Kontrak Bacary Sagna di Manchester City berakhir pada 1 Juli 2017. Pemutakhiran gaya main klub terakhirnya membuat Sagna, bersama beberapa pemain lain, tersingkir. Tawaran demi tawaran datang menghampiri. Sagna menolak semuanya.
Hingga bursa transfer musim panas 2017 berakhir, Sagna masih tanpa kesebelasan. Itu sebenarnya tak jadi soal. Sagna tak terikat waktu. Pemain bebas transfer bisa bergabung dengan klub barunya di luar bursa transfer. Sagna punya banyak waktu untuk mempertimbangkan semua tawaran yang datang.
Tahun berganti dan Sagna masih tanpa kesebelasan. Benevento, klub dengan start terburuk sepanjang sejarah Serie A, ikut-ikutan menawarkan diri. Dalam sebuah pengambilan keputusan yang cukup mengejutkan, Sagna menerima tawaran klub juru kunci divisi tertinggi Italia tersebut.
“Dalam beberapa bulan terakhir, saya mendapat beberapa tawaran dari klub-klub liga top Inggris, Perancis, Spanyol, Turki, MLS, dan beberapa klub Italia lainnya. Walau demikian, tak satu pun dari mereka tepat untuk saya dan keluarga saya,” ujar Sagna menjelaskan keputusannya, sebagaimana dikutip dari situs Football Italia.
Dalam pernyataan lanjutan yang tak kalah mengejutkan, Benevento, ditegaskan Sagna, menawarkan gaji yang lebih kecil dari tawaran-tawaran lain yang datang kepadanya.
Mencari Pengalaman Baru
Sagna memulai kariernya di tim muda AJ Auxerre pada 1997. Secara bertahap Sagna naik kelas hingga menjadi andalan tim utama. Pada 2007, setelah tiga tahun di tim utama Auxerre, Sagna bergabung dengan Arsenal.
Tujuh tahun di Arsenal, Sagna meraih satu Piala FA, pada 2014. Itu gelar pertama dan terakhirnya untuk Arsenal. Setelah tujuh tahun berseragam merah-putih London, Sagna menerima biru langit Manchester sebagai warna barunya. Bersama Manchester City, Sagna meraih satu gelar Piala Liga Inggris pada 2016.
“Karier saya, dalam satu dekade terakhir, selalu berada di level paling tinggi,” ujar Sagna. “Apa yang ditawarkan Benevento adalah kesempatan untuk mewakili kuda hitam dan bermain untuk klub yang kisahnya indah.”
Benevento, yang didirikan pada 1929, terus berkutat di divisi bawah piramida sepakbola Italia. Setinggi-tingginya prestasi Benevento adalah meraih promosi ke Serie B pada 2016. Setahun berselang, Benevento kembali meraih promosi -- ke Serie A.
Di Serie A, Benevento cukup kesulitan. Dalam 14 pertandingan pertamanya di divisi tertinggi sepakbola Italia, Benevento 14 kali kalah. Barulah pada pekan ke-15, dalam pertandingan melawan AC Milan yang berakhir dramatis, Benevento meraih satu poin.
Benevento saat ini masih terbenam di dasar klasemen, dengan 7 poin dari 22 pertandingan.
Keputusan Seorang Idealis
“Pada masa di mana sepakbola kebanyakan klub lebih mirip bisnis ketimbang olahraga yang sebenarnya, Benevento mewakili bagaimana hati dan jiwa sepakbola seharusnya,” ujar Sagna. “Semangat, hati, harapan, suka cita, cinta, dan filosofi-nya sejalan dengan pandangan hidup saya.
“Benevento klub keluarga yang hebat, dibangun dari komunitas tempat mereka berada. Dalam titik hidup saya saat ini, di sinilah saya ingin bermain sepakbola, di sinilah saya ingin berada sekarang.”
Sagna, pada Valentine tahun ini, akan merayakan hari lahirnya yang ke-35. Namun menurutnya, ia masih bisa bermain dua hingga tahun lagi di level yang tinggi. Sagna bahkan yakin bahwa bermain untuk klub papan bawah Serie A tak akan menghalangi ambisinya untuk tampil di Piala Dunia 2018.
“Saya masih percaya saya bisa ke Piala Dunia musim panas tahun ini dan kembali bermain untuk Perancis,” ujarnya. “Saya selalu bangga membela negara saya, dan memiliki ambisi yang berapi-api untuk meneruskan apa yang tak pernah saya tinggalkan. Saya akan mengerahkan kemampuan terbaik untuk bisa bermain di Rusia.”
Sagna, sepanjang kariernya, telah tampil dalam 64 pertandingan bersama tim nasional Perancis senior. Dari seluruh pertandingan tersebut, hanya empat yang dimainkannya di ajang Piala Dunia.
Yakin Sepenuhnya
“Keputusan saya mungkin mengejutkan banyak pihak, namun saya seratus persen yakin bahwa saya bergabung dengan klub yang tepat, untuk alasan yang tepat,” ujar Sagna melanjutkan penjelasannya. “Presiden klub, Oreste Vigorito, adalah orang baik, orang yang menepati janji, dan bagi saya itu penting.
“Kehangatan yang ia dan keluarganya tunjukkan kepada saya dan keluarga saya sangat menyentuh. Kemanusiaan dalam apa yang telah ia lakukan untuk masyarakat dan terutama untuk orang-orang yang kurang mampu dan penyandang disabilitas di wilayah ini adalah istimewa. Yang diwakili olehnya dan oleh klubnya jauh lebih besar dari sepakbola.”
Komentar