Satu kejadian dalam pertandingan Liga Primer Inggris antara Wolverhampton Wanderers dan Liverpool di Molineux Stadium, 22 Januari 2011, berujung kepada pemecatan seorang komentator kawakan dua hari berselang -- 24 Januari 2011.
Sian Massey bukanlah hakim garis perempuan pertama yang bertugas dalam pertandingan sepakbola pria. Namun ia menjadi sorotan tatkala bertugas dalam pertandingan tersebut. Massey menjadi sorotan lantaran kinerjanya menjadi bahan olok-olok Andy Gray dan Richard Keys, komentator stasiun televisi Sky Sport. Dua komentator kondang itu mempertanyakan kualitas dan kapabilitas Massey sebagai hakim garis, karena mengesahkan gol pertama Liverpool yang dicetak Fernando Torres usai menyambut umpan Raul Meireles.
Pokok permasalahannya bukanlah Torres, melainkan Meireles, yang memberikan asis. Gray dan Keys menganggap, sebelum mengirim umpan kepada Torres, Meireles telah berdiri pada posisi offside saat menyambut umpan Christian Poulsen. Gray dan Keys kemudian mempertanyakan pemahaman Massey tentang aturan offside.
“Apa yang perempuan tahu tentang aturan offside?” tanya Gray.
"Saya pikir, seseorang harus menghampirinya (Massey) dan menjelaskan aturan offside," Keys menimpali.
Dalam percakapan tersebut, Gray dan Keys juga menyeret sosok Karren Brady, Wakil Presiden West Ham United, yang juga seorang perempuan. Brady menyampaikan keluhannya terhadap peningkatan kasus seksisme dalam sepakbola, yang diterbitkan Harian The Sun, pada pagi hari sebelum laga Wolverhampton melawan Liverpool.
”Lihat, Karren Brady yang menawan pagi ini mengeluh tentang seksisme. Yeah. Tolong aku, cinta,” sambung Keys.
Sejatinya percakapan Gray dan Keys terjadi saat siaran sedang off-air. Namun keduanya tidak menyadari mikrofon yang dikenakan masih aktif. Percakapan keduanya yang tengah menyudutkan Massey pun terdengar di Studio Sky.
Syahdan, video rekaman percakapan Gray dan Keys pun menyebar. Media Inggris menjadikan hal tersebut sebagai bahan pemberitaan. Publik sepakbola Inggris, mulai dari suporter, pelatih, hingga pesepakbola meradang karena Gray dan Keys dianggap melakukan tindakan diskriminatif kepada Massey.
Menyudutkan seseorang dengan alasan gender sama buruknya dengan melakukan tindakan diskriminatif kepada seseorang karena warna kulit. Disengaja atau tidak, seksisme dan rasisme sama-sama tercela.
Kenny Dalglish, pelatih Liverpool kala itu, juga angkat bicara mengenai permasalahan tersebut. Dalglish mengakui bahwa dirinya tidak menyadari bahwa hakim garis dalam pertandingan tersebut adalah seorang perempuan. Ia mengaku tidak bisa melihat dengan jelas sosok yang berdiri di pinggir lapangan. Namun menurutnya, gender tidak seharusnya menjadi penghalang bagi siapapun yang memiliki kapabilitas dalam melakukan pekerjaan apa pun di bidang apa pun, termasuk sepakbola.
“Saya tidak tahu sikap Sky terhadap perempuan, tapi pasti bagi saya jika Anda pandai dalam suatu pekerjaan seharusnya masalah gender bukan menjadi penghalang. Jika mereka ada di sana, maka baiklah. Seperti yang saya katakan, Saya bahkan tidak menyadari sampai babak kedua, bahwa hakim garis pertandingan adalah seorang perempuan,” katanya, dilansir dari The Guardian.
Anna Kessel dari The Guardian pun mempertanyakan sikap Gray dan Keys, yang meragukan pemahaman Massey tentang aturan offside. Padahal Massey merupakan wasit yang telah lolos kualifikasi sebagai wasit profesional dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Kessel melanjutkan, bahwa perbuatan Gray dan Keys lebih dari sekadar olok-olok.
“Bagaimana mungkin seseorang di zaman sekarang ini benar-benar meragukan kapasitas seorang perempuan yang memenuhi syarat untuk bertugas dalam pertandingan tidak dapat memahami aturan offside? Mendengar audio - bukan hanya membaca transkrip - meyakinkan saya bahwa percakapan itu bukan hanya olok-olok, karena jika hanya sedikit tertawa, lalu dimana tawa itu?” Sambung Kessel dalam artikelnya di The Guardian.
Apa yang dilakukan Gray dan Keys merupakan sebuah prasangka dan tak berdasar pada fakta yang terjadi di lapangan. Dalam tayangan ulang, tampak bahwa keputusan Massey tak mengangkat bendera pertanda offside pada pergerakan Meireles adalah tepat. Saat menyambut umpan Poulsen, posisi pemain asal Portugal itu masih sejajar dengan salah satu pemain belakang Wolverhampton. Pengamat sepakbola Inggris lainnya kemudian menyatakan bahwa gol tersebut sah, dan memuji kinerja Massey yang jeli melihat situasi tersebut.
Tindakan seksisme yang dilakukan Gray dan Keys menjadi salah satu catatan kelam dunia pertelevisian Inggris. Akibat perbuatannya, Gray dan Keys mendapat sanksi tegas dari Sky Sports. Keduanya dilarang bertugas sebagai komentator di pertandingan berikutnya, antara Bolton Wanderers dengan Chelsea pada 24 Januari.
Selain itu Gray pun diminta membuat permohonan maaf kepada Massey. Kabarnya, Gray menghubungi Massey melalui sambungan telepon untuk meminta maaf. Massey yang enggan memperpanjang masalah tersebut pun memaafkan perbuatan Gray dan Keys.
Namun permohonan maaf Gray, yang sudah berkarier sebagai komentator sejak 1992, tak menyelamatkannya dari keputusan Sky Sports. Gray dipecat pada 25 Januari. “Sky Sports telah memutus kontrak Andy Gray. Keputusan ini kami ambil secara cepat sehubungan adanya bukti baru yang menunjukkan sikap yang tidak sopan dan tidak dapat diterima,” terang Sky dalam sebuah keterangan resmi.
Dalam keterangan resminya, Sky mengungkapkan bahwa pada Desember 2010, Gray pun pernah melakukan tindakan tidak senonoh kepada mantan penyiar Sky lainnya, Charlotte Jackson. Dalam sebuah siaran, Charlote tengah sibuk memasang mikropon di pakaiannya, Gray tiba-tiba saja berkata: "Charlotte, bisakah kau menyelipkan ini ke sini untukku?" sambil memegangi sabuknya.
Gray kemudian tertawa, karena menganggap itu hanya sebuah kelakar. Namun Charlote tak menghiraukannya. Maksud Gray mungkin hanya bercanda, namun candaan itu cabul. Gray kelewat batas. Sky menjadikan kejadian di tahun 2010 itu sebagai bukti baru dan alasan untuk mengakhiri kerjasama dengan Gray.
"Bukti baru itu berhubungan dengan insiden off air yang terjadi Desember 2010, di mana itu terlihat usai Andy Gray terkena sanksi disiplin usai komennya pada 22 Januari 2011 kemarin," sambung Sky.
Setelah dilakukan pengusutan, hanya Gray yang dipecat Sky. Namun dengan alasan solidaritas, selang tiga hari setelah pengumuman pemecatan Gray, pada 27 Januari, Keys pun menyatakan pengunduran dirinya dari Sky Sport. Kepada khalayak ramai, Keys pun mengklarifikasi dan meminta maaf atas perbuatannya. Menurut Keys, olok-olokan yang ditunjukkan kepada Massey merupakan olokan prasejarah.
"Komentar semacam itu dibuat di luar rumah untuk disampaikan kepada rekan kerja, dan tentu saja, tidak pernah dimaksudkan untuk disiarkan. Jika percakapan televisi dan presenter siaran udara tidak diketahui, tidak akan ada yang tersisa. Itu bukan untuk membela apa yang terjadi," terang Keys, dilansir dari Independent. Ketulusan permintaan maaf ini patut dipertanyakan, namun tak ada cukup bukti untuk menuding Keys.
https://twitter.com/richardajkeys/status/691711531780837380
Semuanya berubah pada pada 25 Januari 2016. Bahwa Keys tak benar-benar merasa bersalah terlihat dari cuitannya hari itu: bersama Gray, Keys merayakan peringatan lima tahun pemecatan rekannya oleh Sky Sports. "Selamat Hari Jadi Andy - 5 tahun setelah salah satu kejadian terbesar di sejarah tv. Aku harus minum segelas malam ini!" tulis Keys.
Komentar