Tidak ada rumus pasti dalam sepakbola. Bermain bagus tidak menjamin kemenangan. Bermain tidak terlalu bagus pun tidak menjamin kekalahan. Hal itu terjadi pada laga dini hari WIB tadi (4/4), antara Juventus menghadapi Real Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2017/2018.
Berlangsung di kandang Juventus, Allianz Stadium, Real Madrid menang telak 0-3. Skor yang cukup telak dan mencolok, bukan? Tapi skor tersebut tidak berarti Juventus menjadi bulan-bulanan Real Madrid sepanjang laga atau pertandingan didominasi kubu tamu. Sebaliknya, Juventus tampil impresif dan pertandingan berlangsung ketat hingga pertandingan berakhir.
Bisa dibilang laga Juventus vs Real Madrid malam tadi merupakan pertandingan idaman banyak orang karena kedua kesebelasan saling serang. Whoscored mencatat ada 26 tembakan pada laga ini. Juve melepaskan 12 tembakan, Madrid 14 tembakan.
Juventus tak tampil buruk pada laga ini. Bahkan pressing yang dilancarkan para pemain Juve di lini pertahanan Madrid beberapa kali berhasil menggagalkan skema serangan Madrid. Madrid terbukti lebih sering kehilangan bola ketimbang Juve, yakni 22 kali berbanding 14.
Akan tetapi lini pertahanan Juventus pada akhirnya kocar-kacir lewat serangan-serangan balik Real Madrid. Skuat asuhan Zinedine Zidane tersebut memanfaatkan betul transisi bertahan ke menyerang untuk memanfaatkan celah-celah yang di lini pertahanan Juventus yang pada laga ini bermain dengan pola dasar 4-4-2.
Saat menyerang, kedua sayap Juve begitu hidup. Akan tetapi saat transisi menyerang ke bertahan, lini tengah mereka seringkali kalah jumlah. Wajar sebenarnya karena Madrid bermain dengan pola dasar 4-3-1-2 pada laga ini. Alhasil Rodrigo Bentancur dan Sami Khedira yang mengisi lini tengah Juve cukup kerepotan menghadapi serangan balik Madrid. Bencancur jadi gelandang paling sibuk Juve saat bertahan, di mana ia melakukan lima tekel, dua intersep dan satu di antaranya berbuah kartu kuning.
Lewat Isco, Casemiro, Luka Modric dan Toni Kroos, lini tengah Madrid bisa membuat skema serangan balik Real Madrid layaknya jalan tol, bebas hambatan. Tak ayal Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema begitu nyaman di lini depan menantikan datangnya bola dan peluang yang ada.
Real Madrid memang tidak terlalu canggung saat mendapatkan pressing dari Juve sejak dari pertahanan. Apalagi mereka sudah unggul sejak menit ke-3. Gol cepat Madrid tercipta lewat sontekan Ronaldo yang memanfaatkan umpan silang mendatar Isco dari area kanan pertahanan Juventus. Bisa jadi gol cepat itulah yang membuat Juve mau tak mau bermain terbuka untuk mengejar ketertinggalan.
Aplaus berdiri untuk Ronaldo
Saat mencetak gol, Ronaldo tetap dengan gaya khasnya yang penuh percaya diri. Tapi di mata pendukung Juventus, khususnya yang berada di belakang gawang, Ronaldo adalah seorang yang arogan. Pada satu momen di babak kedua ketika ia gagal menyelesaikan peluang, para pendukung Juventus di belakang gawang Gianluigi Buffon menyorakinya dengan gestur ofensif, tak menutup adanya cacian.
Tapi tampaknya Ronaldo sudah terbiasa menghadapi haters. Kapten timnas Portugal tersebut tetap bermain dengan kemampuan terbaiknya. Tekanan dari para pendukung Juventus tak berarti apa-apa. Pergerakannya di lini pertahanan Juventus benar-benar mengancam Buffon.
Para pendukung Juventus pun pada akhirnya terbungkam oleh aksi Ronaldo. Gol kedua ia ciptakan dengan indah. Berawal dari dirinya yang memanfaatkan salah kordinasi antara Giorgio Chiellini dan Buffon, terjadi kemelut di depan gawang Juve. Buffon sempat mementahkan tembakan Lucas Vazquez. Tapi tak lama kemudian, Buffon hanya melongo ketika Ronaldo menyambut umpan chip Daniel Carvajal dengan tendangan salto. Bola sendiri mengenai kaki kanan Ronaldo dengan paripurna; membuat bola meluncur deras ke gawang Buffon.
Gol kedua Ronaldo tersebut menjadi lebih spesial karena ketika merayakan gol dengan percaya dirinya, ia tak lagi mendapatkan intimidasi dari pendukung Juventus. Sebaliknya, tanpa disangka, para pendukung Juventus terkagum dengan aksi Ronaldo sehingga mereka melakukan aplaus berdiri atas gol spektakuler yang ia ciptakan. Ini persis seperti yang didapatkan oleh Alessandro Del Piero, legenda Juventus, yang mendapatkan aplaus berdiri dari pendukung Real Madrid di Santiago Bernabeu pada 10 tahun silam.
https://twitter.com/panditfootball/status/981267825141542912
Gol itu langsung meruntuhkan mental Juventus. Tak lama setelah gol yang terjadi pada menit ke-64 itu, Juventus harus bermain dengan 10 pemain setelah Paulo Dybala mendapatkan kartu kuning keduanya pada laga ini.
Pelatih Juventus, Massimilliano Allegri langsung bereaksi dengan memasukkan dua pemain pengganti yaitu Mario Mandzukic dan Blaise Matuidi. Tapi yang terjadi Madrid justru menambah keunggulan enam menit kemudian lewat gol Marcelo. Ronaldo lagi-lagi berperan atas terjadinya gol ketiga Madrid karena Marcelo mendapatkan umpan darinya sebelum mencetak gol.
"Ketika Anda bermain menghadapi lawan seperti itu, Anda membutuhkan sedikit keberuntungan dan mendapatkan Ronaldo yang menjalani malam yang buruk," ujar Allegri seperti yang dikutip oleh Football-Italia. "Kami punya kesempatan untuk menyamakan kedudukan, tapi gagal memanfaatkannya. Saya kecewa dengan gol ketiga karena sebenarnya kami harus menjaga skor tetap 2-0, kemudian sambil mencoba meraih sesuatu yang luar biasa di kandang Madrid."
Juventus sendiri masih terus berusaha mencetak gol sampai detik-detik terakhir pertandingan. Ada dua peluang yang nyaris menjadi gol yaitu melalui Gonzalo Higuain dan Juan Cuadrado. Tapi lagi-lagi serangan Juve gagal merobek gawang Real Madrid yang dikawal Navas. Juve takluk 0-3 dari Real Madrid.
Komentar