Inggris akan menghadapi Kolombia di babak 16 besar Piala Dunia 2018. Laga yang akan berlangsung di Spartak Stadium, Rabu (3/7) dini hari WIB itu merupakan ujian sesungguhnya bagi The Three Lions untuk menunjukkan bahwa mereka layak dianggap sebagai tim unggulan.
Bisa dibilang, Inggris tidak menemui kesulitan berarti dalam perjalanannya lolos ke babak 16 besar sebagai runner-up Grup G. Mereka tampil cukup dominan di fase grup dengan melewati hadangan Tunisia (2-1) dan Panama (6 -1). Dua kemenangan dalam dua laga tersebut sudah memastikan Inggris tampil di 16 besar.
Satu-satunya pertandingan “berat” yang dihadapi Inggris di fase grup adalah menghadapi Belgia pada laga pamungkas Grup G. Tapi laga tersebut sudah tidak lagi menentukan nasib kedua kesebelasan.
Inggris dan Belgia yang sudah dipastikan lolos ke 16 besar melakukan rotasi besar-besaran pada komposisi pemain yang diturunkan. Delapan perubahan dilakukan Inggris, sementara Belgia melakukan sembilan perubahan. Pertandingan tersebut pun tak lebih dari pertunjukan pemain lapis kedua.
Situasi berbeda tentu akan dirasakan Inggris di babak 16 besar saat menghadapi Kolombia. Biar bagaimana, Kolombia lolos ke 16 besar dengan status juara Grup H. Performa Tricolor di fase grup pun tak bisa dipandang enteng. Sempat kalah 1-2 dari Jepang di laga perdana, Kolombia bangkit dengan meraih kemenangan dalam dua laga selanjutnya menghadapi Polandia (3-0) dan Senegal (1-0).
Kekuatan Set Piece Inggris
Modal bagi Inggris untuk membungkam Kolombia adalah lini serang mereka yang produktif selama babak penyisihan. Inggris boleh hanya lolos sebagai runner-up. Tapi poin mereka sama dengan Kolombia. Bedanya justru Inggris lebih banyak mencetak gol. Meski hal ini bisa jadi menandakan Grup G adalah grup yang relatif mudah.
Dari tiga pertandingan, Inggris mampu membukukan delapan gol. Harry Kane menjadi sosok sentral dibalik produktivitas Inggris sejauh ini. Penyerang Tottenham Hotspur itu telah mengoleksi lima gol dan untuk sementara memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2018.
Selain itu, situasi set piece juga bisa menjadi andalan Inggris untuk mengoyak gawang Kolombia. Pasalnya, empat dari delapan gol yang dibukukan Inggris berawal bola mati. Itu adalah angka tertinggi (bersama Uruguay) di antara semua kesebelasan Piala Dunia 2018.
Di laga melawan Tunisia, dua gol yang dibukukan Kane setelah memaksimalkan umpan sepak pojok. Kemudian di laga melawan Panama, dua dari enam gol Inggris pun dibukukan melalui bola mati.
Dalam situasi set piece, Kane bukan satu-satunya andalan Inggris. The Three Lions juga memiliki bek-bek jangkung yang kerap kali naik membantu penyerangan saat situasi bola mati. John Stones, Phil Jones, dan Harry Maguire adalah tiga yang menjadi sorotan. Dua nama pertama reguler tampil.
Stones, sejauh ini menjadi pemain belakang paling produktif Inggris dengan catatan dua gol, yang bermula dari proses bola mati. Lagipula selain tiga nama di atas, Inggris sebenarnya mencatatkan 60,8% kesuksesan duel udara, yang menjadi persentase tertinggi kedua di antara semua kesebelasan (di bawah Rusia dengan 62,6%).
Kecepatan Sisi Kanan Kolombia
Punya lini serang produktif juga piawai dalam memanfaatkan situasi bola mati memang bisa menjadi keuntungan bagi Inggris. Tapi yang perlu diingat, Kolombia bukan Tunisia apalagi Panama. Selama fase penyisihan, Kolombia menunjukkan bahwa mereka punya lini pertahanan yang solid.
Dari tiga pertandingan di fase grup, hanya dua kali gawang Kolombia kebobolan. Dari dua gol yang bersarang di gawang David Ospina, hanya satu yang dihasilkan melalui situasi open play. Sementara satu gol lainnya berasal dari eksekusi penalti.
Selain itu, lini pertahanan Inggris juga patut waspada terhadap agresivitas pemain sayap Kolombia. Lebih dari separuh alur serangan Kolombia terpusat pada James Rodriguez (kiri) dan Juan Cuadrado (kanan) dalam formasi dasar 4-2-3-1. Sektor sayap kanan yang merupakan pos Cuadrado menjadi poros serangan Kolombia. Statistik mencatat, 47% serangan yang dibangun Kolombia bermula dari sayap kanan (tertinggi).
Agresivitas para pemain sayap Kolombia terlihat kentara saat mengalahkan Polandia 3-0. Dalam laga tersebut, dua dari tiga gol Tricolor dicetak melalui kombinasi permainan yang dipusatkan di sektor sayap.
Gol pertama dari Yerry Mina berawal dari pergerakan Juan Cuadrado di sektor kanan penyerangan Kolombia. Pergerakan tersebut diakhiri dengan operan kepada Quintero, yang langsung memberi umpan pendek kepada James Rodriguez. James kemudian mengakhirinya dengan umpan silang yang berhasil disambut Mina.
Kemudian gol ketiga dari Cuadrado pun tercipta melalui kombinasi serangan dari kedua sisi sayap Kolombia. Bermula James Rodriguez yang melepaskan umpan terobosan dari sisi kiri penyerangan Kolombia, Cuadrado yang muncul dari lini kedua pun langsung melakukan tusukan ke jantung pertahanan Polandia. Larinya yang cepat, membuat pemain Juventus itu bisa leluasa merangsek ke kotak penalti lawan dengan mudah. Cuadrado pun akhirnya sukses menjebol gawang Wojciech Szczesny.
Tentu ini menjadi sinyal bahaya bagi pertahanan Inggris yang memiliki rasio kebobolan satu gol per satu pertandingan. Dari tiga laga di fase grup, gawang Inggris selalu kebobolan satu gol. Di laga melawan Belgia, satu gol yang bersarang ke gawang Jordan Pickford berasal dari pergerakan Adnan Januzaj dari sektor kiri pertahanan mereka.
***
Selain hal-hal di atas, Kolombia juga cukup baik dalam memanfaatkan situasi bola mati untuk mencetak gol. Ada tiga gol yang berhasil dibukukan Kolombia melalui bola mati. Hal tersebut pun harus diwaspadai pertahanan Inggris. Mengingat, dua dari tiga gol yang bersarang ke gawang Pickford pun berasal dari set piece yang bisa dimaksimalkan lawan.
Wasit yang akan memimpin pertandingan nanti adalah Mark Geiger asal Amerika Serikat. Dari semua wasit di Piala Dunia, Geiger tercatat sebagai yang tertinggi kedua dalam memberikan pelanggaran (32,5 pelanggaran per pertandingan, sama banyaknya dengan Cuneyt Cakir). Hal ini tentu menjadi pendukung lainnya untuk set piece berjaya di laga nanti.
Prediksi kami, Inggris dan Kolombia akan bermain terbuka sejak awal, mengingat kedua kesebelasan punya lini serang yang bagus. Meski begitu, agak sulit untuk terjadinya hujan gol karena laga akan berlangsung ketat. Kemungkinan, Inggris akan memenangi pertandingan dengan skor tipis 2-1. Kecuali jika pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti, narasinya akan berbeda lagi...
Komentar