Pada pertandingan leg kedua perempatfinal Liga Champions yang mempertemukan Manchester City vs Liverpool, Rabu (11/4) dini hari, terjadi insiden yang menyebabkan pelatih Manchester City, Pep Guardiola, diusir dari lapangan.
Kejadian bermula saat gol yang dijaringkan oleh Leroy Sane pada menit ke-41 dianulir oleh wasit yang memimpin pertandingan, Antonio Mateu Lahoz. Sane dianggap sudah berada dalam posisi offside. Guardiola yang tidak terima dengan keputusan wasit, melakukan protes keras saat peluit tanda berakhirnya babak pertama dibunyikan wasit.
Seiring pemain kedua kesebelasan dan wasit berjalan menuju ruang ganti, Guardiola berlari ke tengah lapangan menghampiri wasit dan melakukan protes. Karena protes Guardiola dianggap berlebihan, Mateu Lahoz mengusir Pep dari lapangan melalui kartu merah yang dikeluarkan olehnya.
Emosi yang dikeluarkan oleh Guardiola memang wajar. Hal ini karena gol Sane memang seharusnya sah. Ada dua poin yang perlu diperhatikan di sini.
Pertama, berdasarkan Laws of the Game FIFA tentang offside, seorang pemain dinyatakan offside apabila pemain tersebut berada lebih dekat dengan garis gawang daripada bola dan dua pemain lawan terakhir.
Pada kasus Sane, saat menceploskan bola ke gawang Liverpool, secara posisi Sane memang sudah berada dalam posisi offside. Hal ini dikarenakan posisi ia lebih dekat dengan garis gawang daripada dua pemain terakhir Liverpool. Mengingat Liverpool hanya menyisakan satu pemain terakhir yang dekat dengan garis gawang yaitu Lovren, sementara kiper Loris Karius posisinya sudah berada di depan Sane.
Jadi berdasarkan aturan FIFA tersebut, secara posisi Sane memang sudah berada dalam posisi offside.
Namun itu belum selesai. Masalahnya, bola yang diterima oleh Sane bukan berasal dari umpan Gabriel Jesus; melainkan hasil bola muntah dari pemain Liverpool yakni James Milner. Ketika Karius terbang meninju bola, bola tersebut tidak jatuh ke kaki Gabriel Jesus, tapi jatuh ke kaki Milner lalu terpantul menuju Sane.
Sehingga, gol yang dicetak Sane seharusnya sah, karena ia menerima bola bukan hasil dari umpan Gabriel Jesus, melainkan hasil dari pantulan Milner.
Di sinilah kekeliruan terjadi. Hakim garis menganggap bahwa bola yang diterima Sane merupakan umpan dari Gabriel Jesus. Sekilas memang terlihat bahwa bola hasil tinjuan Karius itu seperti disentuh oleh Gabriel karena kakinya terlihat sedikit terangkat. Namun jika kita perhatikan lebih saksama lagi, sebelum kaki Gabriel berhasil menggapai bola, Milner sudah lebih dulu berhasil menyambarnya dari belakang.
Sial bagi Liverpool, karena bola hasil sambaran Milner jatuh di kaki Sane. Namun kemudian berubah menjadi sebuah keberuntungan karena hakim garis salah membuat keputusan.
***
Usai pertandingan, dalam sebuah sesi wawancara, Guardiola yang tahu betul bahwa gol tersebut seharusnya sah, mengeluarkan sindiran untuk wasit Antonio Lahoz. Ia berkata bahwa Lahoz adalah seorang yang spesial. Cara Lahoz untuk terlihat spesial adalah dengan mengeluarkan keputusan-keputusan yang nyeleneh dari aturan.
“Aku berkata padanya bahwa itu gol. Aku mengatakannya dengan sopan dan baik. Tapi Mateu itu memang orang yang spesial. Ia senang jadi berbeda. Ia senang untuk menjadi orang yang spesial,” sindir Guardiola.
Komentar