Tanggal 29 Juni menjadi tanggal yang bersejarah bagi publik sepakbola Brasil dan Argentina. Dalam dua edisi Piala Dunia berbeda (1958 dan 1986) yang berakhir pada 29 Juni itu, dua kekuatan sepakbola terbesar di benua Amerika Selatan itu sukses menggondol trofi Jules Rimet.
Piala Dunia 1958 yang berlangsung pada 8-29 Juni menjadi momentum emas bagi Brasil untuk memekakan mata dunia. Brasil yang kala itu dibesut oleh Vincente Veola datang ke Swedia dengan kekuatan yang mengerikan, terutama di sektor penyerangan.
Barisan depan Brasil kala itu dihuni pemain-pemain seperti Pele, Manuel Francisco dos Santos (Garrincha), dan Mario Zagallo. Ketiganya menjadi trisula di lini depan dengan sokongan bola dari Didi yang berperan sebagai jenderal lapangan tengah.
Di fase grup, hadangan Uni Soviet, Inggris, dan Austria berhasil dilewati Brasil. Mereka pun memastikan satu tempat di perempatfinal dengan status juara Grup 4 setelah meraih dua kemenangan atas Austria (3-0) dan Uni Soviet (2-0), serta bermain imbang 0-0 dengan Inggris. Brasil terus melaju hingga menapak ke final, setelah membungkam Wales 1-0 di perempat final dan menumbangkan Perancis 5-2 di semifinal.
Di partai puncak, Brasil sudah ditunggu Swedia. Berhadapan dengan tuan rumah, Brasil tak terlalu diunggulkan karena Swedia juga menunjukkan performa impresif selama gelaran Piala Dunia 1958. Brasil pun tak diuntungkan sejarah, karena dalam empat edisi Piala Dunia sebelumnya, juara selalu berasal dari benua yang sama dengan tim tuan rumah.
Tapi prediksi tersebut terpatahkan. Brasil mengalahkan Swedia 5-2 di laga final untuk meraih gelar Piala Dunia pertama mereka dalam sejarah. Sukses tersebut pun menjadi awal kejayaan Brasil di event empat tahunan tersebut. Setelah itu, Brasil sukses menjuarai empat gelaran Piala Dunia selanjutnya (1962, 1970, 1994, dan 2002). Torehan lima trofi Jules Rimet yang dikoleksi Brasil membuat mereka menjadi tim tersukses sepanjang sejarah Piala Dunia.
***
Tepat 28 tahun kemudian, giliran Argentina yang berpesta pada 29 Juni. Pada penyelenggaraan Piala Dunia 1986, Albiceleste yang kala itu diperkuat Diego Armando Maradona, Jose Luis Brown, hingga Jorge Valdano menunjukkan performa impresif sepanjang turnamen yang diselenggarakan di Meksiko itu.
Argentina melewati fase grup dengan tanpa terkalahkan. Hadangan Italia, Bulgaria, dan Korea Selatan dilalui dengan hasil dua kemenangan dan satu imbang. Dengan raihan lima poin, Albiceleste melenggang ke 16 besar dengan status juara Grup A.
Di fase gugur, Argentina sukses melewati hadangan Uruguay (1-0) di 16 besar, Inggris (2-1) di perempatfinal, dan Belgia (2-0) di semifinal. Albiceleste kemudian menantang Jerman Barat di laga puncak, yang berlangsung di Estadio Azteca pada 29 Juni 1986.
Pertandingan antara Argentina dengan Jerman Barat berlangsung ketat. Argentina yang tampil agresif bisa membuka keunggulan pada menit ke-23 melalui Jose Brown. Seusai jeda, Jorge Valdano menambah keunggulan bagi Albiceleste di menit ke-55. Jerman baru bisa membalas di menit ke-74 melalui Karl-Heinz Rummenigge. Tujuh menit berselang, Rudi Voller mencetak gol untuk membawa Jerman menyamakan kedudukan.
Tapi skor imbang 2-2 tak bertahan lama. Tiga menit selepas Jerman merayakan gol, Argentina langsung membalas melalui lesakkan Jorge Burruchaga. Argentina kemudian merayakan gelar kedua mereka di Piala Dunia, melengkapi kesuksesan di tahun 1978. Sayangnya, hingga saat ini Argentina belum lagi meraih gelar juara Piala Dunia.
Komentar