Menjelang bergulirnya musim 2017/18, AS Roma menelan pil pahit: kepindahan Mohamed Salah ke Liverpool. Roma kehilangan pemain penting. Selama dua musim (2015/16 dan 2016/17) berkostum I Giallorossi, Salah menjadi sosok sentral di lini depan Roma – ia mencetak 34 gol dan 24 asis dalam 84 pertandingan.
Keinginan Salah hengkang ke Liverpool tak terbendung. Roma pasrah dan melakukan satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan menyangkut hal ini: mencari pemain baru sebagai pengganti Salah. Tugas ini dibebankan kepada Direktur Sepakbola Roma, Ramon Rodriguez Verdejo.
Pencarian Roma menghasilkan Cengiz Ünder, pemain muda asal Turki. Bukan tanpa alasan Monchi menjatuhkan pilihan kepada Ünder; selain karena usianya yang masih 20 tahun, Ünder dianggap sebagai sosok potensial. Cocok untuk menggantikan Salah.
Musim lalu, bersama Istanbul Basaksehir, Ünder tampil dalam 43 pertandingan di semua ajang, dengan torehan tujuh gol dan lima asis. Bagi ukuran pemain muda, catatan tersebut terbilang impresif. Selain itu, ia sudah dipercaya tampil di timnas senior Turki. Di level tim nasional ia mencatatkan tujuh penampilan dengan torehan tiga gol.
Meski begitu, sepak terjang Ünder tak terlalu dikenal publik. Apalagi, pengalamannya minim karena baru satu musim berkiprah di kompetisi utama sepakbola Turki. Keputusan Roma mendatangkan Ünder sempat menimbulkan polemik di kalangan Romanisti. Mereka menganggap harga yang ditebus Roma untuk Ünder – 13,4 juta euro – terlalu mahal.
“Pembeliannya tahun lalu sempat membingungkan banyak penggemar. Ada getaran aneh seputar kedatangan si anak muda, dengan para penggemar menganggapnya sebagai pesepakbola biasa-biasa saja yang akan menjadi pembelian yang tidak berhasil,” tulis wartawan Footbal Italia, Anthony Barbagallo.
Prediksi Ünder bakal menjadi pembelian sia-sia Roma pun terbukti, setidaknya pada paruh pertama musim 2017/18. Kesempatan bermain Ünder di skuat utama terbilang minim. Kalaupun dimainkan, menit bermainnya tak pernah lebih dari 20 menit. Perkembangannya di Roma berjalan lambat. Ia kesulitan beradaptasi dengan kultur sepakbola Italia.
Kendala komunikasi menjadi faktor lain yang membuat Ünder kesulitan beradaptasi. Dilansir dari The Guardian, media sering menemui kesulitan saat hendak mewawancarai Ünder karena kendala bahasa. Kalaupun bersedia melayani wawancara media Italia, ia pasti akan didampingi rekannya yang berperan sebagai penerjemah.
"Dia (Ünder) masih harus bekerja lebih keras lagi, di dalam maupun di luar lapangan. Dia harus segera mengerti bahasa Italia dan memahami permainan dan tidak lagi melakukan pergerakan-pergerakan yang seharusnya tak dilakukan," kata Manajer Roma, Eusebio Di Francesco, dikutip dari La Stampa.
Adaptasi yang berjalan lambat membuat Ünder berada dalam posisi sulit. Bila tak segera bangkit, bukan tidak mungkin ia akan disingkirkan dari skuat Roma. Apalagi, jelang bergulirnya paruh kedua musim 2017/18, ia nyaris saja dipinjamkan ke Chievo Verona.
Baca juga: 10 Wonderkid di Babak 16 Besar Liga Champions 2017/18
Tanpa mengenal kata menyerah, Ünder berupaya memperbaiki kekurangannya. Berkat bantuan dari beberapa rekan di tim, perlahan Ünder mulai fasih berbahasa Italia. Selain itu, karena seringnya berdiskusi dengan Di Francesco, perlahan Ünder mulai mengerti dengan gaya permainan yang diinginkan sang pelatih.
Perlahan tapi pasti, pada paruh kedua musim 2017/18, Ünder mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dalam lima pertandingan terakhir Roma di Serie A, Ünder selalu dipercaya tampil sebagai starter. Bahkan, dalam tiga pertandingan menghadapi Hellas Verona, Benevento, dan Udinese Calcio di Serie A, Ünder kian menunjukkan taji sebagai pesepakbola potensial, dengan mencetak empat gol dan satu asis.
“Dia telah menunjukkan kemajuan pesat akhir-akhir ini. Tapi saya merasa perkembangannya juga masih belum berhenti. Sekarang saya paham bahwa dia akan memberikan dampak besar bagi tim jika bermain sejak awal laga," tutur Di Francesco kepada Mediaset Premium.
Performa positif yang ditunjukkan Ünder akhir-akhir ini membuat Di Francesco ketagihan terus memainkannya sebagai starter. Di Francesco mengungkapkan bahwa Ünder masih dalam proses adaptasi. Kemampuannya akan semakin berkembang bila terus mendapat kesempatan bermain.
Akhirnya, Di Francesco memberi kesempatan kepada Ünder melakoni debut di Liga Champions menghadapi Shakhtar Donetsk. Dalam pertandingan leg pertama babak 16 besar yang berlangsung di Metalist Stadium, Kamis (22/2) dini hari WIB itu, Ünder tampil memukau meski hasil akhir pertandingan tak berpihak pada Roma, yang kalah 1-2.
Namun, Metalist Stadium tetap menjadi panggung pertunjukan Ünder dalam debutnya di Liga Champions. Penampilan impresifnya ditandai dengan sebuah gol pada menit ke-41 ke gawang Shakhtar. Gol tersebut mencatatkan namanya sebagai pencetak gol termuda kedua AS Roma di Liga Champions, pada usia 20 tahun 222 hari.
https://twitter.com/panditfootball/status/966559098463428608
***
Penampilan impresif yang ditunjukkan Ünder dalam lima pertandingan terakhirnya bersama Roma, membuatnya menjadi idola baru publik Estadio Olimpico. Tak ayal, sosoknya kini menjadi perbincangan banyak orang dan sorotan media.
Di Francesco sendiri mengungkapkan bahwa Ünder tak boleh terlena dengan situasi semacam ini. Baginya, Ünder masih harus terus mengembangkan bakatnya untuk menjadi pesepakbola hebat.
“Dia masih perlu bekerja dengan penuh kerendahan hati. Sudah seharusnya dia melupakan semua berita tentang dirinya. Ini juga menjadi kewajiban kami untuk membuat dia tetap menjejak bumi,” ungkap Di Francesco kepada Roma TV.
Ünder pastinya terus berusaha meningkatkan permainannya, baik saat latihan maupun pertandingan. “Beberapa pemain akan komplain saat latihan, tapi saya kebalikannya. Saya suka [latihan],” kata Ünder, dikutip dari The Guardian.
“Jika ada latihan menembak, saya suka melanjutkan latihan setelah sesi tersebut selesai. Saya sudah datang jauh-jauh [dari Turki] di waktu yang singkat,” kata pemain kelahiran 14 Juli 1997 ini. “Saya senang membuktikan orang-orang jika mereka salah. Saya senang untuk bisa melebihi ekspektasi. Saya telah melakukannya sejak berusia 10.”
Foto: Twitter @ChampionsLeague
Komentar