Prediksi Uruguay vs Portugal: (Sedikit) Set Piece Penentuan

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Prediksi Uruguay vs Portugal: (Sedikit) Set Piece Penentuan

Menjadi juara Grup A tak lantas membuat Uruguay lega. Selain harus menghadapi runner-up Grup B, Portugal, mereka juga masih ditunggu lawan-lawan berat jika lolos ke babak selanjutnya; misalnya Perancis atau Argentina (yang akan bermain terlebih dahulu) di perempat final. Kalau pun bisa lolos ke semifinal, kemungkinan besar ada Brasil atau Belgia yang akan menunggu.

Pertandingan Uruguay menghadapi Portugal di babak 16 besar juga pantas dilabeli sebagai "big match kepagian". Banyak yang bilang Uruguay adalah kesebelasan Amerika Latin yang bermain seperti Eropa. Sementara sebaliknya, Portugal sebagai kesebelasan Eropa yang bermain seperti Amerika Latin.

Dari 16 negara yang lolos ke fase gugur, Uruguay adalah salah satu yang tampil paling meyakinkan bersama dengan Kroasia (Grup D). Timnas berjuluk La Caleste ini berhasil menyapu bersih Grup A dengan tiga kemenangan: 1-0 melawan Mesir, 1-0 melawan Arab Saudi, dan 3-0 melawan tuan rumah Rusia.

Gawang Fernando Muslera tak berhasil dibobol selama fase grup, yang membuat Uruguay menjadi satu-satunya kesebelasan yang selalu meraih nirbobol di Piala Dunia 2018 sejauh ini.

Kedua penyerang mereka, Luis Suarez dan Edinson Cavani, juga menjadi kekuatan utama La Celeste. Suarez berhasil mencetak dua gol, sementara Cavani satu gol. Meski hanya mencetak sebiji gol, Cavani menjadi salah satu pemain yang paling banyak melakukan tembakan. Selama fase grup, ia mencatatkan 4.3 tembakan per laga (tertinggi keenam di antara semua pemain).

Beralih ke Portugal, mereka memang hanya meraih posisi kedua di Grup B, tapi itu mereka dapatkan dengan sulit karena harus satu grup bersama Spanyol, kuda hitam Iran, serta Maroko yang bermain cemerlang selama Piala Dunia.

Sebenarnya Portugal dan Spanyol sama-sama mengumpulkan nilai 5 dari satu kemenangan dan dua hasil imbang, serta sama-sama berselisih gol plus satu (+1). Namun A Seleção das Quinas kalah dari jumlah gol. Mereka mencetak lima gol dan kebobolan enam gol, sementara Spanyol mencetak enam dan kebobolan lima.

Portugal mengawali petualangan Piala Dunia 2018 mereka dengan bermain imbang 3-3 melawan Spanyol, dilanjutkan dengan kemenangan 1-0 atas Maroko, dan bermain imbang 1-1 dengan Iran. Dari lima gol yang dicetak Portugal, empat di antaranya dihasilkan oleh jagoan utama mereka: Cristiano Ronaldo. Catatan ini menjadikan Ronaldo sebagai urutan kedua top skor sementara bersama Romelu Lukaku (Belgia).

Selain mencetak gol, Ronaldo juga terlihat sangat menonjol selama fase grup karena berhasil mencatatkan 5 tembakan per pertandingan (tertinggi kedua). Catatan ini hanya bisa dikalahkan oleh Neymar yang melakukan 5.3 tembakan per pertandingan.

Bola Mati Bisa Menjadi Kunci

Muslera dan Uruguay boleh berbangga karena mereka sejauh ini tak kebobolan. Namun melihat catatan Ronaldo, sudah sepatutnya Uruguay mewaspadai penyerang Real Madrid tersebut. Mungkin Uruguay bisa belajar dari Iran yang berhasil menutup pergerakan Ronaldo pada pertandingan terakhir Grup B.

Pada saat itu Ronaldo yang lebih banyak bermain di sisi kiri Portugal memang tak banyak menguasai bola. Sayangnya Iran tak berhasil melakukan backup terhadap rencana cadangan Portugal, karena Portugal kemudian lebih banyak mengalirkan bola ke sisi kanan kepada Ricardo Quaresma. Quaresma kemudian berhasil mencetak satu-satunya gol Portugal.

Jadi kalaupun Uruguay melakukan penjagaan ketat kepada Ronaldo, mereka harus bisa mewaspadai Quaresma di sisi kanan. Uruguay harus bisa belajar dan mengatur rencana yang lebih baik dari apa yang Iran lakukan.

Sebaliknya, Portugal juga sebaiknya khawatir dengan permainan mereka sendiri. Soal menyerang, mereka tak bisa selalu mengandalkan Ronaldo, meski mereka pada akhirnya (misalnya) mendapatkan penalti sekalipun.

Ronaldo sendiri menjadi salah satu pemain yang paling sering dilanggar di Piala Dunia ini. Rata-rata ia dilanggar 4.3 kali per pertandingan (tertinggi ketiga setelah Neymar dan Eden Hazard).

Selama fase grup –sebelum menghadapi Iran– Portugal adalah salah satu kesebelasan yang kelihatan tak memiliki rencana cadangan jika Ronaldo berhasil ditutup. Hal ini dibuktikan dengan angka operan panjang mereka yang mencapai 72 long ball per pertandingan (tertinggi di antara kesebelasan yang lolos ke fase gugur).

Portugal yang sering mengalami kebuntuan dalam menciptakan peluang juga berhasil tercermin dari persentase tembakan dari luar kotak penalti mereka: 64% (tertinggi di antara seluruh kesebelasan).

Bagaimanapun Uruguay bukanlah Maroko atau Iran. Barisan pertahanan Uruguay lebih solid dan berpengalaman. Jika Ronaldo berhasil ditutup, kemudian Quaresma dan para pemain lainnya juga berhasil diantisipasi, serta menjaga agar bola Portugal tak bisa masuk ke kotak penalti, maka Portugal dan gol bisa jadi tak berjodoh pada pertandingan nanti.

Soal bertahan, Portugal juga sudah kebobolan empat gol. Melihat dari catatan gol Uruguay, empat dari lima gol yang dicetak oleh La Celeste adalah melalui set piece.

Ada beberapa pemain yang bisa melakukan keajaiban malam nanti. Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Luis Suarez (Uruguay) adalah dua di antaranya. Namun Uruguay punya senjata yang tak Portugal miliki, yaitu pemanfaatan bola mati. Didukung dengan VAR, bisa jadi pertandingan ini akan ditentukan dari situasi bola mati.

Tapi Wasit Malam Ini Tak Murah Memberikan Pelanggaran

Dari hal-hal di atas, kami memprediksi Uruguay akan menang 1-0. Namun prediksi ini bisa jadi akan gugur jika Ronaldo berhasil menunjukkan magisnya sebagai pemain terbaik dunia.

Apalagi jika sebelumnya Lionel Messi dan Argentina berhasil menang atas Perancis, maka akan lebih menarik jika Portugal bisa menang atas Uruguay; karena itu berarti akan menciptakan duel antara dua pemain terbaik dunia di perempatfinal nanti: Cristiano Ronaldo vs Lionel Messi.

Efek psikologis, terutama dari wasit, hampir tak bisa memungkiri hal di atas. Pertandingan Uruguay melawan Argentina akan dipimpin oleh César Arturo Ramos asal Meksiko. Selama fase grup, ia adalah salah satu wasit yang jarang memberikan pelanggaran (terendah keempat). Angka pelanggarannya adalah 27,5 foul per pertandingan (urutan 13 dari 20 wasit).

Jadi jika set piece yang bisa menjadi kunci, kemudian Uruguay adalah kesebelasan yang paling bisa memanfaatkannya, masalahnya situasi bola mati –terutama tendangan bebas– kemungkinan kecil akan banyak terjadi nantinya. Sebaliknya, Portugal dan Ronaldo juga tak bisa berbesar hati, masalah lainnya: wasit Ramos juga belum pernah sekalipun memberikan penalti selama Piala Dunia.

Komentar