Mimpi Islandia lolos ke 16 besar Piala Dunia 2018 untuk kali pertama dalam sejarah, sirna. Islandia takluk 1-2 dari Kroasia di pertandingan terakhir Grup D, yang merupakan laga penentuan lolos tidaknya Islandia ke fase gugur.
Sejatinya, peluang Islandia untuk bisa mencapai fase gugur dalam debutnya di Piala Dunia terbuka lebar, asalkan mereka mampu mengalahkan Kroasia dalam pertandingan yang berlangsung di Rostov Arena, Rabu (27/6) dini hari WIB.
Upaya Islandia untuk meraih kemenangan atas Kroasia terlihat dari keputusan sang pelatih, Heimir Hallgrimsson yang tak banyak melakukan perubahan pada komposisi pemain. Sosok andalan seperti Birkir Bjarnason, Gylfi Sigurdsson, Johann Gudmundsson, hingga Alfred Finnbogason tetap diturunkan Hallgrimson.
Hasilnya sejak awal laga Islandia langsung tampil menekan. Mereka terus membombardir pertahanan Kroasia yang tampil dengan dominasi skuat lapis kedua. Beberapa peluang berbahaya didapatkan Islandia. Namun ketangguhan Lovre Kalinic di bawah mistar gawang Kroasia, membuat Islandia gagal memecah kebuntuan hingga babak pertama usai.
Setelah turun minum, dominasi permainan diambil alih Kroasia. Sejak paruh kedua dimulai, The Blazers tampil lebih agresif menekan pertahanan islandia. Hasilnya di menit ke-53, Milan Badelj berhasil membawa Kroasia unggul 1-0, melalui sepakan setengah voli yang menghujam gawang Hannes Thor Halldorsson.
Gol Badelj membuat Islandia tersentak, Our Boys meningkatkan lagi gelombang serangannya. Di menit ke-73, bek Kroasia Dejan Lovren melakukan pelanggaran handsball di kotak penalti sendiri. Wasit kemudian menunjuk titik putih. Sigurdsson ditunjuk sebagai eksekutor. Para pendukung Islandia tegang saat pemain Everton itu mengambil ancang-ancang melakukan sepakan 12 pas.
Sigurdsson dikenal sebagai pemain yang piawai dalam mengeksekusi bola mati. Tapi hal tersebut tak membuat para pendukung tenang. Apalagi di pertandingan sebelumnya menghadapi Nigeria, Sigurdsson gagal menjalankan tugasnya sebagai eksekutor penalti. Islandia pun takluk 0-2 dari Nigeria.
Tapi ini pertandingan yang berbeda. Tekanan yang dirasakan terbilang lebih besar, tapi Sigurdsson mampu mengatasinya dengan baik. Gelandang berusia 28 tahun itu kali ini berhasil menjalankan tugasnya sebagai eksekutor penalti. Islandia pun berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-76.
Sepuluh menit selepas gol tersebut, tersiar kabar dari Saint Petersburg Arena, venue pertandingan ketiga Grup D lainnya antara Argentina melawan Nigeria, Marcos Rojo baru saja membawa Argentina unggul 2-1 atas Nigeria. Kabar baik bagi Islandia, karena mereka peluang mereka menapak ke fase gugur semakin besar.
Islandia hanya butuh satu gol lagi untuk meraih kemenangan atas Krosia, sambil berharap keunggulan Argentina tak berubah. Bila itu terjadi, maka Islandia otomatis akan melenggang ke 16 besar bersama Kroasia karena unggul selisih gol atas Argentina yang juga akan mendapat raihan empat poin.
Tapi Islandia sepertinya terlalu bersemangat untuk mencetak gol tambahan hingga mereka lengah dan lupa menggalang pertahanan dengan baik. Alih-alih mencetak gol, gawang Islandia justru kebobolan lewat sepakan Ivan Perisic di menit ke-90.
Sial bagi Islandia, mereka tak mampu membalas gol tersebut. Keunggulan Kroasia pun bertahan hingga laga usia. Lebih nahas, karena Argentina berhasil mempertahankan keunggulan 2-1 atas Nigeria. Setelah wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir, Sigurdsson dan kawan-kawan yang kecewa pun hanya bisa terbaring di hamparan rumput hijau Rostov Arena.
Tambahan tiga poin atas Islandia membuat Kroasia melaju ke 16 besar sebagai juara Grup D dengan poin maksimum, sembilan. Di fase gugur, Kroasia sudah ditunggu Denmark yang lolos sebagai runner-up Grup C setelah bermain imbang melawan Perancis.
https://twitter.com/FMA/status/1011721902916714496
Foto: Twitter @Squawka
Komentar