Perhatian pada Derbi Manchester kedua musim 1973/74 tertuju kepada Denis Law. Hari itu, 27 April 1974, Law kembali ke Old Trafford untuk kali pertama. Setelah sebelas tahun membela Manchester United dan memainkan peran penting dalam kejayaan klub, Law datang sebagai lawan.
Hanya ada satu gol yang tercipta di pertandingan tersebut—gol Law. Sampai hari ini, gol tersebut masih diceritakan sebagai gol yang mengirim United ke divisi kedua. Namun, benarkah begitu?
***
Dengan 237 gol dalam 404 pertandingan sepanjang 11 tahun masa baktinya di Old Trafford, julukan The King sangat layak disematkan kepada Law. Namun pada akhirnya semua akan berakhir juga. Pada jeda antarmusim tahun 1973, Law dilepas cuma-cuma ke Manchester City oleh manajer United saat itu, Tommy Docherty.
Sedikit banyak, fakta bahwa Law sudah mulai habis membuat Docherty cukup yakin untuk membiarkan Law tak lagi berseragam merah. Serangkaian cedera membuat mutu permainan Law menurun.
Cukup masuk akal dan profesional—namun Docherty tetap punya opsi untuk mempertahankan Law. Biar bagaimana, adalah Law yang meyakinkan dewan direksi United untuk mengangkat Docherty menjadi manajer pada Desember 1972, dan Law adalah satu dari dua Trinitas United (bersama George Best dan Bobby Charlton) yang tersisa. Docherty, toh, lebih suka membiarkan Law bergabung dengan klub lamanya.
***
Bersama Law, City biasa saja—Manchester Biru berkutat di papan tengah; tanpa Law, United kacau. Manchester Merah 7 kali kalah dalam 12 pertandingan pertama musim 1973/74. Memasuki Natal, pencetak gol terbanyak United adalah Alex Stepney—posisi Stepney adalah penjaga gawang, dan kedua golnya berasal dari tendangan penalti.
City bertandang ke Old Trafford untuk Derbi Manchester kedua musim itu sebagai penghuni bagian bawah papan tengah; United menjamu tetangganya sebagai penghuni zona degradasi. Dengan hanya satu pertandingan tersisa selepas derbi ini, United benar-benar membutuhkan kemenangan untuk menjaga peluang bertahan di Divisi Satu. Kalah berarti degradasi.
Dengan Divisi Satu sebagai taruhannya, United menyerang dan terus menyerang. Namun tanpa Law dan Best (yang meninggalkan United pada Januari 1974), gawang City tak tertembus. Lebih dari 80 menit berlalu tanpa satu pun gol tercipta.
***
Mempersembahkan banyak gelar kepada United, Law mendapat sambutan hangat dari Old Trafford, yang hari itu menampung jumlah penonton terbanyak sepanjang musim 1973/74.
Namun Law tidak lupa bahwa hari itu, ia mengenakan seragam berwarna biru. Ketika umpan Francis Lee menghampirinya di menit ke-82, Law yang membelakangi gawang United di depan tribun Stretford End melakukan yang terbaik: menendang bola dengan tumit.
Bola sepakan Law melewati Stepney dan bersarang di gawang United. Law, merasa telah mengirim klub yang ia cinta ke Divisi Dua, tak merayakan golnya.
“Aku jarang sekali merasa depresi dalam hidupku, namun akhir pekan itu berbeda,” ujar Law, dikutip dari laman ESPN. “Setelah 19 tahun mengorbankan semuanya untuk mencetak gol, aku mencetak satu gol yang kuharap nyaris tidak kucetak.”
***
Jangan samakan ketiadaan perayaan Law dengan ketiadaan perayaan para pemain yang menunjukkan rasa hormat kepada bekas klub. Ketiadaan perayaan Law hari itu lebih didasari oleh perasaan patah hati. Tak lama setelah mencetak gol, Law ditarik keluar.
“Sederhananya, ada kesedihan di sana,” tulis Frank McGhee dalam laporan pertandingannya untuk Daily Mirror. “Jarang sekali kulihat momen pedih olahraga seperti wajah Law setelah ia memastikan nasib klub lamanya. Dan aku tidak pernah melihat seseorang yang harus dihibur ketimbang diberi selamat setelah mencetak gol. Sepanjang hidupnya, Denis mencintai gol. Yang ini, walau sedikit istimewa, dia benci.”
Tak lama setelah Law meninggalkan pertandingan, penonton di Old Trafford tumpah ke lapangan dengan harapan pertandingan dibatalkan. Invasi lapangan berhasil mencapai tujuannya: untuk kali pertama, pertandingan sepakbola Inggris dihentikan akibat kekacauan massa. Namun, pihak FA menyatakan hasil pertandingan tak berubah. United kalah dan terdegradasi dari Divisi Satu.
Bukan karena Law, tentu saja. Bahkan jika hari itu United menang, mereka akan tetap turun ke Divisi Dua karena Birmingham City menang atas Norwich City. Rasa bersalah, walau demikian, terus menghantui Law bahkan puluhan tahun setelahnya.
“Aku tak dapat dihibur,” ujar Law kepada Daily Mail pada 2010. “Aku tidak ingin itu terjadi. Berapa lama perasaan ini bertahan? Berapa lama pertandingan itu sudah berlalu? Lebih dari tiga puluh tahun. Itu jawabannya.”
Pada 2014, Manchester Evening News kembali mengangkat kejadian itu. Law menghindar. “Aku tidak bisa mengingatnya. Aku tidak bisa mengingatnya,” ujar Law.
Law tidak mengirim United ke Divisi Dua dan dia pada akhirnya tahu itu, walau saat mencetak gol ke gawang Stepney yang ia tahu berbeda. Namun perasaan hari itu bertahan, pun begitu dengan narasi ngawur yang menyebut Law, sebagai pemain City, telah membuat United terdegradasi.
“Kadang-kadang para pendukung City mengingatkanku akan gol itu,” ujar Law dengan senyum masam.
Komentar