu merupakan sebuah kesalahan, sehingga dengan tegas ia menyampaikan permohonan maaf atas insiden kecil yang terjadi di lapangan.
"Maaf, saya bereaksi secara berlebihan. Saya khilaf dan saya adalah manusia biasa, bukan seorang manajer profesional yang bisa menerima hal seperti itu sepanjang waktu dan mereka bisa mengatakan apa yang mereka mau,” katanya dilansir dari Liverpool Echo.
"Seharusnya saya memang tidak perlu bereaksi. Tapi saya tidak mengatakan sesuatu yang buruk, saya hanya memperlihatkan bahwa saya tidak terlalu senang dengan apa yang dia katakan sepanjang waktu,” sambung Klopp.
Bagi Klopp ini bukan kali pertama ia bermasalah dengan suporter lawan. Sebelumnya, saat Liverpool ditahan imbang Arsenal 3-3 di Emirates Stadium pada 23 Desember lalu, Klopp pernah disoraki hampir seluruh suporter Arsenal. Kejadiannya bermula saat Roberto Firmino mencetak gol untuk menyamakan kedudukan menjadi 3-3.
Klopp yang terkenal sebagai sosok yang ekspresif, merayakan gol tersebut dengan berlari ke pinggir lapangan sambil melempar botol air mineral yang dipegangnya. Perayaan gol yang dilakukan Klopp dianggap berlebihan oleh pendukung Arsenal, yang kemudian menyoraki tingkah mantan pelatih Borussia Dortmund itu. Seusai pertandingan Klopp pun meminta maaf atas reaksinya yang berlebihan menyambut gol Firmino.
Sejatinya dalam bentrokan menghadapi Swansea City, Liverpool tampil mendominasi jalannya pertandingan. Bisa dibuktikan dari persentase penguasaan bola Liverpool yang mencapai 72 persen, berbanding 28 persen penguasaan bola Swansea City.
Sejak awal pertandingan Liverpool tampil menyerang, mereka terus mencecar jantung pertahanan Swansea. Namun gencarnya serangan Liverpool nyatanya kurang efektif, karena dari 21 tembakan yang dilepaskan tidak ada satu pun yang berbuah gol. Sebaliknya, Swansea yang dalam laga tersebut hanya melepaskan total tiga tembakan justru mampu mencuri gol pada menit 40 melalui Alfie Mawson.
Bagi Liverpool kekalahan tersebut secara otomatis menghentikan laju impresif mereka, yang sejak Oktober lalu tak terkalahkan di Liga Primer Inggris. Selain itu, akibat kekalahan dari Swansea membuat Liverpool gagal mempertahankan posisi di tiga besar klasemen sementara Liga Primer. Liverpool turun ke peringkat empat dan tertinggal tiga poin dari Chelsea di peringkat tiga.
Foto: Twitter @LFC
Komentar